Part 27

2.6K 329 36
                                    

▫️▫️▫️▫️▫️

Jangan lupa vote and comment yaa, biar Nia makin semangat melayarkan NoRen~

▫️▫️▫️▫️▫️

"Aku lagi nugas, Jeno."

"Gak boleh! Kamu dari kemarin nugas mulu, besok nya kuliah, pulangnya ke kafe Haechan. Aku kan mau ngajak kamu kencan! Mumpung hari Minggu nih!"

"Tapi aku emang gak ada waktu buat kencan--"

Jeno pun langsung menggoyangkan lengan Renjun dengan manja, berharap kekasihnya itu luluh dan berhenti mengerjakan tugasnya, lalu kencan. "Renjunie!"

Sementara Renjun menggelengkan kepalanya, kemudian mengusak surai Jeno dengan lembut. "Nanti ya? Aku lagi nugas. Gak lama kok."

Sebenarnya Renjun kasihan dengan Jeno, namun Ia memang harus mengerjakan tugasnya hari ini. Ia lupa bahwa ada tugas dan deadlinenya 2 hari lagi. Maka itu, berhubung hari Minggu, Renjun mengerjakan tugasnya sekarang.

Akhirnya Jeno pun mengangguk pasrah. Di satu sisi, Ia tidak menyukai saat Renjun terlalu fokus dengan tugasnya, terlebih di waktu libur seperti ini, akibatnya Jeno dilupakan.

Namun di sisi lain, Ia memahami Renjun, karena memang kekasihnya itu tidak memiliki banyak waktu luang, tidak seperi dirinya yang dibebaskan.

Jeno pun memiliih untuk merebahkan tubuhnya di ranjang milik Renjun. Mengutak-atik ponselnya, scroll instagram, twitter, selca, mengambil foto Renjun dari belakang, dan lainnya.

Setelah kurang lebih 2 jam, akhirnya Renjun selesai mengerjakan tugasnya.

Renjun meregangkan tubuhnya yang terasa kebas akibat terlalu lama duduk dan mengetik, kemudian menoleh ke arah Jeno. Ternyata kekasihnya itu tertidur.

Ia menghela nafas ringan. Pasti sedari tadi Jeno merasa bosan hingga tertidur. Ia pun merasa kasihan karena telah mengabaikan Jeno.

CKLEK!

Tiba-tiba pintu kamar Renjun terbuka, menampilkan Wendy yang membawakan dua buah buku dan sebuah piring. "Nih kak. Buku yang kamu titip kemarin. Sama ini sarapan buat Jeno. Daritadi dia belum makan."

Renjun pun mengambil buku dan piring itu. "Makasih mah."

Wendy mengangguk, lalu menoleh ke arah Jeno yang tengah tertidur. "Jeno kenapa?"

"Ketiduran mah. Nungguin aku nugas."

Wendy menggelengkan kepalanya, lalu mengusak surai Renjun dengan lembut. "Jeno nya jangan dicuekin gitu. Kasian dia pagi-pagi dateng bawain makanan banyak sekalian ngajak kamu jalan, tapi kamunya malah cuekin dia gini."

Renjun hanya ngangguk, mengiyakan perkataan sang mama.

Wendy tersenyum simpul, kemudian lanjut berucap "Yaudah, mama ke butik dulu ya?"

"Iya mah, hati-hati ya." ucap Renjun yang dibalas anggukan oleh Wendy.

Wendy pun keluar dari kamar Renjun, kemudian Renjun menghampiri Jeno yang tengah tertidur pulas. Ia terkekeh karena Jeno tidur sembari memanyunkan bibirnya, pasti karena ngambek.

Ia pun mengusap surai Jeno dengan lembut, hingga kekasihnya itu terbangun. "Bosen ya?"

Jeno mengangguk sebagai balasan, kemudian melakukan peregangan, sedikit sulit karena masih terasa ngantuk.

"Nih." ucap Renjun sembali menyodorkan sepiring sarapan kepada Jeno.

"Aku gak laper, Ren. Maunya kencan--"

MIRIS || NoRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang