Part 28

2.5K 317 112
                                    

▫️▫️▫️▫️▫️

Jangan lupa vote and comment yaa, biar Nia makin semangat melayarkan NoRen~

▫️▫️▫️▫️▫️

Seiring berjalannya waktu, mereka mulai sibuk untuk mengurus skripsi. Hal tersebut pun membuat Renjun dan Jeno semakin jarang bertemu.

Sebenarnya Jeno sangat tidak tahan. Ia sangat ingin menemui Renjun dan memeluk kekasihnya itu seharian penuh. Namun, Renjun pasti tengah sibuk, terlebih kekasihnya itu tidak suka diganggu saat mengerjakan tugas, apalagi skripsi.

Berbeda dengan Jeno yang tidak ingin menyibukkan dirinya hanya untuk mengetik, meneliti, dan apalah itu. Lebih baik Ia membayar orang lain untuk mengerjakan skripsinya. Lagipula Ia pasti akan langsung diluluskan.

Maka itu, saat ini Jeno memilih untuk menghampiri Renjun di rumahnya. Renjun bilang Ia akan pergi ke toko buku sore hari nanti bersama Jaemin dan mencari buku untuk referensi.

Namun, tentu saja Jeno belum begitu rela jika Renjun bertemu Jaemin, walaupun hubungan mereka sudah kembali seperti semula! Hingga pagi ini Jeno bersiap untuk menemui Renjun, menghabiskan waktu lebih dulu sebelum kekasihnya itu pergi dengan Jaemin.

Jeno pun sudah bersiap dengan pakaian yang sangat modis, juga parfum yang menyegarkan. Ia pun mengambil kunci mobilnya dan keluar dari kamar.

Namun, baru saja Ia ingin membuka pintu rumahnya, tiba-tiba suara Donghae menginterupsi kegiatannya. "Kamu mau kemana?"

Jeno memutar bola matanya malas, tidak berniat untuk menjawab pertanyaan papanya sama sekali. Baru saja Ia ingin melanjutkan jalannya, Donghae kembali membuka suara.

"Lee Jeno! Sini kamu!"

Jeno pun menghela nafas ringan, lalu menoleh ke arah sang papa. "Kenapa lagi?"

"Berani kamu ngelawan papa terus?!"

"Ck. Gue mau pergi, gak usah ngelarang--"

"Kamu mau bertemu dengan Renjun, kan?"

Seketika Jeno menatap Donghae dengan tajam. Darimana papanya itu mengetahui tentang Renjun? Bukankah dia terlalu sibuk untuk sekedar peduli dengan segala hal yang menyangkut anaknya ini?

"Ck. Papa udah bilang, nurut sama papa. Liat kan? Kamu malah pacaran dengan orang seperti dia."

"Seperti dia? Maksudnya?!"

Donghae mendecih, lalu Ia melipat koran yang tadi Ia baca, kemudian menyeruput sedikit kopinya. "Kalian tidak cocok, tidak pantas bersama. Jadi, lebih baik kamu putuskan dia--"

BRAK!

Jeno menutup pintu rumahnya dengan keras menggunakan tenaganya yang tidak main-main itu. Kemudian Ia berjalan menghampiri papanya yang hanya memberi tatapan remeh.

"Jaga omongan lo! Lo gak berhak ngerendahin Renjun kaya gitu--"

"Ck. Sepertinya papa terlalu membebaskan kamu, hingga kamu salah pergaulan seperti ini--"

"Bangsat! Lo bahkan gak pernah peduli sama gue!" ucap Jeno dengan teriakan keras, membuat para pelayan di rumah mereka pun terkejut bukan main. Pasalnya, ini merupakan pertama kalinya Jeno terdengar sangat marah.

Sementara Donghae tidak peduli. Ia tetap memberikan tatapan remeh kepada Jeno.

Jeno yang sudah tersulut emosinya pun langsung melangkahkan kakinya ke pintu rumah. Namun, ucapan Donghae barusan berhasil membuatnya terdiam kaku.

MIRIS || NoRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang