27. ODETTA

4.3K 1K 81
                                    

Odet memilih rumah orangtuanya setelah perdebatan yang membuat ruang kerja antara dirinya dan Anggada tak nyaman. Odet menolak untuk diantara pulang dengan memesan taksi online. Perdebatan mereka tidak bisa dihindari karena rasanya Odet dipaksa untuk sepenuhnya menjadikan Anggada satu-satunya disaat Odet sendiri belum pulih dari perasaan mencintai Bima. Entahlah, Odet merasa ada yang tidak pas di hati.

"Kakak pulang?" tanya Dastari yang tak tahu bagaimana bisa langsung keluar dari kamar, seolah memiliki radar kedatangan kakaknya.

"Kamu kenapa belum tidur?" Odet balik bertanya.

"Baru jam delapan, aku juga denger ada orang yang masuk rumah. Makanya aku keluar kamar." Tari mendekati kakaknya dan tidak melupakan pertanyaan yang belum dijawab Odet. "Jadinya kakak pulang, nih?"

"Memangnya aku pernah bilang nggak akan di sini lagi?"

Dastari mendecak dengan balasan kakaknya. "Bisa nggak, sih, kalo ditanya jangan balik tanya? Aku, kan, nanya biar dijawab. Bukan nanya buat ditanyain lagi."

Odet melangkahkan kakinya menuju dapur. Tenggorokannya terasa kering karena sibuk mendebat Anggada tadi.

"Kamu lagian cerewet, deh."

"Baguslah. Kata ibu aku jangan irit ngomong kayak ayah. Nanti bikin orang sakit hati."

"Kalo kamu cerewet plus sarkas, sama aja bikin orang sakit hati!"

Dastari menunggu kakaknya hingga menghabiskan satu gelas air dingin. Setia menatap Odet dengan pandangan yang seketika saja membuat Odet merasa dihakimi oleh anak SMP itu.

"Kenapa?" tanya Odet.

"Kakak dietnya berhasil, ya." Itu terdengar seperti 'kakak kurusan, ya' di telinga Odet. Maknanya bisa berbeda jika disikapi berbeda pula.

"Kamu nyindir?" balas Odet.

"Nggak, aku bilang dietnya berhasil. Gitu aja dibilang nyindir, dasar baperan!"

"Kamu, tuh, yang baperan!"

"Situ yang nggak bisa diajak omong dikit langsung kesel, dikira disindir! Aku, sih, biasa aja, ya. Kalo aku punya badan yang berisi aku nggak akan bikin badanku kayak model-model taplak meja. Aku bakalan ikutin program dokter buat bikin dada dan bokong aku kayak gitar Spanyol!"

Dastari meninggalkan kakaknya yang belakangan tidak bisa diajak untuk bicara baik-baik. Semua yang terdengar di telinga Odet sepertinya akan menjadi celaan bagi perempuan itu. Padahal Dastari hanya memberikan pendapat, tapi tanggapan kakaknya tidak santai sama sekali.

Menatap kepergian adiknya, Odet memegang gelas dengan pemikiran menerawang. Pandangan Dastari mengenai membentuk tubuh yang penuh dibagian depan dan belakang memang tidak salah sama sekali. Bahkan ada selebgram yang terkenal karena tubu bagian depan dan belakangnya yang 'berisi' dan tidak terlalu kurus seperti model. Memang semua orang memiliki standar yang berbeda, dan Odet sedang tidak bisa berpikir jernih dengan visi dan misinya dalam menguruskan badan.

"Kamu ngapain disitu, Odet?"

Odessa membawa nampan dengan mangkuk dan gelas kosong. Tidak biasanya sang ibu makan di kamar, mereka biasa makan dengan disiplin di meja makan dan tidak mengotori kamar. Jadi, kenapa ada bekas makanan yang ibunya bawa dari arah kamar?

"Ibu makan di kamar?" tanya Odet tanpa menjawab pertanyaan ibunya.

"Oh, ini. Bukan ibu yang makan di kamar. Ayah kamu lagi nggak enak badan makanya terpaksa makan di kamar."

Ayah. Sudah berapa lama Odet tidak berkomunikasi dengan intens dengan ayahnya? Pria itu bahkan jarang mengirimkan pesan seperti biasanya. Hanya pesan singkat menanyakan kabar, lalu sudah, tidak ada yang pria itu tanyakan lagi bahkan untuk berbasa basi saja tidak. Odet tahu ayahnya pasti kecewa karena keputusan untuk tinggal sendiri yang Odet lakukan.

"Ayah sakit?"

Odessa menatap putri pertamanya dengan santai. "Oh, nggak. Cuma demam dan manja sedikit aja. Nanti kalo udah diurusin juga demamnya turun."

Odet merasa seperti sedang dijauhi. Bahkan ibunya tidak mengabarinya mengenai pria yang jarang sekali sakit itu. Bagaimana Odessa menjawab kecemasan Odet mengenai Seda Dactari juga tidak ditanggapi dengan serius, seakan Odet tidak benar-benar peduli dan Odessa tidak ingin Odet ikut campur dengan kesehatan ayahnya sendiri.

"Kenapa nggak ada yang bilang ke aku kalo ayah sakit, Bu?" tanya Odet dengan nada yang mulai naik.

Odessa yang tidak mengerti dengan sikap putrinya itu mengernyit dan berkata, "Demamnya baru hari ini, kok. Nggak berat juga. Cuma kelelahan aja. Nggak perlu khawatir-"

"Kenapa semua orang di rumah ini berusaha menjauhi aku?! Apa aku nggak boleh punya keputusan sendiri buat hidupku?! Dengan aku keluar rumah, apa itu membuatku jadi orang asing??? Nggak ada yang peduli denganku, nggak menanyakan apakah aku udah makan atau belum, atau semacamnya! Aku pulang disambut dengan kalian yang bersikap seolah aku nggak perlu ikut campur urusan rumah! Apa salah kalo aku memilih hal yang seharusnya bisa aku lakukan sejak lama tanpa kalian atur!?"

"Odet ...?" gumam Odessa yang tidak paham dengan ucapan putrinya itu.

Teriakan Odet itu bahkan membuat Dastari dan Seda keluar dari kamar. Odet sukses membuat keributan disaat harusnya mereka istirahat setelah kegiatan diluar yang melelahkan.

"Salah kalo aku diet?! Salah kalo aku tinggal sendiri?! Salah kalo aku nggak mengikuti aturan yang ibu dan ayah buat?!!"

"ODETTA!"

Bentakan itu jelas datangnya dari Seda. Pria itu tak suka dengan sikap yang putrinya tunjukkan kini.

"Keluar kamu dari rumah ini!"

Odessa menghampiri suaminya cepat dan menahan pria itu. "Mas ..."

"Biarkan saja. Dia nggak menyadari apa yang dia bicarakan. Dengar ini, Odetta. Bagi keluarga, terutama putri saya, tidak ada keputusan yang benar-benar diputuskan sendiri seenaknya. Jika hidupmu masih bergantung pada orangtua, jangan pernah bicara seolah kamu bisa melakukan segalanya sendiri! Kamu ingin memutuskan segala pilihan sendiri, kan? Keluar dari rumah ini! Jangan pernah kembali selama kamu nggak ingin kami ikut campur dengan pilihanmu!"

Baru kali ini Seda bersikap sangat keras pada Odet. Odessa tidak bisa mengerti kenapa segalanya menjadi seperti ini.

Tangisan Odet tidak membuat Seda menurunkan suaranya. "Keluar!"

Jika kemarahan sudah menguasai Seda, itu tandanya memang ada yang tidak beres. Entah bagaimana segala hal akan berakibat nantinya.

[Beri kesan dan pesan kalian, ya.

Repost: 2023]

ODETTA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang