20. ODETTA

5.7K 1.3K 66
                                    

"Kamu mau mencoba berciuman dengan 'pacar' kamu ini, Odetta?"

Apa?

Odetta tidak bisa mendengar dengan benar dalam situasi seperti ini. Sungguh, dirinya tidak bisa membalas pertanyaan Anggada yang jauh dari perkiraannya. Ini belum ada satu hari Anggada membuat kesepakatan yang aneh untuk diketahui orang. Lalu, sekarang pria itu menawarkan kesempatan untuk berciuman pada Odet? Apa pria itu gila?

"Apa yang sedang Anda lakukan sekarang, Pak?" tanya Odetta dengan pandangan yang mulai nakal mengarah pada bibir pria itu.

Swear to God, ini kesempatan Odetta bisa merasakan ciuman yang menurut banyak cerita romansa akan membuat kupu-kupu bertebangan di perutnya. Apa kira-kira sensasi yang bisa Odet rasakan ketika mencium bibir atasannya sendiri? Ini akan bermanfaat untuk pengalamannya kelak, kan? Lagi pula Odet juga bukan tipe perempuan yang mendewakan keperawanannya. Bukan menjadi murahan, tapi Odet juga tidak pernah tahu apakah masa kecilnya pernah secara tak sengaja sudah kehilangan keperawanannya, kan?

Bagi orang, hal itu adalah utama. Namun, bagi Odet keperawanan bukanlah jaminan. Odet juga tidak dibesarkan dalam keluarga strict dengan hal semacam itu. Sekarang ini Odet masih tetap perawan karena memang tidak ada pria yang mendekatinya. Mungkin karena itulah Odet memilih tidak menjunjung tinggi nilai tersebut, karena sebagian dirinya sudah masuk dalam tahap depresi untuk dimiliki seseorang. Odet sebenarnya sadar, bahwa mungkin di bagian dunia lain, banyak perempuan yang menyesal tidak mempertahankan keperawanannya. Namun, Odet yakin semua orang, khususnya perempuan, memiliki jalannya sendiri. Tidak diukur dengan perawan atau tidaknya. Jika seorang pria saja masih dianggap manusia ketika menjadi man-whore, kenapa perempuan harus direndahkan kemanusiaannya saat kehilangan keperawanannya?

"Menawarkan kamu untuk bisa memiliki pengalaman yang menarik."

Odet bisa sedikit berdecih karena mendengar balasan tersebut. "Pengalaman yang menarik?"

"Hm, kenapa? Apa kamu sudah punya pengalaman yang lebih menarik dengan Bimaskara Yowendra?"

Tak suka mendengar nama Bima kembali disebutkan, Odet mendorong dada Anggada dan mengubah raut wajahnya menjadi begitu serius. Hal itu membuat Anggada kebingungan.

"Kamu kenapa?" tanya pria itu.

"Saya langsung nggak mood begitu Anda menyebutkan nama itu. Kalo memang Bapak berinisiatif membantu saya, kenapa harus menyinggung Bima? Apa ini namanya membantu? Saya malah nggak bisa menikmati momen untuk mendapatkan pengalaman menarik itu dengan Bapak kalo namanya disebut."

Anggada tergagap saat akan membalas ucapan Odet. Bahkan Anggada tidak bisa mengatakan apa pun karena Odet yang sudah lebih dulu pergi.

"Saya pulang duluan, Pak. Terima kasih bingkisannya."

"Odetta!"

Bagus. Dalam sehari, Odet sudah meninggalkan dan membuat dua pria dengan jabatan tinggi mengejarnya. Dalam dua puluh delapan tahun hidupnya, Odet merasakan ada perubahan yang terjadi. Yaitu, menjadi seperti tokoh utama wanita yang dikejar dua tokoh utama pria. Ya, dua tokoh utama pria. Karena dalam kisah Odetta, tidak ada first lead atau second lead.

*

Bimaskara. Ah, rasanya Odet ingin memukuli wajah pria itu saja hingga menjadi buruk rupa dan membuat Odet kehilangan minat padanya. Atau membuat pria itu gendut seperti dirinya hingga membuat semua perempuan tidak akan pernah mau lagi melihat wajah Bima bahkan malas dekat-dekat dengan pria itu karena tidak rupawan fisiknya. Odetta! Kenapa sekarang otak lo isinya fisik, fisik, dan fisik, sih?

Meski memiliki kesadaran untuk tidak terus menerus membahas fisik, tetap saja Odet mengarah ke sana. Bagaimana dirinya bisa memiliki rasa bahagia jika masih saja begini?

"Ngapain kamu ke sini?" tanya Odet langsung begitu mendapati Bima sudah duduk di kursi teras rumah orangtuanya.

"Det, aku serius. Aku nggak punya pacar. Memang aku pernah pacaran diem-diem, tapi posisinya sekarang aku nggak deket sama siapa pun."

Bima terlihat frustrasi sekali ketika menjelaskannya pada Odet. Mungkin karena mengingat bahwa ucapan itu dilayangkan saat harusnya ada acara ulang tahun Bima yang dirayakan mereka berdua, seperti biasanya mereka melakukannya.

"Maaf, Odet. Aku jadi sadar sekarang kenapa kamu nggak mau ucapin selamat ulang tahun ke aku waktu itu. Ternyata kamu udah dateng ke rumah dan denger obrolan aku sama mama. Iya, kan?"

Odet mendesah lelah. "Bim, bisa nggak kita berhenti bahas soal yang udah berlalu? Aku capek, serius. Aku nggak mau kamu terpaksa melakukan semua ini karena nggak mau perasahabatan kita putus. Tapi aku nggak bis sahabatan sama kamu lagi."

"Odet, please. Percaya sama aku. Kali ini aku tahu perasaan yang aku punya buat kamu. Aku nggak mau kehilangan sosok yang aku ... aku harapkan selamanya bareng-bareng sama aku. Aku memang bodoh baru sadar dengan perasaanku sendiri, tapi aku yakin nggak akan bikin kamu—"

"Jangan ngomong apa pun lagi, Bim. Aku nggak butuh ucapan dari kamu. Buktiin kalo emang kamu sedang memperjuangkan perasaan kamu dan bukan sedang memperjuangkan supaya persahabatan kita balik lagi kayak dulu."

Odet tidak bisa memberikan kelonggaran bagi Bima untuk bicara. Sudah waktunya Odet melihat siapa yang akan menjadi kandidat pasangannya kelak. Rasanya aneh jika langsung mempercayai pernyataan Bima mengenai perasaan pria itu yang baru bisa disadari. Apalagi sekarang ada Anggada yang sedikit membuat Odet ketar ketir dibuatnya.

"I love you, Odet. Aku akan buktiin kalo aku adalah Prince Daniel kamu. Aku akan cari cara untuk membuat kamu percaya."

Odet tidak berani berbalik dan sengaja menutup pintu rumahnya untuk menghindari Bima. Tangannya mencengkeram kuat bungkus makanan yang dipesankan Anggada. Dia bergetar, takut jika semua ini hanya karena Bima merasa kehilangan sosok sahabatnya saja.

"Kenapa baru sekarang?" gumam Odet. "Kenapa baru sekarang kalimat itu keluar, sih, Bim?"

Ya, jika itu terjadi sebelum semua ini, Odet pasti langsung berlari memeluk pria itu dengan rasa cinta yang sama. Bukan malah meragukan perasaan Bima seperti ini.

[Gimana? Coba komen kalian berada di kapal yang mana.

Anyway, di Karyakarsa udah ada bab 23 & 24]

ODETTA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang