Sebuah vinyl player di sudut ruang keluarga terlihat tengah memainkan alunan lagu bertajuk Starman milik David Bowie. Ditemani semilir angin malam dari pintu beranda yang dibuka, seorang pemuda dengan tenang menikmati bacaannya sambil sesekali menyantap potongan buah apel yang sempat ia siapkan dari kulkas tadi.
Song Hyeongjun tampak terlarut dalam narasi tentang benda angkasa dalam buku yang sedang dibacanya. Buku yang dipinjamnya dari Woobin tadi pagi kini sudah hampir separuh ia baca dengan fokus.
Look out your window I can see his light
If we can sparkle he may land tonightHalaman demi halaman dilahap oleh Hyeongjun tanpa melewatkan satu pun kata. Sesekali ia ikut menyenandungkan lirik dari lagu yang sering diputar oleh orang tuanya itu.
"Oh... ternyata fireball itu beda ya sama meteor."
Hyeongjun terlihat begitu konsentrasi menikmati bukunya hingga tak menyadari kehadiran ibunya yang tiba-tiba berada di depannya.
"Eh, Ibu," sapa Hyeongjun.
Dilihatnya wanita itu menggeser piring berisi apel milik Hyeongjun, lalu meletakkan segelas susu coklat di atas meja.
"Makasih, Bu. Hehe."
"Lagi baca apa? Tumben kamu baca buku tebal begitu."
Hyeongjun menatap ibunya yang tampak mengintip judul buku yang tengah dibacanya. "Astronomi, Bu. Lebih tepatnya yang ini khusus tentang meteor," jelas Hyeongjun sambil menunjukkan cover buku yang dibawanya.
Kening Ibu Hyeongjun berkerut samar. Ia mendekati putranya itu lalu duduk menyebelahinya.
"Meteor? Sejak kapan kamu suka meteor-meteor gitu?" tanya Ibu Hyeongjun.
Hyeongjun yang sedaritadi duduk bersila di atas sofa, bergerak menurunkan kakinya sebelum kemudian mengambil susu coklat yang disajikan ibunya.
"Baru-baru ini. Gara-gara ada temanku yang suka terus aku lihat foto-foto yang dia ambil dan jadi tertarik. Habis itu jadi penasaran dan pengen tahu lebih tentang astronomi khususnya per-meteor-an," jelas Hyeongjun sebelum meneguk susunya.
"Oh gitu...." Ibu menganggukkan kepalanya pelan sambil mengelus rambut putranya penuh sayang. "Eh iya Ibu lupa!"
"Kenapa, Bu?"
Ibu yang baru saja beranjak berdiri, sontak menoleh pada putranya lagi. "Ibu mau ambil boneka di rumah Bu Choi dulu," kata Ibu Hyeongjun.
"Ibu bantu masang mata boneka lagi?" tanya Hyeongjun.
Bukan hal aneh memang mendapati Ibu Hyeongjun tengah berkutat memasang mata-mata pada macam-macam boneka.
Semenjak salah satu tetangga mereka—Bu Choi—kehilangan pekerjaan karena ada PHK besar-besaran di kantor tempat wanita tersebut bekerja, ibunya memang mengusulkan Bu Choi ini untuk mencoba membuat usaha sendiri. Dalam hal ini, Bu Choi memang mencoba menjual boneka buatan tangan—yang juga atas ajaran Ibu Hyeongjun.
KAMU SEDANG MEMBACA
✅ CRAVITY: it's time to back
FanfictionSebuah tattoo berbentuk huruf "C" dengan garis miring yang menembusnya, tiba-tiba muncul di tubuh sembilan pelajar SMA. Sebuah tattoo misterius yang tidak tahu darimana asal-usulnya. Semenjak itu... satu-persatu keanehan mulai terjadi. Hingga hal ya...