Tap.
Tap.
Tap.
Langkah kaki itu tampak tergesa menuruni setiap anak tangga. Tidak ia hiraukan keberadaan teman-temannya yang bertanya 'ada apa?' padanya, pun tatapan bingung dari tantenya.
Minhee hanya fokus mengayunkan kakinya menuju ruang kerja ayahnya, di mana sang ibu tengah berada di sana bersama para orang tua yang lain, juga beberapa temannya yang ikut membantu.
Brak!
Pintu itu terbuka lebar, menampakkan orang-orang yang tampak kebingungan melihat Minhee.
Namun mereka tahu ada sesuatu yang tidak beres, mengingat Minhee yang tampak cemas di balik wajahnya yang pucat.
"Ada apa Minhee?"
Ibunya yang pertama mengeluarkan suara. Wanita itu beranjak dari duduknya lalu menghampiri putra semata wayangnya yang kini tampak terengah-engah setelah berlari dari kamarnya.
"Mereka harus kembali," ucap Minhee, yang tentu saja menarik kebingungan dari semua yang mendengarnya.
"Apa maksudnya, Sayang?" tanya Ibu Minhee.
Minhee menatap ibunya yang tampak tidak paham. "Ma, mereka harus kembali. Tidak perlu menghancurkan Lilac. Bilang ke Papa, mereka harus pulang."
Sungguh Ibu Minhee tidak bisa menangkap maksud dari ucapan sang putra. Ia hanya tahu jika putranya itu tengah mencemaskam sesuatu. Tapi apa?
"Kenapa, Minhee? Kenapa mereka harus pulang? Mereka sudah berhasil membelokkan Lilac. Hanya perlu sedikit waktu lagi untuk melepas lapisan pelindung Lilac dan mereka sudah bisa mulai menghancurkan Lilac," sahut Ibu Minhee tak mengerti.
Tapi Minhee memilih untuk tidak memberitahukan alasannya. Lagi-lagi ia hanya berkata, "Mereka harus pulang, Ma."
Suasana di dalam kapal Starship tampak semakin tegang. Tidak ada yang bercanda, tidak ada yang tidur, tidak ada yang beristirahat. Semuanya sibuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
✅ CRAVITY: it's time to back
FanfictionSebuah tattoo berbentuk huruf "C" dengan garis miring yang menembusnya, tiba-tiba muncul di tubuh sembilan pelajar SMA. Sebuah tattoo misterius yang tidak tahu darimana asal-usulnya. Semenjak itu... satu-persatu keanehan mulai terjadi. Hingga hal ya...