17. Jalan-jalan

1.8K 290 43
                                    

Pagi-pagi Rio sudah terbangun, ia sudah rapi dan menikmati sarapan nya sendiri, sedangkan Hye Kyo membaca surat kabar tentang acara semalam, ia tersenyum dengan headline yang di baca nya, lengkap dengan foto sang pemuda.

"PANGERAN DARI KOREA YANG MENCURI PERHATIAN"

Hye Kyo meletakan koran nya, dan menyesap kopi Americano dari mug nya, sambil melirik Rio yang masih sibuk mengisi perut nya,wanita itu pun kemudian bersiap-siap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hye Kyo meletakan koran nya, dan menyesap kopi Americano dari mug nya, sambil melirik Rio yang masih sibuk mengisi perut nya,wanita itu pun kemudian bersiap-siap.

"Setengah jam lagi kita berangkat" ujar Hye Kyo.

"Kemana?" Bingung Rio.

"Menghadiri undangan, tak lama, setelah itu kita akan jalan-jalan" jawab Hye Kyo, dan mereka pun berangkat, menuju ke sebuah gedung, dimana yang mengundang Hye Kyo adalah pemilik brand fashion ternama di dunia, ia membawa tamu-tamu nya ke sebuah gedung dimana ia menyimpan barang-barang produksi nya yang memiliki banyak makna, untuk ia pamerkan.

"Itu adalah Tuxedo yang di gunakan oleh Jacky Chan untuk shooting film The Tuxedo" jelas sang pemilik pada Rio yang tengah mengamati sebuah tuxedo hitam yang nampak sangat mewah dan elegan, ia mengangguk kagum mengerti dengan penjelasan sang pemilik.

"Kamu bisa membawa nya jika mau" tawar sang pemilik pada Rio, yang langsung mengerjab kaget, ia menggeleng.

"Tidak, terima kasih, saya merasa tersanjung dengan tawaran anda" tolak Rio halus, Hye Kyo pun mengulum senyum bangga, karena Rio pandai membawa diri di lingkungan baru nya dan tak terlihat bertingkah memalukan, padahal ia sudah was-was sejak mereka berangkat.

"Tuxedo itu terlihat pas di tubuh tegap mu, percayalah" rayu sang pemilik, tapi Rio tetap menolak.

"Atau kamu mau yang lain?" Tawar sang pemilik lagi, ia menarik tangan kanan Rio menuju ke rak yang berisi deretan kaos, jaket atau mantel, Rio menatap bingung pada Hye Kyo, tentu ia merasa sungkan dan tak enak jika harus menolak lagi, tapi ia juga merasa tak pantas untuk menerima nya, tapi wanita itu mengangguk, Rio pun pasrah, ia mencoba sebuah jaket semi formal berwarna coklat di depan cermin, dan memotret nya sendiri.

"Atau kamu mau yang lain?" Tawar sang pemilik lagi, ia menarik tangan kanan Rio menuju ke rak yang berisi deretan kaos, jaket atau mantel, Rio menatap bingung pada Hye Kyo, tentu ia merasa sungkan dan tak enak jika harus menolak lagi, tapi ia juga...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kamu menyukai nya?" Tanya pemilik tadi.

"Saya hanya ingin mencoba nya saja tuan" jawab Rio tersenyum pucat membaca banderol harga di jaket itu yang tertuliskan angka ribuan dollar.

"Baiklah" jawab sang pemilik.

"Kemas ini untuk Rio" perintahnya pada salah satu pegawai nya, Rio terbelalak, dan setelah acara selesai, mereka pun pulang, sambil berjalan-jalan, belanja oleh-oleh untuk orang terkasih di rumah, keluar masuk toko baju di sepanjang jalan utama, dan akhir nya, Rio membelikan satu stel jaket denim dan celana nya untuk Rose, long coat untuk sang ibu, dan tiga kaos Celine untuk Jenno, Jaehyun dan Seulgi.

"Kamu sendiri tidak membeli sesuatu?" Tanya Hye Kyo, Rio menggeleng.

"Jaket tadi sudah cukup" jawab nya.

"Aku lapar" adu Rio pada Hye Kyo

"Ayo kita cari makan kalau begitu" ajak wanita dewasa itu, dan mereka pun melanjutkan acaranya dengan makan siang bersama, Hye Kyo tak bisa mengalihkan lirikan matanya pada pemuda di hadapan nya itu, Rio tengah sibuk berkirim pesan dengan sang dongsaeng dan teman-teman nya di Korea.

"Ayo kita cari makan kalau begitu" ajak wanita dewasa itu, dan mereka pun melanjutkan acaranya dengan makan siang bersama, Hye Kyo tak bisa mengalihkan lirikan matanya pada pemuda di hadapan nya itu, Rio tengah sibuk berkirim pesan dengan sang don...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan sore nya, Hye Kyo membawa Rio ke menara eiffel, mereka duduk diatas rumput jauh dari menara, karena dengan begitu, justru malah bisa mendapatakan pemandangan yang bagus, Rio meletakan cup berisi latte hangat nya, tepat di depan ia duduk, begitu juga dengan Hye Kyo.

Dan sore nya, Hye Kyo membawa Rio ke menara eiffel, mereka duduk diatas rumput jauh dari menara, karena dengan begitu, justru malah bisa mendapatakan pemandangan yang bagus, Rio meletakan cup berisi latte hangat nya, tepat di depan ia duduk, begit...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wanita dewasa itu mencuri pandang pada Rio yang tengah menatap menara eiffel yang diterpa mentari senja sore itu.

"Apa kamu pernah menonton drama Korea?" Tanya Hye Kyo, Rio menggeleng.

"Tahu dari mana tentang Song Joong Ki?" Rio terkekeh.

"Dongsaeng ku mengidolakan nya" jawab Rio

"Apa dia yeoja?"

"Iya"

"Sudah ku duga"

"Dan yang kamu ketahui tentang Song Joong Ki selain dia aktor dengan gaji termahal?"

"Tidak ada"

"Apa kamu percaya jika aku beritahu bahwa dia adalah mantan suami ku?" Rio langsung ternganga, tak percaya menatap Hye Kyo yang mengalihkan tatapan nya dari Rio.

"Jangan bercanda"

"Apa wajah ku terlihat seperti seorang komedian?"

"Kami menikah karena saling mencintai, lima tahun berumah tangga, tapi kami tak kunjung memberi ibu nya seorang cucu, yang kemudian ia memaksa Joong Ki untuk menceraikan ku tiga tahun yang lalu" cerita Hye Kyo, Rio bingung, kaget tak tahu harus berkata apa.

"Kami sudah konsultasi ke dokter, baik di dalam mau pun luar negeri, tapi semua yang mereka katakan sama, kami sehat, hanya butuh bersabar, tapi ibu Joong Ki saat itu ngotot, dan ia takut jika sampai mati belum sempat menimang cucu, ia menganggap ku sebagai wanita cacat" lanjut Hye Kyo dengan tatapan kosong, mengingat masa lalu nya dulu.

"Kenapa kau menceritakan ini pada ku?" Tanya Rio tak mengerti, Hye Kyo langsung menatap Rio.

"Ah iya, aku lupa, harus nya aku tak bercerita ini pada mu, mungkin kamu bosan mendengar cerita ku, maaf" ujar Hye Kyo, Rio memanglah bukan pemuda peka dan dewasa, kata-kata apa yang keluar dari mulut nya, dan segala tindakan nya adalah spontanitas, ia belum bisa diajak berbicara serius, apalagi soal pernikahan, dan Hye Kyo baru menyadari itu sekarang, ia lalu menyesap Americano nya, dan Rio menatap  pada wanita di samping nya itu.

#TBC

Grow Up, PleaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang