56. ODETTA

3.9K 797 85
                                    

Odet membekap mulutnya sendiri karena tak bisa mengukur seberapa kencang suaranya yang terkejut dengan video menjijikan itu terputar. Odet juga tidak memikirkan suara yang ditimbulkan oleh speaker dari personal computer miliknya akan menganggu tidur Bima. Pria itu kini bahkan menghampirinya dan memeluk Odet hingga pandangan perempuan itu tergantikan ke arah lain. Bima bahkan menghentikan laju durasi video tersebut tanpa Odet ketahui.

Tangan Odet gemetar bukan main. Tangisannya tidak terasa lagi karena pikirannya buntu. Hidupnya terasa jatuh meski Bima yang melihatnya. Justru karena Bima lihat dan tahu! Semuanya hancur!

Anggada sepertinya memiliki rencana yang tidak akan pernah Odet tahu. Bahkan video itu juga tidak Odet ketahui ada. Anggada tidak terlihat mengaturnya ketika—

"Aku ... Bim, maafin aku, Bim."

Tidak ada yang bisa Odet lakukan selain meminta maaf hingga dirinya bisa mendapatkan pengampunan dari Bima. Dia yang sudah melenceng dan merusak dirinya sendiri. Meskipun hal itu terjadi sebelum menikah dengan Bima, perasaan hancur dan takut tidak akan hilang. Odet merasa mengkhianati Bima.

"Tenang, Det. Tenangin diri kamu." Bima mengusap punggung istrinya agar bisa lebih tenang.

"Maaaaf ..." Kini tangisan Odet sudah berubah menjadi raungan keras. Dia tak bisa membayangkan untuk menghadapi Bima dan ayahnya yang tahu mengenai video itu. Ayahnya pasti sangat kecewa karena Odet tak bisa menjaga dirinya sendiri dan hal ini pasti akan dimanfaatkan oleh Anggada entah bagaimana caranya.

Bima mengeratkan pelukannya pada tubuh Odet. Pria itu juga kalut saat pertama kali melihat video Odet bersama Anggada. Sebelum menikah mereka tidak pernah membahas hal ini, Bima tidak memikirkan kemungkinan semacam ini.

Bima yang tidak berpengalaman dengan tubuh wanita—Bima hanya bermain sabatas bibir wanita saja—jelas tidak berpikir apa pun mengenai pengalaman pertama Odet. Bima mengira bahwa mereka memang sama-sama melakukannya untuk pertama kali. Lagi pula, sudah banyak informasi bahwa seorang perempuan tidak perawan karena kecelakaan atau hal tidak sengaja lain. Bima tidak pernah membayangkan Odet dijamah pria lain. Terutama Anggada yang hanya beberapa bulan saja mengenal Odet.

"Jangan minta maaf, Det. Kamu nggak bersalah ke aku."

Odet tidak bisa mengerti kenapa dirinya bisa melakukan hal sebodoh itu bahkan sebelum memikirkannya dengan benar. Inilah akibatnya jika dia berbuat gegabah. Menganggap bahwa keperawanan bukan hal yang patut diutamakan dari apa pun. Odet menyesal karena tidak memberikan bagian dirinya yang sempurna untuk Bima.

"Bim ... aku kotor sebelum sama kamu. Maafin aku—nggak bisa jaga diri."

Bima menenangkan Odet dan memilih untuk mengajak perempuan itu kembali ke tempat tidur. Hari ini terasa begitu lelah bagi Bima. Banyak beban jatuh padanya dan jelas mengejutkan. Namun, Bima adalah laki-laki. Dia harus bisa mengurus semua perempuan yang menjadi tanggung jawabnya. Odet, mamanya, dan sang adik. Bima akan menjaga ketiganya dari apa pun yang menyerang.

"Istirahat, ya? Kamu nggak tidur dari tadi, kan?"

Odet menggeleng dan menahan tangan Bima yang akan merapikan selimut. "Jangan tinggalin aku, Bim. Aku akan lakuin apa pun supaya kamu nggak kecewa—"

"Sssttt, kamu mulai bicara nggak jelas, Det. Istirahat. Kita akan bicarain begitu kamu lebih tenang. Aku nggak mau kamu sakit karena terlalu mikirin hal ini."

"Aku nggak akan bisa lupa, Bim. Aku nggak mau kamu ninggalin aku. Maafin aku."

Bima menatap istrinya dengan lekat. Ia tahu Odet tidak akan berhenti untuk berkata dan meminta maaf jika Bima tidak mencari cara lain. Maka dengan perlahan Bima melabuhkan ciuman pada bibir Odet, merengkuh perempuan itu untuk mencari keberadaan rasa yang beberapa hari ini diisi dengan keintiman malam pertama. Ini kali pertama mereka akan menghabiskan malam dengan tangisan dan seluruh emosi yang tertumpah karena fakta menyakitkan yang datang dan harus diterima.

"I love you, Det. Bukan karena kamu masih virgin atau nggak. Aku cinta kamu karena kamu. Terlepas dari kamu melakukannya dengan siapa untuk pertama kali, sebenarnya itu bukan menjadi hal yang harus aku ributkan. Dulu kamu adalah milik kamu, sampai sekarang tubuh kamu adalah milik kamu, bukan aku."

Odet mungkin akan tersipu jika ucapan itu didengarkan saat mengaku menjalani hubungan lebih dari apa yang dibayangkan sebelum video ini dikirimkan oleh Anggada. Namun, karena kecerobohannya sendiri ucapan Bima malah terasa menohhok jantungnya. Bima yang menerimanya dan tidak menunjukkan kemarahan malah menyiksa Odet karena merasa Bima terlalu baik untuknya. 

"Mikir apa? Kamu ini selalu overthingking, Det. Kurang-kurangi yang begitu, karena kita bakalan menghadapi permasalahan yang mungkin akan lebih besar ketimbang aku yang lihat video itu."

Odet mengangguk meski tidak mengerti apa maksud dari permasalahan yang lebih besar. Dia mengalungkan lengannya dan meneruskan ciuman mereka begitu dalam. Kali ini, percintaan mereka akan didasari dengan emosi tak teredam. Bukan percintaan penuh nafsu dan cinta yang menggebu, melainkan bercinta untuk mengalihkan rasa sakit dan kecewa yang mereka punya.


[Aku seneng banget kalian bisa terbawa karakter Bima, Anggada, dan sekarang Odet🤣 merasa berhasil aku, tuh. Kalian bahkan seperti buka forum opini mengenai anak yang biasa dikekang itu gimana dsb. Inilah kenapa aku membuat cerita yang gak hitam dan putih. Karakter utama tergantung sudut pandang kalian, dan tokoh utama juga gak 100% baik karena itulah realita. Manusia yang baik belum sepenuhnya benar.

Dari Bima kita belajar bahwa ucapan bisa berakibat fatal ke orang lain. Dari Anggada kita belajar untuk aware sama orang-orang toxic—jangan ikutan toxic, ya! Dari Odet belajar untuk menghargai apa yang kita punya dan nggak gegabah. Dan pastinya belajar banyak sebagai orangtua/calon orangtua, bahwa nggak ada orangtua yang sempurna jadi sejatinya kita selalu belajar. Kalo sebagai orangtua kita merasa gagal dan terpuruk gara-gara satu kejadian, nggak akan kita belajar memperbaikinya. Begitu juga sebagai anak, pasti banyak salahnya.

Makasih mengikuti kisah Odetta sejauh ini teman-teman. Big hug buat kalian yang bisa ambil banyak pelajaran dari cerita ini🤗.

Sekedar info juga, spin off kisah Dastari dan Anggada sebnrnya sudah ada di kepalaku sejak Tari melempar vas bunga ke Anggada dan aku berkomitmen gak publish ceritanya di Wattpad. Kisah Tari dan Anggada hanya akan ada jadi satu dengan Odetta versi cetak(dan mungkin ebook) nanti. Tungguin juga nanti pengumumannya di karospublisher
atau kalian mau list nama sebelum open PO ke sana buat cerita Odetta nanti(?) Pokoknya tunggu versi cetak kisah ini. Aku juga nggak bakalan sayang buat ngasih ekstra part buat versi cetak😝.

Happy reading 💜]

ODETTA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang