Part 20

3.8K 512 44
                                    

▫️▫️▫️▫️▫️

Jangan lupa vote dan comment yaa.. Biar Nia makin semangat melayarkan NoRen~

▫️▫️▫️▫️▫️

"Mau kemana?"

"Mandi lah."

Renjun berucap dengan ketus. Pasalnya, sedari lama Jeno terus menahannya di kasur, tidak memperbolehkan dirinya untuk sekedar bergerak ataupun berpindah posisi.

Setelah akhirnya menjambak surai lelaki sialan itu, akhirnya Renjun bisa terbebas dari dekapannya dan melenggang pergi.

"Bareng--"

"Ngaco! Jauh-jauh lo!"

Jeno pun hanya tertawa kecil dan menggeleng heran. Padahal Ia masih ingin berlama-lama dengan Renjun. Namun, daripada Ia kesakitan, lebih baik Ia melepaskan si manis.

Ia bangun dari kasur, lalu berjalan menuju ruang tamu. Ternyata ada Wendy yang tengah memasak.

"Wihh harum banget. Masak apa nih calon mama mertua?"

Wendy terkekeh. Jahil sekali anak satu ini, menyebut dirinya sebagai 'calon mama mertua' tanpa beban. "Masak kimchi bokkeumbap aja kok."

"Pasti enak banget deh! Jadi gak sabar pengen nyobain~"

"Iya Jeno. Tunggu aja ya, bentar lagi selesai kok."

Jeno mengangguk antusias dengan wajah sumringah, membuat Wendy lagi-lagi terkekeh karenanya.

Tak lama kemudian, ponsel Jeno berbunyi, menandakan ada sebuah panggilan masuk, ternyata dari sang Papa. Seketika itu pula ekspresi wajahnya berubah.

"Jeno permisi angkat telepon ya mah."

Melihat Wendy yang mengangguk kecil, Jeno segera melangkahkan kakinya keluar rumah, menuju teras.

Tadi panggilannya sempat tak terjawab, namun sekarang ponselnya kembali berbunyi, yang tentunya dari orang yang sama, Papanya.

Jeno tidak berniat untuk menjawab panggilan itu, masih terlalu kesal dengan sifat dan perlakuan Papanya.

Kali ini, ponselnya kembali berbunyi, dan ternyata itu dari sang Mama. Langsung saja Jeno menjawab panggilan itu. "Iya mah?"

"Kamu dimana? Kok semalem gak pulang?"

"Aku dirumah Renjun. Nginep disini."

"Ckck. Kamu tuh ya, setiap ada kesempatan pasti aja ke rumah dia."

"Iya dong mah. Aku gak mungkin menyia-nyiakan kesempatan langka kayak gini." ucap Jeno sembari terkekeh.

"Kalo gitu tembak dong. Masa ngapel doang tanpa kejelasan status? Kasian lho Jen anak orang kamu PHP-in."

Jeno terbahak setelah mendengar ucapan sang Mama. Ia pun menyandarkan punggungnya pada dinding rumah Renjun, lalu menyibakkan surainya yang acak-acakan itu.

"Aku nunggu waktu yang pas. Makanya mama doain aja ya."

Di seberang sana, Yoona mengangguk-angguk sembari terkekeh, lalu terdiam beberapa saat sebelum kembali berucap "Jeno.."

"Ya?"

"Papa minta kamu pulang.. Katanya ada hal penting yang mau dibicarakan.."

"Mah. Jeno gak mau ketemu sama dia. Mama tau sendiri kan sifat Papa gimana? Lagian juga yang penting buat dia tuh uang, bukan Jeno."

MIRIS || NoRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang