Tak kunjung mendapatkan jawaban, Rio pun lantas beranjak dari ranjang.
"Diam mu sudah menjawab semua nya" lirih Rio sebelum pergi, ia membuka pintu kamar yang di tempati nya.
"Bagaimana aku bisa menyerahkan hatiku pada mu, jika ucapan yang katanya akan membuatku jatuh cinta pada mu dulu belum terbukti" kata Hye Kyo masih dalam posisi duduk seperti semula, kini ia lah yang membelakangi Rio, pemuda itu menghentikan langkah nya, ia membalikan badan nya.
"Kurang usaha apalagi aku untuk membuat mu jatuh cinta pada ku?" Kesal nya putus asa.
"Harus dengan cara apa lagi aku menunjukan keseriusan ku akan perasaan ini, perasaan ingin menjaga, melindungi, dan membahagiakan mu?"
"Aku tidak tahu, carilah sendiri jawaban nya, karena kamu laki-laki" balas Hye Kyo.
"TERSERAH!"
brak
Rio pulang dari rumah Hye Kyo dengan amarah yang sudah sampai di ubun-ubun.
Ceklek
Begitu memasuki rumah, senyum Rose dan sang eomma pun menyapa Rio pagi itu.
"Pagi sayang, Rose sudah menyiapkan susu untuk mu, minum lah selagi masih hangat" sambut Tiffany eomma, rasa bersalah pun mulai menyelimuti hati Rio sekarang, karena pergi begitu saja dari rumah Hye Kyo dan bahkan sudah bersikap kasar pada nya tadi, tapi jika mengingat pemicu dari pertengkaran mereka, Rio pun juga sakit hati, ia kecewa.
Semenjak kejadian itu, Rio berubah jadi pemurung dan sering melamun, Hye Kyo tak menghubungi nya, dan Rio juga tak berusaha untuk mengirim pesan lebih dahulu.
"Dia masih bekerja seperti biasa sajangnim" lapor Wendy yang setiap hari membeli kopi di kedai untuk Hye Kyo, sang boss mengangguk, ia lalu mengintip kedai tempat sang kekasih bekerja, tapi tak melihat Rio yang biasa nya membuang sampah, seminggu dan Hye Kyo masih mendapatkan laporan yang sama dari Wendy.
Di hari kesepuluh
"Dia tidak bekerja hari ini sajangnim" Hye Kyo masih tenang, sampai hari kelima, yang arti nya dua minggu sudah mereka tak bertemu dan tak berkomunikasi sama sekali, ia pun mulai panik dan cemas.
Pagi itu, ia sendiri yang membeli kopi di kedai The Kims.
"Selamat pagi madam" sapa Jaehyun, ia bersama Jenno kali ini.
"Dimana Rio?" Tanya Hye Kyo to the point, kedua nya saling bertatapan, karena mereka pasti sudah mendengar cerita nya dari Rio.
"Rio sudah berhenti bekerja dari lima hari yang lalu, madam" jawab Jenno.
Deg
Kecemasan menyerang hati Hye Kyo sekarang, menyesal sudah pasti, ia menyadari kesalahan nya, memang tak seharus nya ia berbuat demikian saat ia sudah memiliki Rio sebagai kekasih nya.
"Kemana dia?"
"Kami tidak tahu nyonya" jawab Jaehyun.
Sepulang dari kantor, Hye Kyo pun singgah ke pasar tempat Tiffany berjualan, tapi nihil, kedai nya tutup, ia pun beralih ke rumah nya, tapi sepi.
Krriiiinnggg. . .
"Hallo"
"Krystal?"
"Ya aunty?"
"Apa kamu melihat Rio?"
"Rio?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Grow Up, Please
Fanfictionkisah cinta pemuda pethakilan dengan seorang janda kaya raya. Mohon di makhlumi jika nanti ada kesalahan dalam penyebutan sebuah profesi, mohon di maafkan, karena saya masih banyak kurang ilmu, dan cerita ini tidak terfokus pada profesi tokoh utama...