Victor terlihat mengangkat beberapa wadah minyak tanah dan menempatkannya di sebelah kuil. Dia berencana akan membakar Daniel hidup-hidup nanti malam.
"Kamu yakin rencana kamu bakal berhasil?"
Victor menoleh, dia mendapati sang ibu yang tengah berdiri di sebelahnya. Namun kali ini ibunya hanya sendirian, dia tidak membawa anaknya lagi.
"Gimanapun juga Victor gamau Velin kenapa-kenapa" ucap Victor.
"Victor" panggil ibunya dengan suara pelan.
"Mah, Victor mau bawa Velin pergi dari sini. Dia pengin piknik di taman, makan kue brownis dan duduk diatas rumput hijau" ucap Victor.
Victor kembali mengangkat minyaknya dan menumpuk minyaknya di depan. Lalu dia menutupinya dengan sebuah kain.
"Victor, mamah cape... Dengan kaya gini kamu pikir kita bisa hidup lagi?"
Victor terdiam, dia menunduk menatap kedua kakinya sendiri. Malam itu Velin menjerit meminta tolong namun dia tidak bisa melakukan apapun. Malam itu Velin berkata bahwa dia pembohong, dia tidak bisa menyanggupi janjinya sendiri.
*Tes*
Setetes air mata Victor luruh, dia lalu menatap sang ibu yang masih menatapnya. Victor menggeleng pelan, setidaknya dia tidak ingin melihat Velin yang meraung kesakitan di depannya.
"Victor sayang sama Velin, adek Victor. Selama ini dia yang selalu ada di samping Victor, dia yang bikin Victor senyum mah... Dan pada akhirnya Victor ga bisa ngelakuin apapun kan?" Ucap Victor dengan bibir bergetar.
Victor benar-benar merasa gagal menjadi seorang kakak. Padahal dia bisa saja menyelamatkan Velin, jika saja dia tidak menyerahkan Velin pada Daniel maka Velin bisa merasakan semuanya.
Sebelah tangan Victor terkepal, dia benar-benar akan membunuh Daniel malam ini. Pria yang selalu ingin menjadikan dirinya nomor satu di keluarga, dia selalu merendahkan Victor dan saudara lainnya.
.
.
.*Ceklek*
Hani, Rasya dan Velin mendongak menatap Victor yang baru saja masuk kedalam kamar. Victor mendekat pada Velin, dia lalu menatap Velin dengan wajah khawatir karena melihat sisa air mata Velin di pipi gadis itu.
"Kamu kenapa?" Tanya Victor pada Velin.
"Gapapa ko, Abang habis dari mana?" Tanya Velin sembari mencoba tersenyum.
Victor terdiam sejenak melihat senyuman Velin, dia lalu menatap Rasya dan Hani yang tengah mengusap air mata mereka sendiri.
"Kalian ikut Abang" ucap Victor lalu menarik Velin turun dari atas kasur.
Victor berencana akan mengunci mereka di pos satpam yang jauh dari kuil. Mereka akan aman disana, dia akan memancing Daniel dan membakarnya di kuil.
"Loh Abang kenapa kita kesini?" Tanya Velin.
Hani dan Rasya menatap Victor yang kini mendudukan Velin di salah satu bangku, Victor lalu berjongkok di depan Velin dan menggenggam tangan Velin.
"Kamu tunggu Abang disini ya, nanti Abang jemput lagi, kalian jangan keluar sebelum Abang kesini. Besok Abang bawa kamu piknik ke taman kota" ucap Victor sembari mengusap pipi Velin.
Velin menggeleng, dia hendak berbicara namun Victor terlebih dulu berdiri dan menatap kearah Hani dan Rasya.
"Jangan keluar dari sini sampe Abang balik, kalian paham"
Rasya menatap Victor dengan tatapan meneliti, jangan bilang dia akan melakukan semua itu sendirian. Victor lalu segera menutup pintunya, dia berbalik dan mengambil sebuah palu lalu berjalan meninggalkan pos satpam.

KAMU SEDANG MEMBACA
TRIO KWEK-KWEKK {🦆³}
FantasíaKisah tiga gadis penjelajah novel. PERHATIAN baca label sebelum membaca cerita ini!! ⚠️Berisi banyak cerita yang bakal dimasuki oleh ketiga gadis (Rasya,Hani,dan Velin) ⚠️Ada konten dewasa yang belum dewasa bisa skip judulnya nanti ya di daftar, kon...