Sebuah tattoo berbentuk huruf "C" dengan garis miring yang menembusnya, tiba-tiba muncul di tubuh sembilan pelajar SMA.
Sebuah tattoo misterius yang tidak tahu darimana asal-usulnya.
Semenjak itu... satu-persatu keanehan mulai terjadi. Hingga hal ya...
Sebelum masuk ke dalam cerita, aku cuma mau ngasih tahu kalau part ini ada di waktu yang sama dengan part 0'begin
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Wonjin tidak pernah tahu apa arti sebuah gambar yang tertattoo di punggungnya. Gambar berbentuk huruf "C" dengan garis miring menembus huruf tersebut. Aneh. Sejauh ingatannya, ia tidak merasa pernah memasang tato apapun pada tubuhnya. Ia juga tidak pernah tahu, darimana tato itu berasal. Yang ia tahu, malam itu tiba-tiba saja gambar misterius itu muncul di punggungnya.
Tok. Tok.
Lelaki itu mengalihkan pandangannya dari cermin seukuran tubuhnya.
"Wonjin! Ayo sarapan!"
Terdengar suara ibunya sudah memanggil untuk bergabung sarapan. Segera ia memakai kemeja putih seragamnya dan meraih almamater serta tas punggungnya sebelum keluar dari kamar.
"IYA, SEBENTAR BU!"
Di meja makan sudah tersaji roti isi yang disiapkan ibu Wonjin di meja, beserta satu gelas susu yang sudah menjadi sarapan rutin Wonjin setiap pagi. Ia pun segera mendudukkan dirinya untuk menyantap menu paginya.
"Semalam pulang jam berapa, Bu?" tanya Wonjin sembari melahap roti isi daging ham miliknya.
"Jam dua belas."
Wonjin menganggukkan kepalanya pelan. "Wonjin kira Ayah sama Ibu menginap di rumah nenek," ujarnya.
"Nggak kok. Tadinya sih mau begitu. Tapi nggak jadi."
Lagi-lagi Wonjin menganggukkan kepalanya sembari segera menghabiskan roti isi di tangannya.
"Ngomong-ngomong, Ayah udah berangkat ya Bu? Kok tumben nggak sarapan," ucap Wonjin saat tersadar belum melihat sosok ayahnya pagi itu.
Ibu Wonjin yang daritadi sibuk di dapur, kini beranjak duduk di hadapan Wonjin setelah meletakkan satu kotak bekal makanan di atas meja.
"Ayah kan belum pulang. Semalam begitu pulang, Ayah langsung berangkat lagi karena ada urusan pekerjaan."
"Memangnya urusan pekerjaan apa sampai harus ke sana tengah malam?" tanya Wonjin.
"Ayah belum cerita karena semalam terburu-buru," balas Ibu Wonjin. "Udah kamu cepat habisin makanannya. Nanti terlambat kamu."
"Iya, Bu."
Setelah menghabiskan sarapannya dan menyambar kotam bekal makan siangnya, Wonjin pun segera bersiap dan berangkat ke sekolah.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
