7. ODETTA

7.7K 1.7K 85
                                    

Banyak hal yang membuat Odet bertambah kesal pada Anggada Prabu. Selain sombong, seenaknya sendiri, pria itu juga hobi tidak mengucapkan terima kasih dan minta tolong pada orang lain. Sehebat apa pun Seda Dactari dalam mengurus stasiun televisinya, Odet tidak pernah absen mendengar ayahnya meminta tolong dan mengucapkan kata terima kasih pada orang lain. Bukan hanya keluarga, melainkan juga bawahan yang bekerja padanya. Odet sering diajak ke stasiun televisi ayahnya sejak kecil, bahkan sering bermain bersama Seda seakan mereka adalah rekan kerja. Jadi, Odet sangat terbiasa mengikuti apa yang ayahnya lakukan. 

"Ini masih banyak data yang kurang, nggak bener." 

Odet hanya diam, sebab Anggada tidak mengatakan 'tolong minta data yang benar dari produser ini atau itu' hingga Odet tidak merasa perlu melakukan tugas apa pun. 

"Kenapa malah berdiri disitu sambil melotot ke saya?" tanya pria itu. 

"Pertama, saya tidak melotot kepada Anda. Kedua, saya tidak akan melakukan apa-apa jika tidak ada perintah yang jelas. Laporan itu bukan saya yang membuatnya, jika Anda tidak berkenan dengan laporannya, beri saya perintah jelas untuk membawa informasi tersebut kepada orang atau divisi bersangkutan." 

Anggada terlihat tidak nyaman dengan apa yang disampaikan oleh Odet. Mungkin merasa tersinggung karena Odet bersikap seperti lebih mengerti.

"Saya sudah katakan sejak awal. Ini cara kerja saya. Kalo kamu tahu apa yang harus dilakukan, bersikaplah inisiatif. Saya nggak mencari asisten yang setiap tindakannya harus berdasarkan perintah."

Anggada menaikkan sebelah alisnya dan menatap Odet dengan cara yang sangat menyebalkan. "Dan harus kamu ingat dengan baik, saya bukan Seda Dactari beserta cara kerjanya. Semua ini milik saya, dan kamu masuk ke dalam teritori Anggada Prabu. Paham?"

Odet mengangguk dan menyatakan kesediaannya untuk mengalah. Berhenti memberikan argumen, karena orang seperti Anggada sama sekali tidak membuka kesempatan bagi siapa pun yang bekerja di bawah pimpinannya. Namun, Odet tidak akan pernah terintimidasi oleh Anggada Prabu. Tidak sedikitpun.

*

"Setelah ini saya akan melihat produksi secara langsung. Untuk beberapa waktu ke depan saya nggak akan ada di tempat. Kamu harus mengurus semuanya selama saya nggak di sini."

Odet sebenarnya tidak mengerti cara kerja Anggada yang sembarangan. Maksudnya, Odet sama sekali tidak mendapatkan kontrak kerja, SOP, dan semua mekanisme kerja yang digunakan oleh Anggada terhadap asistennya.

Seda bukan orang yang suka melakukan kunjungan produksi dadakan. Seda adalah contoh kuat atasan yang selama ini Odet rekam perilakunya. Ya, kecuali cerita ketika ayahnya rela meninggalkan pekerjaan karena mood yang rusak ketika ibunya hamil Odet. Seda mengaku tidak menjadi dirinya sendiri saat istrinya hamil dan mengakuinya pada Odet.

Namun, Seda tidak bersikap kacau semacam Anggada ini. Entah memang cara kerjanya yang rancu atau Anggada sengaja mengerjai Odet yang terlalu sempurna dan tanpa celah dalam bekerja. Sebab terlalu banyak pengalaman yang Odet serap melalui ilmu ayahnya.

"Maaf sebelumnya, Pak. Saya bahkan tidak memiliki kontrak kerja yang jelas. Saya dalam masa percobaan saat ini, jelas ini tidak bisa menjadi tanggung jawab saya."

Anggada menaikkan telunjuknya, menyuruh Odet untuk diam. "Itu bukan alasan. Kerjakan apa yang saya perintahkan. Ini cara kerja saya."

Odet tidak memiliki kuasa yang lebih tinggi di sini, yang bisa dilakukan adalah menuruti Anggada yang seperti tak masuk akal. Bagaimana tidak? Baru pagi ini Odet masuk, dan siang ini langsung diutus menangani pekerjaan Anggada di kantor.

"Saya sudah bersikap baik hati karena kamu memiliki pengaruh besar untuk bisnis ini. Saya ingin melihat sampai mana putri kecil Seda Dactari bisa bertahan. Bukankah lebih nyaman jika kamu tidak bersikap munafik dan bekerja sebagai pimpinan saat ini? Bukankah lebih baik saya dan kamu berhadapan sebagai rival?" Anggada mendengkus tepat di wajah Odet. Itu jelas menyinggung, lebih tepatnya sengaja memancing emosi Odetta. "Sayang sekali putri Seda Dactari berusaha membuat kejutan tidak biasa dengan memilih menjadi bawahan dari rival ayahnya. Kita lihat, sampai mana jiwa putri orang kaya seperti kamu berakhir."

Sepertinya Anggada tidak ragu lagi menunjukkan tujuannya dengan membawa Odet di bawah pimpinan pria itu. Anggada sedang mengejek dan menginjak apa yang Odet lakukan saat ini.

Dengan senyuman tipisnya, Odet membalas begitu santai. "Saya menjadi putri di rumah, tapi saya menjadi ksatria dengan membawa tameng besi begitu berhadapan dengan dunia. Tidak ada yang lebih baik untuk berhadapan dengan Anda, Pak. Karena saya tahu, apa pun keadaan dari pilihan yang saya ambil, saya akan tetap menang. Anda tahu kenapa? Karena saya dibesarkan oleh raja pemilik acara yang bermutu diantara stasiun televisi lainnya. Sampai di sini, apa Anda paham, Pak?"

Mari tunjukkan siapa bintang utamanya di sini. Jawabannya tentu saja Alfa Odetta Mayoris.



[Maaf telat, ya. Kemarin lembur skripsi dulu, makanya siang sampe sore tidur🤣🤣. Kalian yang kapalnya Anggada, mari kita lihat seberapa 'manusiawi' pria ini, ya. 💜]

ODETTA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang