"Dia ga nyari emaknya Ash emang selama ini Ras?"
"Dia nyari cuma karena emang ga ada informasi apapun tentang ibunya Ash" jawab Rasya yang menjawab pertanyaan Hani barusan.
Mereka tengah berdiri di pojok ruangan ala hantu yang tengah memperhatikan seseorang. Di depan ada ayah kandung Ash yang tengah mengerjakan laporan.
"Usahanya berhasil tapi dia ga keliatan bahagia" ucap Velin.
Setelah mereka mencari tau ternyata ayah kandung Ash bukan hanya pemilik hotel dimana Ash bekerja namun dia memiliki lima cabang yang dua diantaranya ada diluar negri. Namun dia masih saja belum menikah, tidak banyak berita tentang kehidupan asmaranya selama ini.
Dia hanya dekat dengan seorang wanita dan itu hanya berlangsung beberapa bulan saja sebelum wanita itu memilih menikah dengan laki-laki lain.
"Sad boy banget pasti dia cinta mati sama emaknya Ash" ucap Hani dengan helaan nafas panjang.
"Tapi dia tau kalo Ash itu anaknya Ras?" Tanya Velin dan Rasya menggeleng.
"Terus kita harus gimana?" Tanya Hani pada Rasya.
Rasya menatap ayah kandung Ash yang kini berjalan kearah sofa dan merebahkan dirinya disana. Dia terlihat sangat kelelahan dan ingin beristirahat.
"Hani Velin gue butuh bantuan kalian buat jadi artis di skenario yang udah gue buat" ucap Rasya sembari tersenyum miring.
"Skenario?" Tanya Velin dan Hani secara bersamaan.
.
.
.
.Hariz menatap hamparan rerumputan luas di depannya. Dia lalu menutup matanya dan menghirup udara segar. Dia merasa sangat tenang sekarang setelah beberapa tahun belakangan.
Hariz jadi teringat masa-masa mudanya dulu, dia sering membawa kekasihnya ke tempat indah seperti ini saat liburan. Masa-masa yang akan dia kenang sepanjang hidupnya.
Walaupun saat ini dia tidak bisa melakukannya lagi, gadis itu sudah pergi bersama lelaki lain. Namun Hariz tidak membencinya, dia hanya kecewa pada dirinya sendiri yang tidak bisa membahagiakan gadis itu.
"Dessi" gumam Hariz sangat pelan.
"Hariz"
Hariz segera membuka kembali matanya, dia lalu melihat ada sosok yang selama ini dia rindukan tengah duduk di depannya sembari mengangkat sebuah gelas berisi teh.
"Kamu kenapa? Ko malah tidur si kan kita lagi piknik sekarang"
"Dessi" panggil Hariz dan gadis di depannya tersenyum.
"Kamu pasti cape kan? Kamu kerja keras selama ini makasih ya"
Hariz hanya diam menatap gadis yang selama ini dia rindukan ada di depan matanya tengah tersenyum padanya. Ini pasti mimpi, tapi ini terasa sangat nyata.
"Bundaaa ayahh"
Hariz sontak menoleh ke belakang saat suara anak kecil terdengar. Dia lalu melihat anak laki-laki yang berlari kearahnya sembari membawa sebuah kertas.
"Liat Ash habis ngelukis Bunda sama ayahh" ucap anak kecil tersebut.
"Ya ampun sayang kamu pinter banget, ini pasti ayah kan?"
"Iya ini ayah... Ini bunda terus ini Ash hahaha"
Hariz menatap Dessi dan anak kecil di depannya yang tengah tertawa lepas setelah melihat hasil lukisan yang anak itu bawa.
"Ayah liat lukisannya Ash bagus kan?"
Hariz menatap lukisan yang anak itu tunjukan padanya, benar ada lukisan tiga orang di sana yang menggambarkan mereka bertiga.
"Ayah kenapa? Bunda ayah kenapa liatin Ash kaya gitu?"
"Ayah kamu mungkin lagi cape sayang sini bunda simpen lukisannya"
Anak kecil tadi mengangguk dengan semangat lalu memberikan lukisannya pada sang ibu. Dia lalu kembali berlari kedepan mengambil sekop yang ia bawa dan bermain disana.
"Makasih ya Hariz kamu udah mau nolongin aku dari perjodohannya"
"Nolongin?" Tanya Hariz dan Dessi mengangguk.
"Iya soalnya kan di perut aku dulu ada anak kita kamu, liat sekarang dia udah besar mirip ayahnya"
"Namanya Ashvin bagus kan? Aku yang cari nama awalannya dan aku mau kamu cari nama tengah dan diakhiri sama nama kamu sendiri"
Hariz benar-benar terdiam membisu mendengar ucapan Dessi. Dia lalu menatap Ash yang tengah bermain di depan. Ini pasti mimpi kan....
"Hariz kalo aku pergi kamu bisa kan jagain Ash?"
Hariz dengan sendirinya mengangguk dan hal itu membuat Dessi tersenyum. Dessi lalu berdiri, dia lalu perlahan-lahan berubah menjadi memakai gaun putih dengan wajah pucat.
"Aku titip Ash ya Hariz dia butuh sosok ayah tolong jagain dia"
"Dessi kamu mau kemana?" Tanya Hariz yang kini sudah berdiri dan mengikuti Dessi dari belakang.
"Kembali ke tempat ku, makasih untuk semuanya tolong jaga anak kita berdua" ucap Dessi sembari tersenyum.
Hariz menyerngit bingung dengan perkataan Dessi namun perlahan-lahan hamparan rerumputan berubah menjadi tempat pemakaman dan suara tangisan anak kecil terdengar.
"Bunda hiks jangan tinggalin Ash sendirian! Bunda bangun hiks bunda..."
Hariz menatap anak kecil yang tadi bersamanya tengah menangis kencang sembari memeluk batu nisan yang ada di depannya. Hariz lalu mendekat dan membaca nama di atas batu nisan tersebut.
"Dessi...."
Rasya menatap tubuh Hariz yang perlahan bergerak gelisah. Dia lalu menyentuh kening Hariz dan menarik dua rambut yang ada diatas dada pria itu. Dan keluarkan Velin dan Hani dari dalam tubuh Hariz.
"Anjayy itu peran perdana gue jadi emak-emak gimana guys?" Tanya Hani yang kini mengusap lengannya sendiri.
Velin terlihat mengusap air matanya sendiri karena terlalu menghayati perannya sebagai Ash kecil. Dan tak lama kemudian Hariz terbangun.
"Astaga ternyata cuma mimpi" ucap Hariz yang kini terduduk dengan nafas memburu.
"Tapi nama anak itu... Kenapa ga asing" gumam Hariz yang kini tengah mengusap keningnya sendiri.
Rasya bergerak menuju salah satu dokumen dan mendorong dokumen tersebut hingga jatuh keatas lantai.
*Brukkk*
Hariz segera menoleh ke arah meja kerjanya. Dia lalu bangkit dan mendekati dokumen yang tergeletak diatas lantai.
Hariz kemudian berjongkok dan mengambil dokumennya namun saat dia membaca dokumen apa yang terjatuh keatas lantai dia melihat ada biodata salah satu pekerjanya.
"Ashvin"
Hariz lalu berdiri dan membalik dokumennya, dia mencari nama ibu dari pria itu dan akhirnya dia menemukannya.
"Dessi" ucap Hariz dengan wajah tak percaya.
"Akhirnya selesai juga drama bapak mencari anak mirip hatci mencari emaknya" ucap Hani yang kini tengah duduk diatas sofa sembari memakan camilan.
"Velin jadi terharu kan" ucap Velin lalu memeluk Rasya di sebelahnya.
"Sekarang kit tinggal pikirin gimana cara bales dendam yang epik buat keluarga laknat itu" ucap Rasya yang kini menepuk punggung Velin.
"Masukin ke kandang macan aja Ras" saran Hani dengan seringaian licik.
"Ga seru kurang menantang" jawab Rasya kemudian Hani tertawa.
"Lo emang kalo masalah ginian paling top Ras"

KAMU SEDANG MEMBACA
TRIO KWEK-KWEKK {🦆³}
FantasyKisah tiga gadis penjelajah novel. PERHATIAN baca label sebelum membaca cerita ini!! ⚠️Berisi banyak cerita yang bakal dimasuki oleh ketiga gadis (Rasya,Hani,dan Velin) ⚠️Ada konten dewasa yang belum dewasa bisa skip judulnya nanti ya di daftar, kon...