16'dad

1.9K 366 37
                                    

"Eh iya, bicara tentang ayahku, aku lupa memberitahu sesuatu pada kalian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Eh iya, bicara tentang ayahku, aku lupa memberitahu sesuatu pada kalian."

"Sesuatu apa?"

"Sepertinya... ayahku tahu sesuatu tentang tattoo ini."

Makan malam tersaji dengan lengkap di meja, hanya saja pikiran Wonjin terlalu dipenuhi oleh percakapannya dengan Jungmo, Taeyoung, dan Seongmin tadi siang. Terutama informasi penting yang dibeberkan Jungmo.

"Beberapa waktu yang lalu aku nggak sengaja menemukan ini."

Wonjin ingat lelaki itu mengeluarkan sebuah kartu berwarna keemasan dari dalam sakunya. Sebuah kartu dengan gambar yang jelas sangat familiar bagi keempat orang itu.

"Itu apa? Gambarnya sama seperti tattoo kita?"

"Aku juga nggak tahu ini kartu apa. Tapi kemungkinan besar ayahku tahu sesuatu. Aku belum sempat menanyakannya karena ayahku masih di luar kota. Begitu pulang nanti aku akan bertanya."

Sepanjang ingatan Wonjin, Jungmo bercerita tentang kecurigaan lelaki itu pada ayahnya yang mungkin tahu sesuatu. Ditambah keberadaan Kang Minhee yang... bukankah seharusnya sudah dikeluarkan dari sekolah karena terlalu sering membolos? Tapi sepertinya pihak sekolah tidak ada niat untuk menendang laki-laki tinggi itu. Dan mungkin... ayah Jungmo tahu.

Lalu pikiran Wonjin beralih. Ia juga teringat cerita Seongmin tentang Minhee yang sepertinya mengenal orang tua lelaki mungil itu.

Dan memorinya juga merekam perkataan Taeyoung tentang dirinya yang dibawa ke rumah Seongmin saat sakit karena orang tua Seongmin adalah dokter.

Tunggu—

Dokter?

Ayah Jungmo, orang tua Seongmin, dokter, mungkinkah ayah Wonjin juga tahu sesuatu? Saat Wonjin sakit, ayahnya juga membawanya ke dokter kan?

Mungkinkah dokter itu adalah orang tua Seongmin?

"Wonjin lagi memikirkan apa, Sayang? Kelihatannya serius banget sampai makannya sedikit-sedikit."

Kedua obsidian Wonjin yang tadinya menatap ke sembarang arah, beralih pada kedua orang tuanya yang duduk di hadapannya—juga sedang menyantap makan malam seperti dirinya.

"Emm... bukan apa-apa, Bu," jawab Wonjin. Ia menatap kedua orang tuanya, haruskah ia bertanya? Haruskah ia bercerita?

Wonjin meneguk minumnya sedikit sebelum kembali memusatkan perhatiannya pada kedua orang tuanya.

✅ CRAVITY: it's time to backTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang