Part 11

4.6K 609 36
                                    

▫️▫️▫️▫️▫️

Jangan lupa vote and comment yaa.. Biar Nia makin semangat melayarkan NoRen~

▫️▫️▫️▫️▫️

KRIET!

Renjun membuka pintu dan keluar dari ruangan rapat. Namun, pergerakannya terhenti saat Ia menemukan Jaemin dan Jeno yang sedang saling bertatapan dalam diam, seolah ingin membunuh satu sama lain.

Renjun menghela nafas berat. Ia sangat tidak ingin melihat wajah Jeno saat ini, bahkan seterusnya. Lagipula, mengapa lelaki itu bisa ada disini?

Menyadari keberadaan orang lain, Jeno dan Jaemin sama-sama menoleh kearah pintu dan melihat Renjun yang juga sedang menatap mereka.

"Mau kemana Jun?"

"Toilet." ucap Renjun guna menjawab pertanyaan Jaemin. Sedari tadi, Ia terus menghindari tatapan yang ditujukan Jeno padanya. Tentu karena Renjun masih sakit hati dengan perkataan lelaki itu beberapa waktu lalu.

"Mau gue anterin--"

"Goblok banget Jaem. Gue ke toilet doang. Gak perlu dianter." ujar Renjun sembari memutar bola matanya malas. Suasana hatinya sedang buruk begitu melihat wajah Jeno, dan pertanyaan yang diajukan Jaemin sangatlah terdengar bodoh.

Jaemin menggeleng heran dan menepuk pelan mulut Renjun, mengabaikan tatapan cemburu yang dilayangkan Jeno untuk mereka. "Kasar banget tuh mulut."

Tak mau kalah, Renjun pun memukul kepala Jaemin hingga si empunya terhuyung. "Bodo."

"Ren, bisa ngomong sebentar--" belum selesai Jeno berbicara, Renjun terlebih dahulu memotong ucapannya dan beralih pada Jaemin. Bahkan, Renjun terkesan tidak menyadari keberadaannya.

Renjun menghiraukannya.

"Gue duluan deh, Jaem."

"Yaudah."

Setelah Jaemin berucap demikian, Renjun bergegas melangkahkan kakinya menuju toilet terdekat. Mengabaikan Jeno yang masih setia menatap kearahnya.

"Jaem!"

Merasa terpanggil, Jaemin menoleh ke arah sumber suara dan menemukan Felix yang mengayunkan tangannya, seolah menyuruh Jaemin untuk menghampirinya.

Seusai memberi tatapan mengejek ke arah Jeno, Jaemin langsung menghampiri Felix dan berbincang dengannya.

Jeno pun kesal dengan tatapan mengejek yang diberikan Jaemin tadi. Apalagi, dia diabaikan oleh lelaki manis kesukaannya itu.

Merasa ada kesempatan, Jeno segera menyusul Renjun yang menuju toilet. Ia harus membicarakan kesalahpahaman diantara mereka.

Ya. Ia harus memperbaiki semuanya.

▫️▫️▫️▫️▫️

Sesampainya di toilet, Jeno tidak menemukan siapa-siapa, melainkan salah satu bilik toilet yang tertutup. Ia pun yakin bahwa yang tengah berada di dalam bilik itu adalah Renjun.

Dengan canggung, Jeno menunggu Renjun sembari merangkai beberapa kata menjadi sebuah kalimat yang bagus guna meminta maaf pada lelaki manis itu.

Sebenarnya, seumur hidup Jeno tidak pernah meminta maaf kepada siapapun. Walaupun Jeno yang salah, dia tidak sudi menurunkan egonya demi meminta maaf pada orang lain, bahkan pada ayahnya sekalipun.

Namun sekarang, Ia rela menurunkan egonya demi meminta maaf pada Renjun.

KRIET!

Pintu bilik terbuka, menampilkan Renjun yang tengah mengibaskan pakaiannya. Lelaki manis itu mengetahui keberadaan Jeno, namun tidak menoleh sama sekali. Ia tetap memilih untuk menghiraukannya.

MIRIS || NoRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang