Hani berjalan-jalan di area gerbang panti asuhan. Dia lalu berhenti di depan gerbang dan menatap keluar dimana ada pemandangan jalanan yang ramai.
"Gue heran kenapa ga ada satupun surat kabar atau koran atau apa yang nyantol di depan pintu gerbang" gumam Hani sembari menatap lurus kedepan.
Hani lalu menunduk dan melihat bahwa gerbangnya terkunci dari dalam. Hani menghela nafas, dia lalu berbalik hendak pergi kembali ke dalam namun suara gesekan kertas terdengar.
*Srakkk*
Hani berhenti dan langsung berbalik, dia lalu melihat ada koran yang terselip di bawah gerbang panti asuhan. Hani menaikan sebelah alisnya sembari berjongkok hendak mengambil korannya.
"Perasaan tadi ga ada deh atau mata gue aja yang rabun karena kebiasaan liat cogan?" Gumam Hani yang kini sudah mengambil korannya.
Hani lalu membaca berita pertama di koran tersebut, yang menampilkan sebuah bangunan yang terbakar. Kemudian dia membaca judul beritanya dan terdiam syok.
"Astaga naga, demi roti sobek para budjang yang pernah gue pegang...ini ga mungkin"
Hani melotot, dia lalu segera berbalik dan berlari dari sana sembari meremas korannya. Dia harus menemui Rasya dan Velin.
.
.Velin duduk dengan tenang memangku coklat yang diberikan Ganzelo padanya. Dia tengah berada di ruangan pria itu. Terlihat Ganzelo sedang sibuk mengurus beberapa dokumen, karena Rasya menjadi guru pengganti tugas Rasya sebelumnya dikerjakan oleh Ganzelo.
Velin mengamati wajah Ganzelo sembari mengunyah coklat. Dia ingin bertanya lebih tentang topik bahasan kemarin, yaitu iblis. Apa dia boleh bertanya sekarang? Dia harus mengorek informasi dari Ganzelo.
Velin lalu menunduk menatap coklat di tangannya, jika dipikir-pikir pria itu baik padanya selama ini. Dia juga yang menyelamatkannya dari kejadian mengerikan malam itu.
Saat Velin sedang asik melamun tiba-tiba saja sebuah tangan menyentuh kepalanya. Velin sontak langsung mendongak, dia kemudian melihat wajah Ganzelo.
"Kakek sejak kapan disini? Tadi kan disana lagi baca dokumen?" Tanya Velin.
Ganzelo terkekeh pelan, dia lalu duduk di sebelah Velin dan menghela nafas.
"Lagi ngelamun masalah apa? Coba bilang sama kakek" ucap Ganzelo.
Velin melirik Ganzelo, apa tidak papa? Siapa tau dia bisa mendapatkan informasi yang nanti berguna untuk mereka di cerita kali ini.
"Velin masih emm...penasaran soal perjanjian iblis yang kemaren kakek bilang" ucap Velin agak ragu.
Ganzelo kembali tertawa kecil, dia lalu mengangguk dan mengusap kepala Velin.
"Mau kakek ceritakan cerita yang menarik?" Tanya Ganzelo pada Velin.
Velin menganggukan kepalanya dengan wajah berbinar, tapi bukan tentang cerita dongeng gajah dan semut kan.
"Dulu ada seorang pria yang tamak, dia ingin menguasai dunia..."
....
Di sebuah ruangan terlihat seorang pria tengah duduk sembari menatap sesosok makhluk besar di depannya yang tengah tertawa.
"Kau mau melakukan perjanjian denganku?"
Pria itu mengangguk, dia ingin berjaya, segalanya harus berada dibawah kendalinya.
"Kau tau membuat perjanjian dengan iblis sepertiku bukan hanya sebuah penjanjian biasa"
Pria di depan mengepalkan kedua tangannya, demi ibunya dia harus menguasai negri ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRIO KWEK-KWEKK {🦆³}
FantasyKisah tiga gadis penjelajah novel. PERHATIAN baca label sebelum membaca cerita ini!! ⚠️Berisi banyak cerita yang bakal dimasuki oleh ketiga gadis (Rasya,Hani,dan Velin) ⚠️Ada konten dewasa yang belum dewasa bisa skip judulnya nanti ya di daftar, kon...