{10} RASYA BERAKSI

5.4K 1.4K 39
                                    

Rasya memakan makanannya dengan elegan menunjukan bahwa dirinya pantas duduk di meja bersama dengan keluarga ini.

Michael beberapa kali melirik kearah Rasya, bagaimanapun keluarganya masih menatap Rasya dengan tatapan meneliti. Dia awalnya takut kalau Rasya akan gerigi namun nyatanya gadis itu terlihat santai dan masih bisa tersenyum manis.

"Jadi kamu sekarang kerja di toko bunga?" Tanya ibu Michael mencoba membuka percakapan setelah Rasya memperkenalkan dirinya.

"Iya Tante, sebenernya itu toko keluarga dan sekarang aku yang ngurus" jawab Rasya lalu dia tersenyum.

"Berapa umur kamu sekarang?" Tanya salah satu pria yang duduk di sana, dia adalah paman Michael yang ikut dinner untuk menyeleksi kelayakan calon istri yang Michael bawa.

"23 tahun " jawab Rasya.

"Kamu ga kuliah? Kamu masih muda loh" tanya ibu Michael lagi.

Rasya tersenyum mendengar pertanyaan dari ibu Michael. Jika ada yang bisa di banggakan dari seorang penjual bunga sepertinya itu adalah ini...

"Aku lulus sekolah dasar 2 tahun lebih cepet dari murid lainnya, terus mamah aku bawa aku ke luar negri buat lanjutin study. Aku lulus dari London School of Economy and Political Science dalam waktu dua tahun terus balik ke sini dan nerusin usaha keluarga karena mamah sama papah meninggal 3 tahun yang lalu" jelas Rasya pada mereka.

"Terus juga bisnis bunganya kemaren kita udah buka cabang di London disini juga udah ada lima cabang" lanjut Rasya.

Bukan hanya keluarga Michael yang terkejut Michael juga syok mendengar ucapan Rasya. Ternyata dia bukan gadis sembarangan, dia pikir saat Rasya bilang dia bekerja di toko bunga dia mengira kalau toko bunganya kecil seperti kios namun dia bahkan sudah memiliki cabang di luar negeri.

"Nama toko bunganya apa kalo boleh tau?" Tanya ibu Michael. Pasalnya dia pernah mendengar ada pengusaha toko bunga yang sukses menjalankan bisnis seorang diri.

"Fleuriste'C bleu" jawab Rasya dan seketika ibu Michael menutup mulutnya tak percaya.

"Mamah sering beli bunga disitu ternyata kamu pemiliknya? Bunga di rumah ini juga semua mamah beli dari situ" ucapnya dengan wajah syok.

Rasya terkekeh pelan dia sudah menduganya karena bunga yang ada di vas rumah ini tigak begitu asing baginya.

"Ya ampun kamu kenal sama Rasya dimana?" Tanya ibu Michael pada sang putra.

"Kita ga sengaja ketemu waktu di perusahaan Michael kebetulan perusahaannya dia mesen banyak bunga jadi kita ketemu disana tante" jelas Rasya.

Michael yang hendak membuka suara mengangguk membenarkan ucapan Rasya. Dia pasti sudah tau hal ini karena Rasya adalah pemilik toko bunga yang direkomendasikan sang ibu. Dia menggunakan bunga yang ia beli dari toko Rasya untuk mendekor perusahaannya dalam acara ulang tahun perusahaan. Sangat kebetulan sekali bukan.

"Panggil mamah aja jangan tante" ucap Ibu Michael dan Rasya mengangguk.

"Ayo lanjutin makannya nanti kita ngobrol lagi" lanjut sang ibu dan mereka kembali melanjutkan acara makan mereka.

Sebenarnya Rasya sudah tau dan sudah mempersiapkan semuanya sejak awal. Karena keluarga Michael bukan keluarga sembarangan. Bisnis besar di kota ini dipegang oleh mereka, dan keturunan keluarga Michael selalu menjadi pengusaha sukses.

Perlakuan keluarga Michael pada Rasya hanya sebagai pembuktian atau bisa dibilang seleksi awal apakah Rasya layak menjadi menantu mereka atau tidak. Karena banyak dari wanita di jaman sekarang yang hanya mengandalkan penampilan mereka saja. Dan kebanyakan dari mereka hanya mengincar harta dari keluarga ini.

