2'absent

2.9K 577 44
                                    

Buku PR matematika adalah yang pertama kali ditanyakan oleh teman sekelasnya saat Woobin melangkahkan kaki memasuki kelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Buku PR matematika adalah yang pertama kali ditanyakan oleh teman sekelasnya saat Woobin melangkahkan kaki memasuki kelas. Dengan santai lelaki itu mengulurkan buku PR-nya kepada temannya, lalu melanjutkan langkah menuju bangkunya.

Dilihatnya beberapa temannya sibuk mengerjakan PR. Ada pula yang hanya duduk-duduk seperti dirinya.

"Eh, Hyeongjun. Kirain nggak masuk lagi."

Tangan Woobin yang sedang merogoh tas untuk mencari earphone-nya, seketika berhenti saat tak sengaja mendengar obrolan salah satu teman sekelasnya.

Dilihatnya seorang pemuda berambut kriwil yang baru saja duduk di kursinya, tengah bercakap-cakap dengan teman sebangkunya.

"Kemarin di kelas kita ada tiga anak yang nggak masuk karena sakit."

"Hah? Siapa aja?"

"Kamu, Wonjin, terus Woobin."

Woobin mengalihkan pandangannya saat tak sengaja kedua netranya bertabrakan dengan milik lelaki kriwil yang sedaritadi ia perhatikan. Ia lalu meraih earphone putihnya dan segera memasang pada kedua telinganya.

"Terus juga ada beberapa anak di kelas lain yang nggak masuk juga karena sakit kemarin."

Kalimat itu adalah obrolan terakhir yang dapat didengar Woobin sebelum lelaki itu menyalakan music player di ponselnya.

Woobin memilih tak ambil pusing. Mungkin saja cuaca memang sedang tidak bagus jadi banyak siswa yang tumbang—termasuk dirinya.

Guru mata pelajaran Kimia baru saja keluar dari kelas saat para siswa langsung heboh ke sana ke mari sambil berteriak-teriak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Guru mata pelajaran Kimia baru saja keluar dari kelas saat para siswa langsung heboh ke sana ke mari sambil berteriak-teriak.

Tapi tidak dengan Allen. Lelaki itu lebih memilih untuk melipat tangannya di depan dada seraya memejamkan kedua kelopak matanya. Tak ia pusingkan teman-teman sekelasnya yang berisik entah membahas apa.

"Hey...."

Seorang siswa berperawakan cukup tinggi terlihat menghampiri Allen. Tetapi lelaki bernama lengkap Allen Ma itu tak menggubrisnya.

✅ CRAVITY: it's time to backTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang