Sekolah tampak mulai lengang saat Park Serim melangkah menuju parkiran sekolahnya. Masih ada beberapa sepeda terparkir di sana, termasuk sepeda miliknya. Tanpa buru-buru Serim melangkah mendekati sepedanya.
Tadi ayahnya mengirim pesan kalau pria itu ada suatu urusan yang mungkin akan membuatnya pulqng sedikit terlambat—setelah mengantarkan Allen pulang.
Serim mendengus. Heran saja karena ayahnya baik sekali sampai mengantarkan Allen pulang. Padahal kan Serim dan Allen kemusuhan?
Serim meraih sepedanya lalu menariknya keluar dari barisan parkir. Kedua matanya memicing tajam ke arah ban depan sepedanya saat menyadari ada yang aneh.
"Kempes? Ck. Sialan!" umpatnya pelan.
Serim menoleh ke sekitar. Ia meninggalkan sepedanya sejenak lalu berjalan menuju pos satpam yang terletak tak jauh dari tempat parkir.
"Pak Jang!" panggil Serim pada pria tua yang merupakan salah satu satpam sekolahnya.
"Ya? Ada apa?" Pria tua itu menyahut.
Serim berhenti tepat di hadapan Pak Jang yang sepertinya bersiap pulang. "Pak Jang, punya pompa ban sepeda nggak?" tanya Serim.
"Pompa? Di pos satpam nggak ada. Adanya di gudang belakang," jawab Pak Jang.
"Pak Jang, saya mau pinjam."
"Wah tapi saya sudah ijin pulang awal karena ada acara. Dan sekarang saya sudah mau pulang," jawab Pak Jang.
Serim tampak berpikir. Ia melirik satpam muda yang berada di dalam ruang pos satpam. "Kalau gitu saya minta tolong Pak Choi aja," kata Serim.
Pak Jang yang sedang memakai jaketnya, ikut menoleh ke arah Pak Choi alias satpam muda yang dimaksud Serim.
"Pak Choi nggak tahu di mana pompanya. Besok aja. Sepedanya ditinggal," celetuk Pak Jang.
Hampir saja Serim mendengus kalau tidak ingat pria di hadapannya adalah orang tua. Ia masih tahu sopan santun.
Akhirnya Serim memutuskan mengikuti saran Pak Tua karena ia yakin beliau tidak akan meminjaminya pompa hari ini. Serim kembali berjalan menuju parkiran, tempat sepedanya ia tinggal tadi.
Sebenarnya bisa saja sih Serim membawanya ke bengkel. Tapi... haduh! Serim terlalu malas. Apalagi permasalahannya hanya ban kempes yang tinggal dipompa saja sudah beres.
"Ya udahlah. Hari ini jalan kaki," putus Serim.
Setelah meletakkan kembali sepedanya di parkiran sekaligus menguncinya agar tidak ada yang mencuri, Serim merapikan jaket dan tas punggungnya, lalu berjalan meninggalkan parkiran sekolah dan bergegas pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
✅ CRAVITY: it's time to back
FanfictionSebuah tattoo berbentuk huruf "C" dengan garis miring yang menembusnya, tiba-tiba muncul di tubuh sembilan pelajar SMA. Sebuah tattoo misterius yang tidak tahu darimana asal-usulnya. Semenjak itu... satu-persatu keanehan mulai terjadi. Hingga hal ya...