Part 12

5K 646 123
                                    

▫️▫️▫️▫️▫️

⚠️Warning⚠️
2746 words
Isinya full NoRen

▫️▫️▫️▫️▫️

Pukul 16:26

Sudah hampir satu jam sejak Jeno menunggu di kafe. Kelasnya sudah selesai sedari tadi, namun Renjun belum.

Jeno tau bahwa Renjun tidak akan mau menemuinya, terlebih di kampus. Maka dari itu Ia lebih memilih untuk menunggu kedatangan Renjun di kafe.

Sesampainya di kafe tadi, Haechan langsung memarahinya tanpa ampun, juga menyerbu Jeno dengan pertanyaan mengenai kejadian di toilet waktu itu.

Jeno menjelaskan semuanya pada Haechan, mengenai kesalah pahaman dirinya. Maka itu Jeno akan berusaha untuk meminta maaf pada Renjun, tapi dia butuh bantuan Haechan.

Dan Haechan tentu mau membantu Jeno, namun tidak gratis.

Jeno sudah bermisuh-misuh dalam hati. Tapi, jika itu demi hubungannya dan Renjun membaik, maka dia mau dengan rela menuruti apapun yang Haechan mau.

Tidak lama kemudian, Renjun datang ke kafe. Jeno pun segera berpura-pura membaca koran, supaya Renjun tidak melihatnya.

Dan hal itu berhasil membuat Renjun tidak mengetahui keberadaan Jeno. Lelaki manis itu langsung masuk ke ruang ganti, dan mengganti pakaiannya.

Namun, saat Renjun keluar dan menuju mesin minuman, Ia dikejutkan dengan kehadiran Jeno yang anehnya menggunakan pakaian barista, sama seperti Renjun dan Yeri.

Iya. Jeno memang berjanji akan menuruti apapun yang Haechan mau, asalkan dia menjadi barista untuk hari ini.

Haechan tentu saja bingung. Mengapa Jeno tiba-tiba ingin menjadi barista, padahal lelaki itu pun pasti tidak mengerti sama sekali mengenai mesin-mesin minuman.

Tidak ingin ambil pusing, Haechan hanya mengangguk mengiyakan permintaan aneh Jeno. Kebetulan juga salah satu baristanya yang bernama Junkyu tengah mengambil cuti karena sepupunya menikah.

Terlebih, Jeno memiliki paras yang menarik dan tampan. Pasti dia akan mengundang banyak pelanggan hari ini.

Tanpa Haechan ketahui, bahwa Jeno sengaja menjadi barista, supaya lelaki itu bisa leluasa berdekatan dengan Renjun, mungkin perlahan memperbaiki hubungan mereka.

Renjun pun tak kalah heran. Dia bertanya pada Haechan lewat tatapan penuh tanya. Dan Haechan hanya menggelengkan kepalanya, seolah membiarkan Jeno.

Respon dari Haechan berhasil membuat Renjun badmood. Mau tidak mau, dia harus berdekatan dengan Jeno. Benar-benar menguras pikiran dan tenaga.

Tidak di kampus, tidak di kafe, Jeno selalu saja bermunculan di hadapan Renjun. Setan ya?

Kemudian Renjun melanjutkan langkahnya ke depan mesin minuman dengan gontai. Sepertinya, pekerjaannya hari ini akan terasa lebih berat dari biasanya.

Jeno melihat Renjun yang mendekat, dan Ia langsung menyapa lelaki manis itu sembari tersenyum lima jari. "Hai, Ren."

"Hm."

Renjun memang hanya berdeham. Namun, hal itu membuat Jeno sangat senang, hingga Ia menjerit dalam hati. Karena setidaknya, Renjun merespon sapaannya, tidak mengabaikan dia atau bersikap sangat dingin seperti di kampus tadi.

"Hari ini, gue gantiin Junkyu, Ren."

Netra Renjun diam-diam melirik kesana kemari guna mencari keberadaan Junkyu. Ternyata memang benar bahwa rekan kerjanya itu tidak masuk hari ini.

MIRIS || NoRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang