{07} MENDEKATI AKHIR

4K 1.2K 24
                                    

Cris dan Filo akhirnya bisa keluar dari kamar mereka, selangkah lagi mereka bisa dapat keluar dari panti asuhan yang mengerikan ini.

Cris yang tadinya sedang tertidur dikagetkan dengan suara teriakan nyaring dan ringisan dari luar kamar. Dia akhirnya bangun dan memeriksa keluar, namun betapa terkejutnya dia malah mendapati semua anak-anak sudah tewas dan sosok mengerikan tengah berjalan sembari membawa satu kepala anak panti.

Cris segera membangunkan Filo dan mengajaknya keluar dari kamar. Mereka akhirnya keluar, dan seperti yang Cris lihat sebelumnya asrama yang tadinya indah berubah menjadi mengerikan. Di lorong-lorong asrama terdapat banyak mayat anak-anak dan bibi pengasuh. Bau anyir dan darah menetes dimana-mana.

Keduanya tidak tau apa yang sedang terjadi namun yang pasti keduanya harus segera keluar dari panti asuhan dan meminta bantuan.

"Ayo kita keluar gue rasa ada yang ga beres sama panti ini sejak awal kita masuk" ucap Cris.

"Ya gue rasa juga gitu" jawab Filo.

*Tak*

Cris hampir menjerit saat merasakan tangan seseorang menepuk pundaknya. Dia segera berbalik dan mundur kebelakang melihat ada tiga gadis yang tengah berdiri di depannya.

"Hani, Velin, Rasya" ucap Cris dan Filo secara bersamaan.

*Klatak klatak*

Rasya menoleh kesamping, dia melihat dengan jelas sosok Daniel yang tengah membawa sebuah pedang panjang berjalan di ujung lorong.

"Ayo kita sembunyi dulu" ucap Rasya.

Mereka segera berlari menuju pos satpam, mereka bersembunyi dan menutup mulut mereka sendiri ketika melihat Daniel berjalan di depan.

"Rasya.... Hani... Velin..." Panggil Daniel sembari tersenyum.

"Ayo main sama Abang"

Hani mendelik, pria itu benar-benar gila. Mereka bisa sampai terkecoh dengan Daniel karena mereka terlalu fokus memikirkan pelaku utamanya yaitu Ganzelo.

Rasya menatap datar Daniel di depan, kakaknya yang penuh dengan ambisi. Dia dibunuh oleh ambisinya sendiri, Rasya mengepalkan tangannya. Cerita sialan kali ini membuatnya sedikit kewalahan karena petunjuk datang di akhir cerita, di awal mereka sama sekali tidak mendapatkan petunjuk apapun tentang ceritanya.

*Tap tap tap tap*

Daniel berlalu begitu saja di depan sembari bersiul. Rasya kemudian berbalik, dia menatap Cris dan Filo yang terlihat sangat syok.

Cris dan Filo sepertinya memang anak yang tersesat kedua lain. Mereka seharusnya tidak datang ke panti ini. Keduanya terlihat kebingungan saat pertama kali datang.

"Kalian bisa manjat tembok kan?" Tanya Rasya pada keduanya.

Cris menatap Rasya kemudian mengangguk, Filo juga mengangguk mendengar ucapan Rasya. Tembok panti juga tidak terlalu tinggi, Rasya harus mengeluarkan mereka terlebih dulu dari sini. Karena keduanya tidak seharusnya ada di sini.

"Kalian lurus aja nanti ada jalan setapak di depan, kalo kalian ambil kanan dan ngikutin jalan setapak kalian bisa langsung ke kota" ucap Rasya.

Cris menatap Rasya, Hani dan Velin yang ada di bawah. Mereka bertiga lalu tersenyum pada Cris, Filo sudah terlebih dulu berada di sebrang tembok tengah menunggu Cris yang masih duduk diatas tembok.

"Kalian gamau keluar bareng kita?" Tanya Cris pada mereka.

"Tempat kita kan disini" jawab Hani.

"Gak, kalian harus ikut juga, mereka semua udah meninggal. Semuanya kalian mau di bunuh sama dia?" Tanya Cris lagi.

"Kita bakal tahan Daniel kalian kabur dan minta bantuan" jawab Rasya.

"Udah ga ada waktu lagi cepet turun, gausah tengok kebelakang kalian harus dateng ke kantor polisi dan minta bantuan disana oke!" Cerocos Velin.

Filo yang mendengarnya kemudian menarik kaki Cris. Cris menoleh dan Filo mengangguk, jika mereka semakin lama disini itu hanya akan mengulur waktu.

*Brukk*

Cris meloncat turun, dia lalu menatap Filo.

"Lo biarin mereka gitu aja di dalem sana?"

"Bukan gitu, kita harus cari bantuan terus balik lagi kalo kita lama disini kita malah nanti ga bisa bantu mereka" jawab Filo.

Cris menutup matanya sebentar sebelum dia mengangguk dan keduanya pergi dari sana. Sedangkan Rasya, Hani dan Velin berdiri menatap tembok dengan wajah sedih.

"Ayo udah saatnya kita akhiri cerita ini" ajak Rasya.

Hani dan Velin mengangguk lalu mereka berbalik menatap bangunan panti di depan. Mereka bertiga mulai berjalan kembali ke panti, Velin mengenggam erat belatinya. Dia harus bisa menyelesaikan semua ini, setidaknya membuat jiwa mereka tenang.

.
.
.

Daniel tertawa kencang menatap Victor di depannya yang berdiri sembari mengenggam sebuah palu. Victor tak bergeming di tempat, dia menatap tajam Daniel yang sudah membunuh adiknya.

"Hahahahahahhahaha Lo pikir dengan palu kecil kaya gitu Lo bisa bunuh gue?" Tanya Daniel sembari mendekat.

"Lo gatau siapa yang ada di dalam tubuh gue sekarang?" Tanya Daniel lagi.

Daniel tersenyum miring melihat wajah Victor yang masih menatapnya. Daniel lalu mengangkat tangannya kedepan.

"Gue pikir ada baiknya juga bunuh Lo terlebih dulu dibanding adek Lo"

Victor tertarik kedepan dan tangan Daniel sudah mencengkram lehernya. Victor mencoba mengayunkan palu di tangannya namun sebuah tangan yang besar dan berbulu mencengkram kedua tangannya dari belakang.

"Jangan sampe Velin liat abangnya mati kaya gini" bisik Daniel.

"Kalo engga dia ga mau percaya sama gue" lanjut Daniel.

"Lo tau kenapa gue bunuh mereka semua?" Tanya Daniel sembari tersenyum lebar.

"Gue mau bikin suasana baru, dan gue ga sabar buat nidurin adek Lo"

"Bajingan" desis Victor menatap tajam Daniel yang baru saja berkata dia akan meniduri Velin.

Daniel kembali tertawa dia lalu mengangkat Victor dan melemparnya kedepan menabrak patung dengan keras.

*Brukk*

"Mending Lo jadi bawahan gue, gue liat-liat Lo berguna juga buat cari makanan kedepannya"

Victor mendongak menatap Daniel sembari memegangi lehernya yang sakit. Dia tidak akan sudi membantu pria itu sampai kapanpun. Daniel tersenyum miring, sepertinya untuk menjinakkan Victor dia butuh tenaga ekstra.

Di luar Rasya menatap gundukan sesuatu yang tertutup kain. Dia lalu mendekat dan menyibakkan kainnya.

"Dia berencana mau bakar Daniel hidup-hidup?" Tanya Hani dengan wajah tak percaya.

Rasya mengangguk, dia lalu mengangkat satu botol minyak tanah dan menoleh kearah kuil saat terdengar bunyi yang cukup keras dari dalam.

"Dia ga mungkin kuat lawan Daniel sendirian" gumam Rasya. Rasya lalu melirik Velin yang nampak cemas, dia lalu menatap Hani dan menganggukan kepalanya.

*Brakkkk*

"Shhh"

Victor kembali menabrak dinding kuil dengan kencang. Dibandingkan dengan Daniel yang ada dibawah kendali iblis tentu dia akan kalah telak.

Daniel berdiri di depan Victor, dia lalu mengangkat sebelah kakinya dan menginjak kaki Victor hingga bunyi retakan tulang terdengar.

*Kreekk*

"Argghhh"

Daniel tersenyum senang mendengar teriakan Victor, saat dia ingin mengulurkan tangannya sebuah suara terdengar.

"Abangggg"

Velin berlari masuk kedalam sembari menangis melihat Victor yang berada di bawah kaki Daniel. Victor langsung menatap kearah Velin, dia membulatkan kedua matanya. Kenapa gadis itu malah datang kemari!

TRIO KWEK-KWEKK {🦆³}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang