08. Pendekatan.

9.3K 515 22
                                    

Gigi Arga beradu di balik bibir yang tertutup rapat, rahangnya mengeras dan urat-urat di pelipis mencuat ciri khas Arganta Yudha marah. Ia menatap tajam saat gadisnya semakin merapat ke dada lelaki itu. Pandangannya terus menghunus sampai tubuh lelaki yang menggendong Kaya tertelan oleh pintu bertuliskan UKS.

"Dasar cewek genit Akh--" Syelly mengerang kesakitan saat Arga dengan kasar mencengkeram rahangnya, kuku lelaki itu begitu terasa menancap di pipi. Gadis ini merutuki kebodohannya, melupakan Arga masih berdiri di sana dan dengan bodoh ia mengatai gadis lelaki itu.

"Katakan sekali lagi, Sayang." Arga berkata lembut, berbanding terbalik dengan cengkraman semakin kuat di rahang Syelly.

"Maaf," Ucap Syelly lirih, rahangnya sudah kebas, cengkraman Arga begitu kuat seperti ingin meremukkan.

Keringat bercucuran di wajah Syelly, Arga tidak pernah pandang bulu jika menyangkut Kaya, dulu saat pertama kali gadis itu membuat Syelly kesal, Syelly balas dendam dengan cara mendorong hingga lutut Kaya luka.

Setelah pulang Lio dengan sengaja menyerempet kakinya. Lebih parah lagi hukuman Arga, lelaki itu menginjak bekas luka serempetan Lio, bukan hanya itu, Arga menunjukan rekaman Syelly di klub pada orang tua gadis itu hingga ia harus menerima cacian serta tamparan dari sang Ayah. Syelly kira sampai di situ hukuman dari Arga, ternyata salah, ia harus menerima rasa sakit di lengan saat Arga dengan tidak berperasaan memelintir.

"Mulai hari ini, lo jauhin gue! Sampai gue liat lo berani bilang kita pacaran atau lo deketin gue lagi, jangan salahin gue kalau kaki lo bisa patah." Melepas cekraman pada rahang Syelly, terdapat bekas biru di sana namun, ia tidak perduli. Yang ia perdulikan adalah Gadisnya. Dengan langkah cepat Arga menuju uks.

"Sialan! Awas aja lo Kaya, gue bakalan balas atas semua hal yang gue alami gara-gara lo. Seharunya lo sadar, seekor kelinci gak akan pernah menang melawan singa." Syelly menatap berang pintu uks yang terbuka dengan rasa kesal pada Kaya semakin membuncah.

🕊️🕊️🕊️

Kedua lengan Arga terkepal kuat. Berdiri tepat depan pintu uks, di balik pintu ia bisa melihat lelaki asing tadi dengan berani memegang kaki gadisnya. Kemarahan Arga hampir membuat pintu tidak bersalah rusak bila seorang lelaki tidak menghentikan aksinya yang ingin mendobrak pintu.

"Ini bukan waktunya lo bertindak seolah-olah Kaya milik lo." Entah sejak kapan Lio telah berdiri di samping lelaki yang tengah terbalut emosi itu.

"Kaya memang milik Gue!" Lelaki pemilik bekas luka pada pelipis ini menepis, ia tarik kera kemeja Lio, mendorong mudur agar bayangan mereka tidak terlihat di balik pintu uks.

Lio terkekeh, menepis balik lengan Arga dengan sekali sentakan, "Oh, ya. Gue mau liat selama satu bulan ini gimana cara beresin semua masalah yang lo lakuin dan perubahan sikap lo demi adek gue." Satu hal yang di kuasai oleh Lio, wajah tenang saat sedang emosi. Berbanding terbalik dengan Arga, lelaki itu tidak pernah dapat mengontrol emosinya.

"Gue bisa urus semuanya dalam kurun waktu satu bulan bahkan satu minggu."

"Tapi kenyataannya salah satu mainan lo tadi dengan berani ngatain adek gue. Itu yang lo bilang bisa urus semuanya? Ingat, Ga. Jangan berani bersikap semau lo terhadap Kaya."

Kali ini bukan Lio yang pergi meninggalkan Arga seperti biasanya tapi, lelaki pemilik tatto di dada itu lebih dulu pergi, menahan emosi masih belum redah bahkan semakin naik pitam.

Arga memilih menenangkan diri di atas rooftop. Menikmati Matahari pagi dari atas sana.

"Tangan yang udah berani nyentuh milik gue harus hancur." Ia tersenyum miring memandang hamparan kosong di depan.

KAYANTA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang