Part 8

5.2K 681 99
                                    

▫️▫️▫️▫️▫️

Jangan lupa vote and comment yaa.. Biar Nia makin semangat melayarkan NoRen~

▫️▫️▫️▫️▫️

"Terima kasih untuk hari ini."

Renjun baru saja mengakhiri rapat dengan para anggota BEM dan ketua program studi. 2 minggu lagi akan di adakan event antar kampus di Korea Selatan. Mereka pun membahas mengenai transportasi, konsumsi, juga hal-hal lainnya yang akan dibahas dalam event tersebut. Setelahnya, para anggota BEM dan ketua program studi pun mulai keluar dari ruang rapat, menyisakan Renjun seorang diri.

Renjun termenung. Entah mengapa Ia terus memikirkan Jeno. Sudah seminggu berlalu sejak Jeno mulai menjauhinya. Renjun sangat yakin akan hal tersebut. Terbukti bahwa jeno terus menerus menghindarinya. Bahkan, lelaki itu selalu mengalihkan tatapannya dari Renjun.

Seperti tiga hari yang lalu, Renjun tengah berada di kantin bersama Chenle. Ia melihat Jeno yang datang dari koridor fakultas kedokteran. Namun, ketika matanya bertemu dengan Jeno, lelaki itu langsung memutar bola matanya malas, lalu berjalan ke arah sebaliknya.

Renjun menghempaskan tubuhnya pada kursi yang didudukinya dan menghela nafas berat. Entah mengapa Ia tidak suka saat Jeno menghindarinya. Biasanya, Jeno akan dengan senang hati menghampirinya terlebih dahulu, atau setidaknya memberikan senyuman padanya. Jauh berbeda dengan Jeno yang bersikap seolah tidak mengenalnya selama seminggu ini.

Renjun tidak mengetahui alasan Jeno yang tiba-tiba menjauhinya. Tidak mungkin karena minggu lalu Jeno mendapatinya sedang bersama dengan Jaemin, bukan? Lagipula, waktu itu mereka hanya bertengkar biasa. Untuk apa juga Jeno menjauhinya?

Renjun terlarut dalam pikirannya, hingga Ia tidak menyadari keberadaan Jaemin yang telah memasuki ruang rapat dan memanggilnya sedari tadi.

Jaemin mengibaskan tangannya di hadapan wajah Renjun. Mengapa lelaki manis itu tak kunjung menjawabnya dan malah termenung seperti ini? Tidak biasanya. "Njun? Lo kenapa?"

Seolah tersadar, Renjun pun tersentak dari lamunannya dan menyadari keberadaan Jaemin yang tengah berdiri dihadapannya. Renjun kemudian membenarkan posisi duduknya dan melirik ke segala arah, berharap semoga tidak ada yang melihatnya bersama Jaemin.

"Eh, Jaem. Gue gapapa. Lo kenapa kesini?"

"Sore ini temenin gue nyari gitar, yuk!"

"Lah, gitar kesayangan lo kenapa?"

"Rusak. Kemarin gak sengaja diinjak Lucas." ujar Jaemin sambil terkekeh kecil saat mengingat kejadian kemarin.

Lucas memang mampir ke apartemen milik Jaemin untuk sekedar meminjam motor. Namun, saat ingin mengambil kunci di nakas, kaki Lucas tidak sengaja menginjak gitar kesayangan Jaemin yang terletak di sebelah nakas tersebut.

Renjun pun ikut tertawa membayangkan kejadian itu. Beruntung Jaemin adalah orang yang sabar. Jadi, Jaemin tidak mungkin memarahi Lucas hanya karena ketidaksengajaan itu.

"Oke. Ketemuan aja di perpus, Jaem."

"Siap, Njun."

Setelah berdiri dan mengusak surai Renjun lembut, Jaemin segera keluar dari ruangan itu. Walaupun dia sangat ingin menghabiskan waktu bersama Renjun di ruangan yang kosong ini, Jaemin tidak mau melanggar janjinya pada sang pujaan hati untuk menjaga jarak, terutama di kampus.

Ruangan pun kembali kosong, menyisakan Renjun seorang diri, yang lagi-lagi memikirkan tentang Jeno. Pikirannya berkecamuk. Renjun memang sangat tidak suka dengan lelaki seperti Jeno.

MIRIS || NoRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang