Hembusan napas yang entah ke berapa kali terdengar dari bibir dua remaja di hadapan Kaya.
"Kaya, itu gantungan tas merpati lo udah gak bisa dibenerin lagi!" Syala meninggikan suaranya, kata-kata itu sudah terucap beberapa kali. Namun, gadis yang berkutat dengan gantungan kunci merpati di tangannya tetap saja sibuk sendiri.
"Iya, Kaya. Jangan kayak orang susah, lo minta beliin Bang Lio gantungan kunci lebih bagus dari itu pasti di beliin." Ozkar menyeruput sedotan jusnya, tak ada air sedikit pun yang mengalir.
"Wadoh! Ini jus gue abis gegara lo ni, Kaya. Dari tadi gak udah-udah beneri merpati tanpa nyawa, dari ni kafe rame sampe sepi kek hati Syala." inilah yang membuat Ozkar selalu bergabung bersama Syala dan Kaya, Ozkar cerewet sama seperti kedua gadis itu.
"Hati Syala itu gak sepi, karena ada Bang Lio di dalamnya."
Kaya yang mendengarnya menghela napas malas. "Bang Lio gak suka cewek bobrok kayak kamu."
kata-kata yang keluar dari bibir gadis tadi sukses membuat Ozkar terbahak-bahak.
"Kak Anta juga gak suka lo, Kaya. Karena Kak Anta udah punya kak Selly."
"Nama Kak Anta itu Arganta! Panggilannya Arga. Cuma aku yang boleh panggil Kak Anta, Kak Anta!" Kaya menatap Syala sebal.
Kini fokusnya beralih ke ponsel yang sejak tadi ia diami di atas meja, jarinya begitu lincah di atas layar benda pipih itu.
"Ngapain lagi sekarang lo?" Ozkar bertopang dagu, menatap malas Kaya yang sok sibuk sendari tadi.
"Lagi belajar menu makanan baru," jawab Kaya tanpa menoleh ke arah Ozkar.
"Kenapa si, Kay. Lo percaya banget kalo kak Anta sebenernya suka sama lo? Kak Anta juga udah punya pacar." Syala melipat tangan di atas meja, menarik mendengar jawaban teman yang baru ia kenal tiga bulan belakangan ini.
Yah, mereka baru masuk SMA, dan sudah berjalan tiga bulan, mereka selalu bersama saat di sekolah ataupun di luar sekolah.
"Kak Arga, Syal. Cuma aku yang boleh panggil Kak Anta itu Kak Anta!"
Syala memutar bola matanya malas. "Iya, Kak Arga maksutnya."
"Jadi gue itu ketemu Kak Anta waktu kelas dua smp. hari itu gue senyum ke Kak Anta untuk pertama kalinya, dan Kak Anta bales senyum gue." Kaya menatap berbinar saat kedua temannya mendengarkan begitu serius.
"Yaelah, cuma gara-gara senyum doang. Lagian sekarang Kak Arga gak pernah senyum ke lo."
"Bener itu kata Ozkar." Syala mendekatkan wajahnya ke arah Kaya, semakin penasaran dengan kisah cinta gadis di depannya.
"Gue pernah denger kal--" ucapan Kaya terhenti, saat sebuah teriakan begitu melengking. Beruntung mereka berada di rooftop cafe.
"Ozkar!!!"
"Bagi dikit doang, pelit amat si lo jadi temen." Laki-laki bermulut lemes ini mengembalikan gelas jus yang telah ia seruput dengan tak berahlak hingga menyisakan setengah gelas.
Pemilik jus menatap Ozkar berang, merebut gelas jus alpukat miliknya, kembali menatap Kayana. "Lanjut kay."
"Gue denger Bang Io bilang ke Kak Anta, kalo gue beda dan jangan jadiin salah satu objek bales dendam."
"Maksunya gimana? Gue gak paham dah. Beda? Balas dendam? Apaan dah." Ozkar bertanya dengan pandangan mata menatap Kaya serius, berbeda dengan tangan yang terus maju ingin menarik gelas jus gadis di hadapannya.
"Heh! Mau ngapain itu tangan panjang?" Kaya menarik gelasnya menjauh dari tangan Ozkar.
"Apaansi, Ozkar. Rakus banget, semua minum di embat." timbal Syala, ia masih kesal dengan jus Alpukatnya yang tinggal setengah.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAYANTA (ON GOING)
Teen FictionWarning : Banyak kata-kata kasar dan kekerasan. Ini tentang Gadis Bernama Kayana Aldaria yang mengklaim teman Kakaknya sebagai cinta pertamanya. Tentang perjuangan Kaya, mengejar lelaki yang bahkan enggan menatapnya. Tentang bagaimana ia berusaha un...