Terbukti dengan kakak Michael yang menikah dua kali setelah gagal di pernikahan pertama. Mungkin hal itu juga yang menjadikan mereka lebih waspada pada gadis yang dibawa masuk oleh Michael.

Namun bukan Rasya namanya jika dia tidak bisa melewati ini dengan mudah. Beruntung dia selalu mendapatkan tokoh yang otaknya pintar. Untuk Hani dia yakin gadis itu bisa melewatinya dengan mudah karena Hani sangat licik. Dan untuk Velin, gadis itu mempunyai senjata yang sangat ampun untuk menaklukan hati emak-emak hanya dengan wajah imutnya.

.
.
.
.

"Soal tadi maaf ya kalo mungkin mamah sama yang lainnya jadi ngungkit tentang ibu sama ayah lo"

Michael melihat Rasya mengangguk, dia lalu menghela nafas dan duduk di sebelah Rasya. Setelah acara makan malam selesai mereka berbincang-bincang sejenak di ruang tamu sebelum jam menunjukan pukul 11 dan ibunya menyuruh agar Rasya beristirahat.

Dan ibunya memaksa agar Rasya tidur di kamar Michael karena katanya kamar tamu sedang di bersihkan. Tentu saja itu hanya alibi, nyatanya kamar tamu sangat bersih dan rapih karena ada pelayan sendiri yang setiap hari membersihkan kamar itu.

"Kalo ngantuk Lo tidur aja di kasur nanti gue tidur di sofa" ucap Michael lagi.

"Gue kayaknya mau mandi dulu deh" ucap Rasya sembari berdiri.

Michael mengangguk kemudian dia menatap keluar balkon kamarnya. Rasya yang hendak masuk kedalam kamar mandi berhenti dan berputar kembali menatap Michael.

"Baju gantinya mana?" Tanya Rasya pada pria itu.

"Nanti dibawa pelayan masuk gue juga mau keluar ngambil minum"

Michael berdiri lalu dia berjalan menuju pintu namun suara Rasya menghentikan langkahnya.

"Lo bisa tolongin gue?" Tanya Rasya pada Michael.

Michael menoleh dia lalu menatap Rasya yang berjalan kearahnya. Di luar ibu Michael yang berpapasan dengan pelayan yang membawa baju untuk Rasya mengentikan langkah pelayan tersebut.

"Sini bajunya"

Pelayan tadi mengangguk dan memberikan satu set pakaian yang baru dibeli dengan ukuran untuk Rasya pada ibu Michael. Pelayan tadi lalu menunduk dan segera pergi dari sana.

Ibu Michael tersenyum senang, sejak pertama melihat Rasya dia memang sudah yakin bahwa gadis itu berbeda dengan gadis lainnya. Namun dia harus tetap waspada maka dari itu dia bersikap teliti pada Rasya. Namun kenyataanya memang sangat memuaskan, dia jadi tidak sabar ingin melihat keduanya menikah nanti.

*Ceklek*

"Mamah bawain baju gan- astaga mamah ganggu kalian ya?"

Rasya mendongak menatap ibu Michael yang berdiri di pintu dengan wajah terkejut, Michael yang sedang menurunkan resleting dress-nya juga terlihat terkejut melihat sang ibu di depan.

"Mamah cuma bawa baju buat Rasya. Ini bajunya mamah taruh diatas meja ya, kalian lanjutin aja kegiatannya mamah ga bakal ganggu" ucap ibu Michael lalu dia segera berlari keluar sebelum Rasya bersuara.

"Kayaknya bakal timbul fitnah manis" ucap Rasya yang melihat pintunya kembali tertutup.

Michael berdiri setelah selesai menolong Rasya membuka resleting dress yang agak susah dibuka. Dia sebenarnya ingin berganti pakaian dengan dress lain namun Michael saat itu sudah berdiri di depan kamarnya dan mengetuk berulang kali. Alhasil Rasya memakai dress ini.

"Thanks" ucap Rasya lalu dia berjalan menuju meja dan mengambil bajunya.

Michael menatap Rasya sampai gadis itu lenyap masuk kedalam kamar mandi. Setelah Rasya masuk dia segera duduk dan melonggarkan dasinya sendiri. Michael mengusap wajahnya yang memerah. Punggung gadis itu terekspos jelas saat Rasya berjalan menuju kamar mandi. Apa dia tidak menyadarinya?

TRIO KWEK-KWEKK {🦆³}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang