19. Pengekang.

10.4K 424 12
                                    

Terpejam. Lelah mendengar kedua temannya yang terus saja berisik dari pertama kali Kaya datang sepuluh menit lalu.

"Lo benar-benar trending topik di Bintara dan sekolah lain, Kay." Syala menggulir layar benda pipi di tangannya.

Menghela napas. Berita hubungan dirinya dengan Arga sangat cepat tersebar luas dalam jangka waktu satu hari. Bagaimana tidak, akun media sosial lelaki itu memposting foto Kaya dengan caption "Mine💗".

Akun lambe Bintara tidak tinggal diam untuk menjadikan berita panas. Apa lagi Arga adalah lelaki femous karena segudang hal buruk.

"Gimana gak trending, Syal. Sebelum pacaran sama Arga aja, Kaya udah femous gara-gara jadi Adik Lio, nah ini pacaran samo cowok sejenis Lio." Tidak jauh berbeda dengan Syala, Ozkar juga sibuk dengan ponsel di tangannya.

Kaya tidak menggubris sama sekali. Menurut gadis ini semua itu berlebihan. Apa lagi akun-akun ghibah Bintaran sedang sibuk menjadikan hubungan ia dan Arga sebagai topik terpanas cukup membuat Kaya risih.

Kaya berdiri. Mendekati Caffa. Tingkah Caffa sangat janggal dari tadi. Namun, sekali lagi gadis rambut pendek itu menjauh, bahkan enggan membalas senyumnya. Ia cemberut sebelum teralih pada getaran di ponsel, menandakan pesan masuk.

"Istirahat nanti ke taman belakang sekolah."

Lelaki itu cukup menguasai dirinya melebihi Lio. Semalam saat Arga mengantar pulang pukul sebelas malam. Lio marah besar, lalu entah apa yang dibicarakan oleh Arga sehingga kemarahan sang Kakak lenyap begitu saja. Kaya juga bersyukur semalam kedua orang tuanya menginap di tempat sahabat mereka, jadi hanya Lio yang mengetahui ia pulang larut malam.

Kaya tersentak ketika bel tanda jam pelajaran dimulai berbunyi. Ia kembali ke mejanya, Menghilangkan semua pikiran yang menumpuk agar fokus pada pelajaran hari ini.

🕊️🕊️🕊️

Kaya duduk di kursi panjang taman belakang sekolah. Cukup lama ia menunggu hingga sebuah kecupan datang pada puncak kepalanya.

Kaya mendongak, menatap lelaki yang berdiri di belakang kursi panjang. Lelaki itu mengitari kursi ikut duduk berdampingan, tidak lupa merangkul pinggangnya.

Merasa terlalu dekat, Kaya bergeser. "Kenapa ke sini Kak?"

Arga menatap tajam. Semakin kencang merangkul pinggang Kaya, menarik agar kembali mendekat. "Nurut." bisiknya ketika merasakan pergerakan ingin menjauh kembali.

"Kak, ke kantin aja. Laper." Ia mencoba beralasan agar bisa terbebas dari keadaan yang tidak nyaman.

"Nanti malam kalau tidur selimut di pake." Balas Arga yang jauh dari topik.

Kaya mengangguk. Semalam setelah pulang Arga meminta Video call hingga pagi. Arga benar-benar menguasai dirinya 24 jam.

"Tadi pagi, sarapan apa?"

Pertanyaan barusan membuat Kaya gelabakan. Pasalnya ia tidak sempat sarapan ketika di jemput pagi-pagi sekali oleh Arga. Lelaki itu sempat menawarkan sarapan. Namun, ia menolak dengan alasan sudah sarapan.

"Nas-si Goreng." Kaya gugup. Tatapan lelaki di sampingnya membuat lidah keluh untuk berbohong.

Tersenyum miring. Mengusap surai kekasihnya. Semakin menarik tubuh Kaya padanya. "Bunda belum pulang. Lo gak mungkin masak di saat tergopoh-gopoh. Siapa yang masak?"

KAYANTA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang