Restoran bernuansa tradisional itu terlihat menyajikan semangkuk sup kaldu tulang sapi yang sering disebut seolleongtang, ditemani dua mangkuk nasi, sepiring kimchi lobak, dan mie dengan taburan daun bawang.
Seorang lelaki paruh baya dan seorang siswa SMA terlihat menikmati santapan yang ada. Meski musim dingin sudah berlalu, tidak menghalangi kenikmatan mereka menyantap seolleongtang.
"Makan yang banyak. Ini kimchi-nya juga."
Jungmo, lelaki itu tersenyum senang saat ayahnya menyumpitkan sepotong kimchi lobak pada nasinya.
"Rasanya udah lama kita nggak makan bareng gini. Ayah kangen makan bareng sama kamu," ujar Ayah Jungmo.
Dengan menganggukkan kepalanya, Jungmo setuju dengan apa yang ayahnya ucapkan.
"Jungmo juga, Yah."
"Dulu kita cukup sering makan seolleongtang bertiga di rumah. Ibumu pintar sekali memasak seolleongtang."
Jungmo tersenyum tipis saat ayahnya mulai membuka topik tentang ibunya yang sudah meninggal beberapa tahun yang lalu. "Nanti Jungmo belajar memasak seolleongtang jadi kita bisa makan di rumah."
Ayah Jungmo ikut tersenyum menanggapinya.
"Nanti kita belajar sama-sama."
Sepasang ayah dan anak itu kembali melahap makan malam mereka sambil sesekali mengobrolkan beberapa hal.
"Oh ya, Jungmo, kamu ada keinginan buat mengadopsi kucing?" tanya Ayah Jungmo tiba-tiba.
Jungmo yang baru menyumpit nasinya, menghentikan gerakan tangannya untuk memusatkan atensi pada ayahnya. "Adopsi kucing?" tanya Jungmo, mengkonfirmasi pendengarannya.
"Iya. Ayah tahu selama ini kamu suka kucing tapi tidak bisa memelihara kucing karena Ibumu yang punya alergi sama bulu kucing. Ayah sudah lama kepikiran untuk mengadopsi kucing buat kamu tapi Ayah belum sempat cerita ke kamu."
Memang selama ini Jungmo sangat menyukai kucing. Saat kecil, ia seringkali bertanya apa dirinya boleh memelihara kucing? Tapi tentu saja orang tuanya tidak mengijinkan.
Dirinya sering merengek kenapa dirinya tidak boleh memelihara kucing sedangkan teman-temannya boleh. Barulah saat beranjak remaja, ia paham dengan larangan orang tuanya. Ibunya memiliki alergi terhadap bulu kucing. Ia tidak mungkin setega itu memaksakan memelihara kucing sedangkan ibunya bisa saja sakit karena hewan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
✅ CRAVITY: it's time to back
Fiksi PenggemarSebuah tattoo berbentuk huruf "C" dengan garis miring yang menembusnya, tiba-tiba muncul di tubuh sembilan pelajar SMA. Sebuah tattoo misterius yang tidak tahu darimana asal-usulnya. Semenjak itu... satu-persatu keanehan mulai terjadi. Hingga hal ya...