17. Bertemu.

7.5K 454 2
                                    

Sudah empat hari Saka inap rumah sakit. Empat hari berturut-turut pula Kaya selalu mengunjungi lelaki itu setiap pulang sekolah. Wajah Saka sudah mulai membaik meski masih ada beberapa lebam bekas pukulan.

Sepuluh menit lalu dokter mengatakan bahwa Saka boleh pulang besok. Beberapa pakaian sudah di masukan Pukis ke dalam tas jinjing, sedangkan Caffa, Kaya dan Saka sibuk bercanda ria.

Hubungan Saka dan Kaya semakin dekat, bahkan canggung tidak mampu lagi menyelinap di setiap ucapan mereka.

Pukis mendekati ketiga remaja itu setelah selesai memasukkan beberapa helai pakaian. "Bunda mau beli makan, kalian mau apa?"

"Roti isi keju, Bun. Buat Kaya." Empat hari berlalu Saka manfaatkan untuk mengorek semua tentang gadis di hadapannya, hingga ia tahu roti isi keju adalah roti kesukaan Kaya.

Pukis tersenyum, mengangguk kecil. "Caffa mau apa?"

"Caffa mau ikut, mau pilih sendiri." Gadis berambut Dora ini berdiri, mengambil ponselnya di atas nakas. Dekat Bangkar. Kemudian berjalan beriringan keluar kamar.

Setelah kepergian Caffa dan Pukis, Saka kembali bergerak mencari informasi lebih dalam tentang gadis yang sedang ia incar sekarang. "Kay, kalau lagi libur lo suka ke mana?"

Kaya tampak berpikir sejenak. "Gak tahu, Kaya kalau libur lebih suka di rumah."

"Kalau--" Kalimat itu terhenti ketika suara dering ponsel menyela.

"Siapa?" Tanya Saka spontan.

Kaya mengernyit ketika mendengar nada yang cukup berlebihan itu terlontar. "Alarm."

"Alarm?"

"Alarm pulang, sekarang Kaya di batasi jam main sepulang sekolah sama Bang Io."

Lio memang membatasi jam pulang Kaya, karena beberapa hari terakhir gadis ini selalu telat pulang saat mengunjungi Saka.

"Aku pulang dulu ya, Kak. Titip salam buat Bunda." Kaya mulai menyandang tas punggungnya yang tergeletak di lantai dekat kaki bangkar.

"Tapi roti lo?"

"Simpen dulu, besok Kaya dateng lagi sekalian makan rotinya." Tanpa mau mendengarkan jawaban, ia keluar begitu saja meninggalkan Saka.

Gadis surai coklat ini sedikit berlari di koridor rumah sakit saat membaca pesan dari Lio, lelaki itu menunggu dirinya di parkiran. Ia mendekati mobil yang kacanya terbuka, menampilkan kepala Lio.

Lio langsung tancap gas ketika Kaya sudah masuk. Beberapa menit dalam mobil itu lenggang sebelum sebuah kalimat bernada mohon terceletuk.

"Bang, ke apartemen Kak Anta lagi, boleh?"

Lio tersenyum kecil, ia tahu adiknya uring-uringan saat tidak mendapat kabar sama sekali tentang Arga. Kaya bahkan memblokir Instagram Gali hanya karena pria itu tidak memberi jawaban. "Besok aja. Biasanya Arga kalau lagi ngilang gini minggu baru pulang."

Kaya mengangguk. Pikirannya sudah di penuhi dengan menu-menu makanan untuk Arga besok. Dua hari yang lalu Lio menawarkan diri untuk menemani ke apartemen Arga, dan hari itu Kaya tahu alamat dan Password apartemen Arga adalah tanggal lahirnya. Sayang dua hari lalu tetap bukan hari yang menyenangkan karena lelaki yang ia rindukan tidak ada di apartemen.

🕊️🕊️🕊️

Arga keluar dari kamar mandi, mengerikan rambut dengan handuk kecil. Tubuh bagian atasnya polos, hanya memakai celana joger tanpa baju. Ia berhenti melangkah ketika melihat gadis berpakaian terbuka duduk di atas ranjang

"Ngapain?" Arga kembali melanjutkan langkahnya menuju lemari. mengambil baju kaos putih kemudian ia kenakan.

Duduk di tepi kasur, seberang Syelly. Fokus menyalahkan ponsel yang baru ia beli, ingin memasukan kartu lama, sama sekali tidak menghiraukan suara langkah mendekat dari gadis itu.

KAYANTA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang