55. ODETTA

3.2K 759 95
                                    

Semua yang bersangkutan dengan Anggada tidak akan pernah mudah. Odet yakin pasti ada maksud lain yang Anggada ingin lancarkan hingga memberikan flashdisk kepada Bima. Pertanyaan di kepala Odet mengenai apa isi dari benda kecil itu tidak bisa langsung terjawab, karena Odet memang tidak merasa benda itu miliknya dan Bima bereaksi santai, padahal pria itu berkata sudah melihatnya bersama Seda. Jika ada hal yang aneh, pasti Bima akan bereaksi negatif juga.

"Kamu nggak bersih-bersih? Biasanya kamu hapus make up dan sibuk tepuk-tepuk muka." Bima keluar dari kamar mandi tanpa atasan dan hanya menggunakan celana dalamnya. Pria itu sudah mulai santai jika bertelanjang diri di depan Odet. 

"Isinya apa, Bim?" tanya Odet dengan rasa penasaran yang tinggi. 

"Isi FD-nya?" 

"Hm." Odet ingin mendengar jawaban lebih dulu dari suaminya. 

"Kamu buka aja. Nanti kalo kamu udah buka dan lihat, kita diskusiin bareng."

Kening Odet rapat dan Bima menghindari tatapan yang diberikan oleh perempuan itu. Mereka tidak akan bisa membahasa apa pun dengan baik jika hanya Bima yang mengetahui apa isi dari flashdisk itu. Bima mengunci rapat apa pun yang ingin disampaikannya sebelum Odet juga mengetahuinya. 

"Kok gitu? Kamu bisa bilang sama aku apa yang Anggada kasih di dalamnya, Bim."

Bima mendekati Odet dan mengecup kening perempuan itu. "Nanti aku akan bahas kalo  kamu udah tahu isinya dan kita bisa bahas dua arah."

Odet jadi semakin mengerutkan keningnya karena kebiasaan baru Bima yang dalam sekali gerakan bisa mencium kening Odet lebih dari sekali. 

"Isinya pasti nggak bagus, kan? Aku nggak mau buka kalo isinya nggak bagus."

Bima tidak memaksa Odet untuk mengetahui isi benda tersebut. Ya, apa pun yang perlu dilakukan Bima sekarang adalah mengurus kekacauan yang mungkin akan timbul karena ulah Anggada. Ulah yang nantinya tidak akan pernah diketahui oleh mereka seberapa nekatnya Anggada akan membawa masalah 'video syur' itu ke publik.

"Sebenernya lebih baik gitu, Det. Tapi kalo kamu berubah pikiran dan mau bahas, aku akan ngerasa lebih baik karena mungkin kita bisa meminimalisir masalah yang akan datang."

Odet sangat penasaran, tapi masih belum siap sepenuhnya jika harus membahas apa pun yang sekarang dipikirkan oleh Bima. Sebut saja dirinya denial, berusaha menyangkal apa pun yang diperkirakan bisa menyakitinya.

"Aku ... belum siap, Bim."

Usapan di kepala Odet adalah cara agar perempuan itu bisa tenang dan tidak bersikap berlebihan.

"Nggak pa-pa. Saat siap kita ngomong, nggak juga nggak masalah. Aku akan fokus untuk mengurus masalah yang mungkin sebentar lagi akan mantan kamu timbulkan."

*

Odet tidak bisa memejamkan mata. Waktu istirahatnya terpangkas dengan laju pikirannya yang kacau. Semakin memaksa dirinya untuk tidur, semakin pikirannya mengacau.

Masalah apa yang akan Anggada timbulkan? Bagaimana jika Bima akan menjadi sasaran Anggada untuk meruntuhkan bisnis yang sudah dibangun oleh mendiang ayahnya? Jika banyak hal bisa dipengaruhi oleh sikap Anggada yang meracau, maka Odet harus tahu apa isi dari flashdisk itu.

Ditatapnya Bima yang sudah lelap dan sedikit mendengkur karena kelelahan. Pesta tadi memang melelahkan dan menyebalkan. Odet sebal karena tidak bisa menikmati acara dengan baik akibat keberadaan Anggada.

"Bim."

Tidak ada tanggapan. Bima jika sudah nyenyak maka tidak akan mempan dengan suara apa pun. Alarm dalam tubuh Bima akan menyadari kapan harus bangun jika sudah waktunya. Kebiasaan bangun untuk bekerja tidak akan terlewati oleh Bima.

Odet bangun dari ranjang dengan perlahan. Tubuhnya terduduk dan berusaha untuk siap dengan apa yang akan dirinya dapatkan dari flashdisk dari Anggada.

Personal computer yang masih berada di kamarnya berfungsi dengan baik untuk digunakan oleh Odet. Semakin mengarahkan kursor ke folder yang dituju, semakin degup jantung Odet berdentum keras. Satu-satunya folder di sana membuat Odet mengerutkan kening dalam.

"Ini pasti folder yang dilihat Bima sama ayah." Bicara dengan dirinya sendiri, Odet berhasil mendapatkan apa yang dicari.

"Video?"

Firasat Odet semakin buruk. Satu-satunya kemungkinan yang ada di kepalanya kini adalah apa benar kejadian itu yang direkam? 

Odet membuka cepat file video tersebut dan terkejut bukan main ketika mempercepat durasinya. Benar kejadian terkutuk itu. Hidup Odet hancur seketika membayangkan Bima dan ayahnya melihat video ini.

"Apa ... apa yang terjadi? Anggada merekam malam itu?"

Tangisan membasahi pipi Odet. Dia bodoh sekali karena percaya pada Anggada bahwa tidak ada kamera atau apa pun di ruangan yang mereka gunakan. Odet sudah menghancurkan hidupnya sendiri dan sekarang Bima serta ayahnya sudah mengetahuinya. Lalu ... kenapa Bima bersikap biasa saja? Kenapa pria itu tidak meluapkan kemarahannya pada Odet?

Hancur! Hidup aku hancur!

[Bab 60&61 sudah ada di Karyakarsa, ya. Happy reading 💜]

ODETTA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang