28. Paksaan Arga.

8.6K 336 20
                                    

Melirik jam pada layar ponsel, pukul sepuluh lewat. Sudah dapat di pastikan pada jam seperti ini Lio sekolah, sedangkan sang Ayah berangkat berkerja. Kaya hanya perlu menghindari Fina yang selalu ada di rumah.

Dengan seragam sekolah kemarin yang masih melekat pada tubuhnya, Kaya mengendap-endap menuju kamar. Saat sampai depan pintu senyum gadis ini merekah, cepat ia masuk dan tutup kembali.

Napas Kaya semakin lega ketika sudah di dalam kamar, berbaring di atas ranjang membiarkan separuh kaki terjuntai. Mata gadis ini menerawang, mengingat kejadian romantis pagi tadi, ketika Arga mencoba membuatkan sarapan, belum lagi ucapan lelaki itu yang selalu membuatnya bergidik ngeri sekaligus meleleh.

Kaya sendiri bingung dengan dirinya, entah ini efek terlalu mencintai atau ia yang terlalu labil. Terkadang ingin lepas dari Arga. Namun, perasaan itu tidak bertahan lama, keinginan untuk memiliki Arga kembali datang agar mempertahankan hubungan tidak sehat ini, dan parahnya perasaan terhadap Arga lebih dominan dari segala kecewa yang telah lelaki itu lakukan.

Kaya hanyut dalam pikiran sendiri, tidak sadar jika pintu telah di buka, bahkan seseorang yang membuka pintu kamar pun telah berdiri di pinggir ranjang, tepat ujung kaki Kaya.

“Kaya,” panggil Fina, menatap khawatir sekaligus kecewa pada anaknya.

Khawatir karena semalaman Kaya tidak pulang, apa lagi yang mengangkat panggilan dari Reno dan Lio semalam bukan putrinya melainkan Arga. Namun, Fina juga kecewa melihat anak gadis memilih pulang mengendap-endap dari pada menemui orang tuanya dan menceritakan apa yang terjadi semalam, sudah jelas bahwa Kaya melindungi lelaki itu.

Duduk, tersenyum lesu melihat tatapan sang Ibu berbeda dari biasanya.

“Mandi dan ganti pakaian, Abang sama Ayah nunggu di bawah.” Setelah mengucapkan itu Fina beranjak meninggalkan Kaya yang tercenung menatap kepergiannya.

Kaya tersadar ketika mendengar suara pintu tertutup. Salah jika mengira Kakak dan Ayahnya tidak ada di rumah, ia tahu sekuat apa pun  menghindar pada dasarnya Kaya tetap akan diinterogasi.

🕊️🕊️🕊️

Arga pulang ke Apartemen, belum mandi, tapi wajahnya berseri-seri, padahal semalam tidak tidur sama sekali, waktu tidur ia habiskan untuk menikmati wajah Kaya.

Lelaki ini membuka pintu apartemen, masuk ke kamar. Sibuk dengan kesenangan semalam hingga tidak sadar jika ada seseorang berdiri di sudut ruangan.

Arga membuka baju, menampilkan begitu banyak tato dan bekas luka pada tubuh kekarnya. Tersentak ketika seseorang memeluknya dari belakang, reflek lelaki ini berbalik dan mendorong kasar orang tersebut.

“Aw!”

Mata kelam lelaki ini menatap datar perempuan dengan baju terusan yang sangat pendek. Sedangkan yang di tatap dingin hanya menampilkan senyum menggoda, melangkah, mendekati Arga.

“Kakak keringetan,” ucapannya sebelum kembali memeluk tubuh tanpa atasan Arga.

Arga memegang bahu Stella, mendorong lebih keras dari sebelumnya. “Berani banget, keluar!” Ia masih datar menatap Stella.

Namun, tatapan itu tidak dipedulikan Stella. Dengan keberanian penuh, wanita hamil ini kembali mendekati Arga, ingin menyentuh tato wajah manita yang berada pada pinggang sebelah kanan lelaki itu. Ada rasa tidak suka yang menggebu dalam diri Stella ketika melihat tubuh lelaki yang ia sukai tercap wajah gadis lain.

KAYANTA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang