Suasana pagi di rumah keluarga Koo tampak lengang. Rumah besar nan mewah dengan interior bergaya french country itu tampak sepi karena hanya dihuni oleh sepasang ayah dan anak, serta beberapa pelayan.
Jungmo menuruni setiap anak tangga sebelum berjalan menuju ruang makan. Menu sarapan hari ini adalah moroccan baked eggs, sepotong cranberry orange pancakes, dan segelas susu vanilla. Segera saja Jungmo beegabung dengan ayahnya yang sudah lebih dulu menyesap kopi hitamnya sambil membaca koran—sembari menunggu Jungmo.
"Pagi, Ayah!" sapa Jungmo.
"Pagi, Nak."
Ayah Jungmo melipat koran paginya dan menyisihkannya sebelum beralih pada menu sarapannya.
"Aku tidak tahu Ayah sudah pulang dari luar kota. Kapan Ayah sampai?" tanya Jungmo seraya melahap potongan crusty bread dalam morrocan baked eggs-nya.
"Jam satu? Dua? Entahlah. Ayah nggak begitu ingat," jawab Ayah Jungmo.
Lelaki itu mengangguk paham.
Hal seperti ini memang sudah biasa Jungmo alami. Ayahnya yang luar biasa sibuk, lebih sering menghabiskan waktu di luar kota daripada di rumah. Minggu lalu adalah keberuntungannya karena ayahnya lebih banyak menghabiskan waktu di rumah, sebelum kemudian mendadak harus kembali pergi ke luar kota untuk urusan pekerjaan.
Bicara tentang kesibukan ayahnya, Jungmo teringat kartu berwarna emas yang belum sempat ditanyakannya pada ayahnya karena kesibukan pria paruh baya itu.
Bukankah saat ini adalah waktu yang tepat untuk bertanya?
"Ayah."
"Ya, Jungmo?"
Alih-alih menjawab sahutan ayahnya, Jungmo justru mengalihkan pandangannya pada tas sekolahnya yang ia letakkan di kursi di sampingnya. Tangannya bergerak mencari benda yang selalu dibawanya kemana-mana itu.
Hingga akhirnya Jungmo berhasil menemukan benda yang dicarinya itu, lalu mengulurkan pada ayahnya.
"Ayah tahu kartu ini?" tanya Jungmo.
Itu adalah kartu berwarna emas, dengan sebuah gambar yang sama dengan tattoo misterius Jungmo, berada di tengahnya.
Ayah Jungmo nampak terkejut melihat kartu tersebut.
"Kamu dapat darimana?"
"Nggak sengaja menemukannya," jawab Jungmo. "Jadi ini kartu apa? Kenapa gambarnya seperti itu?"
Ayah Jungmo terlihat berpikir keras, dan Jungmo memanfaatkan waktu untuk membuka jam tangannya, lalu menunjukkan tattoo misterius di pergelangan tangannya.
"Ini. Gambarnya sama seperti tattoo ini," kata Jungmo. "Ayah tahu maksudnya?"
Jungmo menatap ayahnya penuh pertanyaan. Ada banyak hal yang tidak dapat ia mengerti dan ia berharap ayahnya dapat memuaskan rasa ingin tahunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
✅ CRAVITY: it's time to back
FanfictionSebuah tattoo berbentuk huruf "C" dengan garis miring yang menembusnya, tiba-tiba muncul di tubuh sembilan pelajar SMA. Sebuah tattoo misterius yang tidak tahu darimana asal-usulnya. Semenjak itu... satu-persatu keanehan mulai terjadi. Hingga hal ya...