Part 1

13.3K 1.1K 204
                                    

Renjun sedang berada di kantin bersama Chenle dan Jisung, ketika tiba-tiba muncul suara para perempuan yang bersorak riuh. Sontak Renjun menoleh ke arah sumber kericuhan itu.

Ternyata penyebabnya adalah kehadiran empat pemuda tampan berstatus sosial tinggi. Mereka adalah Lee Jeno, Na Jaemin, Mark Lee, dan Huang Lucas. Namun, yang menjadi sorot utama adalah Jeno yang baru saja kembali dari luar negeri dan mengganti warna rambutnya menjadi warna biru.

Jeno dan para fans-nya itu sangat menyebalkan. Ayolah, ini bahkan masih jam 7 pagi. Masa udah pada ribut aja?

Renjun jadi kesal. Akhirnya dia mengetuk meja kantin didepannya dengan sedikit keras.

TUK! TUK!

"Jangan berisik. Masih pagi." ucap Renjun jengah. Kemudian dia tidak peduli pada tatapan seluruh mahasiswa di kantin yang tertuju kearahnya. Setelahnya, mereka pun kembali diam karena yang bersuara adalah Huang Renjun. Tidak mungkin kan mereka melawan si Duta Kampus kesayangan para dosen?

Karena itu pula, Jeno dan ketiga temannya ikut menoleh ke arah Renjun. Jeno heran. Biasanya orang-orang akan senang dan menyambut riah kedatangannya.

Tapi kenapa pemuda manis itu terlihat tidak senang dengan kehadirannya?

'Hmm.. Seru nih.' -batin Jeno.

Tanpa peduli tatapan aneh para fans-nya, Jeno menjauh dari kerumunan dan menuju ke tempat Renjun berada. Renjun yang menyadari Jeno sedang berjalan ke arahnya pun tidak peduli. Dia sama sekali tidak mau berurusan dengan Jeno.

Siapa yang tidak kenal dengan Lee Jeno? Dia adalah cucu dari pemilik kampus. Ia kaya raya, berasal dari keluarga terpandang, tampan, dan sempurna. Sepertinya semua orang akan berlutut dan menyembah dirinya jika Ia minta.

Tapi tetap saja. Dibalik kata 'sempurna' itu, sifat Jeno berbanding terbalik.

Pertama, dia itu suka memanfaatkan para perempuan bodoh.

Iya, bodoh. Karena mereka jelas tau bahwa Jeno itu gay dan sama sekali tidak tertarik dengan dua buah dada yang besar ataupun pantat sintal dan lubang sempit. Tapi tetap saja mereka mendekatinya, dengan harapan 'Semoga Jeno belok lagi.' Mereka bahkan dengan sukarela memberikan tubuh mereka pada Jeno.

Ewh.

Kedua, Jeno juga sangat suka balap motor. Hampir setiap malam dia balapan dan bertaruh hal yang tidak jelas. Bahkan dia pernah bertaruh dengan salah satu lawannya. 'Kalo gua menang, pacar lo gua pinjem.'

Gila anj.

Ketiga, Jeno sangat sering absen, makanya dia jarang sekali bertemu dengan Renjun, bahkan dia tidak kenal dengan Renjun. Apalagi karena dia adalah cucu dari pemilik kampus ini, maka dia dibebaskan oleh para dosennya. Di sisi lain, dosen-dosennya juga sudah malas berurusan dengan Jeno.

Sudah sering bolos, tidak pernah mengerjakan tugasnya, bahkan melanggar aturan kampus.

Terlalu nakal.

"Hai, Renjun.." ucap Jeno sambil melirik ke arah name-tag milik Renjun. Dia juga tidak lupa menebar senyum manis dan tampan, sampai matanya berbentuk sabit.

Dan para fans-nya pun melemah, tidak kuat menahan ketampanan seorang Lee Jeno.

"Siapa?" tanya Renjun tanpa menatap balik ke arah Jeno. Dia hanya lanjut makan dan bersikap seolah tidak mengenal Jeno, ya karena malas.

Jeno perlahan mendekat dan berbisik tepat di telinga Renjun "Kenalin. Nama gua...bakalan lo desahin malam ini." Kemudian Jeno mengecup kecil telinga milik Renjun.

MIRIS || NoRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang