Part 22

3.2K 467 161
                                    

▫️▫️▫️▫️▫️

Jangan lupa vote and comment yaa, biar Nia makin semangat melayarkan NoRen~

▫️▫️▫️▫️▫️

"Gue gak tau harus jawab apa."

Mendengar ucapan Renjun barusan, Jaemin menundukkan kepalanya dan menghela nafas ringan. "Jun, gue tau kita udah sahabatan dari lama. Tapi gue pengen hubungan kita tuh lebih dari sekedar sahabat."

"Kenapa?" tanya Renjun sembari menghadapkan tubuhnya ke arah laut lepas, sulit sekali rasanya untuk menatap Jaemin di saat seperti ini. "Bukannya selama ini persahabatan kita baik-baik aja ya?"

"Ini maksudnya.. Lo nolak gue?"

Jaemin perlahan memutar tubuh Renjun agar sepenuhnya menghadap dirinya, kemudian menerka raut wajah si manis yang terlihat kebingungan, seolah ingin menyampaikan sesuatu namun sangat sulit.

Jaemin pun mulai berasumsi, apakah mungkin Renjun tengah memikirkan hal lain saat ini?

Dan seketika, bayangan Renjun dengan Jeno pun muncul dalam pikirannya. Apakah Renjun menolaknya karena dia mulai menyukainya teman baiknya itu? Terlebih, mereka terlihat semakin akrab setiap harinya, bahkan tadi Renjun berkata ingin pergi ke kafe bersama Jeno.

Ada apa dengan mereka? Apakah Jaemin melewatkan sesuatu?

"Lo suka sama Jeno?"

Renjun tentu sangat terkejut saat mendengar ucapan Jaemin. Memang benar bahwa Ia terus memikirkan Jeno sedari tadi, juga kejadian di masa lalunya. Namun, bagaimana bisa sahabatnya itu mengetahui hal tersebut?

Tidak ingin Jaemin semakin mencurigainya, Renjun langsung menggelengkan kepalanya dan menoleh ke sembarang arah. "Nggak--"

"Lo gak bisa bohong sama gue, Jun."

Mendengar ucapan Jaemin barusan, Renjun tidak mampu untuk sekedar menjawabnya. Sangat sulit untuk berbohong pada sahabatnya itu. Namun, Ia sengaja tidak ingin memberitahukan yang sebenarnya pada Jaemin. Jika tidak, mungkin sahabatnya itu akan membencinya. Maka, lebih baik Ia diam.

Entahlah. Rasanya kepala Renjun sangat pening karena memikirkan semua ini.

Dan untuk sesaat, Jaemin tersenyum miris. Diam nya Renjun telah menjawab semua kekhawatirannya selama ini. Bahwa sang pujaan hatinya itu telah jatuh cinta dengan orang lain--yang adalah teman baiknya sedari lama.

Menjernihkan pikirannya, Jaemin mencoba untuk mengambil sikap buta dan tuli terhadap hal tersebut. Lebih baik Ia bersikap seperti orang bodoh yang tidak mengetahui apa-apa, daripada semakin menyakiti hatinya. "Ya terus apa? Kenapa lo gak bisa nerima gue jadi pacar lo Jun?!"

"Lo tau alasannya, Jaem." pungkas Renjun sembari menepis kedua tangan Jaemin yang menangkup pipinya, kemudian melangkah mundur guna memberi jarak lebih jauh di antara mereka. Perlahan Renjun memberanikan diri untuk menatap mata Jaemin, lalu menggelengkan kepalanya. "Gue gak bisa."

Jaemin mengacak surainya karena merasa frustasi. Renjun pasti sangat takut kalau kejadian lama itu terulang kembali, terlebih semua itu secara tidak langsung diakibatkan oleh Jaemin.

Berawal dari Renjun yang waktu itu difitnah karena telah merebut Jaemin dari Hina, terlebih perjodohan mereka dibatalkan, membuat banyak orang mencaci Renjun dan menyebabkan lelaki manis itu terpuruk.

Perlahan Jaemin mendekati Renjun, kemudian menggenggam kedua tangan lelaki manis itu dengan erat, namun terkesan lembut. "Jun, sorry. Gue gak mau basa-basi. Tapi emang ini yang gue rasain buat lo. Gue udah gak bisa mendam ini lagi."

MIRIS || NoRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang