Part 33

2.1K 317 70
                                    

▫️▫️▫️▫️▫️

Jangan lupa vote and comment yaa, biar Nia makin semangat melayarkan NoRen~

▫️▫️▫️▫️▫️

4 Tahun Kemudian

Jeno menghela nafas berat. Sedari tadi Ia berkutat dengan berkas-berkas yang harus Ia tanda-tangani, bahkan tangannya sudah terasa kebas.

TOK! TOK! TOK!

"Permisi, Tuan."

"Masuk."

Setelah dipersilahkan masuk oleh Jeno, orang tersebut yang ternyata adalah sekretarisnya pun membuka pintu dan menghampiri Jeno.

"Maaf, Tuan. Saya hanya ingin mengingatkan bahwa pukul 4 sore nanti akan ada rapat mengenai--"

"Tunda saja."

"Namun, Tuan--"

"Ck. Kau tuli? Saya bilang tunda. Atur kembali jadwal rapat itu nanti. Sekarang kau keluar." ucap Jeno sembari mengusak rambutnya frustasi.

"Baik, Tuan. Saya permisi."

Sekretaris itu pun membungkuk hormat kepada Jeno, lalu keluar dari ruangan tersebut.

Jeno segera menyandarkan punggungnya pada kursi yang tengah Ia duduki, kemudian memejamkan mata dan memijit keningnya.

Ia sangat lelah. Walaupun Ia yang memiliki jabatan tertinggi, Namun Ia sengaja menyibukan dirinya seperti ini. Pasalnya, setiap Ia memiliki waktu senggang, Donghae selalu menyuruhnya untuk menemani Lia.

Lia adalah anak tunggal dari rekan bisnisnya. Keluarga wanita itu pun membantu banyak dalam memajukan perusahaan Donghae--yang sekarang sudah resmi menjadi milik Jeno.

Padahal Jeno sama sekali tidak tertarik dengan Lia, tentunya karena Ia gay. Namun, Jeno tidak bisa menolak kemauan Donghae.

TING!

Ponsel Jeno berdering, menandakan adanya pesan masuk. Ia pun segera membuka room chat tersebut.

lia.

|| Jeno. Kamu sibuk gak?

Gak terlalu. ||

|| Boleh minta tolong anterin ke rumah mama?
|| Aku ada perlu sebentar..

Ya. ||

Jeno pun menutup room chat itu dan mengunci ponselnya kembali. Lagi-lagi Ia menghela nafas berat. Padahal Ia ingin beristirahat, namun ada saja halangannya.

Tanpa membuang waktu, Ia langsung mengambil jas dan kunci mobilnya, kemudian berjalan keluar ruangannya untuk menjemput Lia.

▫️▫️▫️▫️▫️

"Biar aku aja, Jeno--"

"Gue aja."

Jeno membawakan barang-barang Lia. Memang sehabis dari rumah mamanya, wanita itu meminta Jeno agar singgah di mall untuk berbelanja, karena besok Ia akan mengadakan pameran.

Walaupun Jeno tidak menyukai Lia, namun Ia tidak sejahat itu untuk membiarkan Lia membawa barang belanjaan sebanyak itu, maka itu Ia membantunya.

"Nanti kamu capek, Jen."

"Gak bakal. Masih ada yang mau lo cari gak?"

Lia menggelengkan kepalanya dengan lucu. "Udah semua kok."

MIRIS || NoRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang