{05} AKHIR BAHAGIA?

8.1K 1.9K 182
                                    

Usia kandungan Velin sudah mendekati hari-hari kelahiran. Candra semakin mengawasi istri tercintanya itu. Velin pindah ke mansion Rasya dengan alasan jika tidak ada Candra saat kontraksi terjadi setidaknya ada yang lainnya dibanding hanya seorang diri di rumah dinas Candra.

"Tante Dede bayinya nanti milip Oo gantengnya?" Tanya Cio yang sejak Velin pindah kesana tidak pernah absen menemui calon ibu dan bayi kembar itu.

"Engga dong masa ompong mirip Oo"

Hani masuk kedalam kamar Velin, dia lalu memberikan susu pada Velin. Cio menatap Hani dengan wajah sedih, dia lalu memeluk perut Velin.

"Kan nanti Oo mau pamel pas masuk sekolah"

"Ga boleh pamer, Oo nanti kamu ga punya temen loh" ucap Velin lalu mengusap kepala Oo di perutnya.

"Aunty Velin cantik Oo mau lebut aunty dari uncle boleh?"

"Nanti kamu kena tembak jangan macem-macem" ucap Hani yang tidak habis pikir dengan Cio yang menjadi fans berat Velin sejak mengenal cewe cantik.

"Oo juga punya tembak-tembakan!"

"Beda O kalo punya Oo kan isinya peluru karet kalo punya uncle Candra isinya bom, mampus kan"

Cio langsung duduk dan membulatkan mulutnya, Hani menahan tawanya sendiri dia lalu mengangguk membuat kedua mata Cio kini membulat.

"Belati uncle itu jahat dia penjahat di tivi yang suka nangkep-nangkep olang"

"Bukan, uncle kamu itu nangkep orang jahat bukan jadi penjahat" jelas Velin dan Cio mengangguk.

"Mirip sama Abang Reza nanti, Oo kalo besar mau jadi apa?" Tanya Velin pada Cio.

"Jadi apa ya... Ndak tau jadi apa aja bisa" ucap Cio sembari menggaruk kakinya.

"Oo makan sini" teriak Rasya di depan, Cio langsung meloncat turun dan memberikan ciuman jarak jauh untuk Velin lalu berlari keluar.

"Gile bibit unggul aligator itu" gumam Hani sembari menggelengkan kepalanya.

"Vel, gimana? Lo mau lahiran normal atau sesar?" Tanya Hani yang kini beralih menatap Velin.

"Katanya Sesar, nanti ke rumah sakit" ucap Velin lalu mengusap perutnya yang besar itu.

"Tapi Velin takut deh" ucap Velin lagi dan Hani menggeleng.

"Gausah takut itu kodrat kita jadi perempuan, lagian ada Candra nanti yang nemenin" ucap Hani, Velin lalu mengangguk dan kembali meminum susunya.

Candra memeluk Velin, jadwal operasi sesar dilakukan dua jam lagi. Kondisi Velin benar-benar sehat, dan Candra sangat bersyukur akan hal itu.

Sebenarnya yang lebih cemas adalah Candra, Velin terlihat tenang-tenang saja di pelukan pria itu. Candra mengusap kepala Velin, dia bahkan masih memakai seragam tentaranya. Dia memang ingin mengambil cuti namun ada tugas penting di kantor sehingga dia hanya bisa mengambil setengah dari jam kerjanya seperti biasa.

"Detak jantungnya Candra mirip orang habis maraton" ucap Velin yang mendengar detak jantung Candra.

Candra tersenyum dia mengenggam tangan Velin dan mengangguk. Jujur saja ini pengalaman pertamanya menemani istrinya melahirkan buah hati mereka berdua.

"Sakit perutnya?" Tanya Candra dan Velin mengangguk.

"Dedek bayinya ga sabar mau liat ayahnya" ucap Velin membuat Candra kembali tersenyum.

"Ga sabar juga liat ibunya yang cantik ini"

Velin tersenyum, dia menutup matanya menahan gejolak di dalam perutnya. Tak lama dokter datang beserta suster dan membawa kursi roda.

TRIO KWEK-KWEKK {🦆³}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang