Tiba saat nya bagi Rio dan Hye Kyo untuk kembali ke Korea Selatan, dengan penerbangan pagi, yang artinya akan tiba di tempat tujuan pada malam hari, mereka kembali duduk bersebelahan hanya terpisah oleh partisi yang bisa di buka tutup.
"Ini, aku kembalikan pada mu" Rio mengembalikan platinum card milik Hye Kyo yang selama seminggu ini ia pegang, dan Hye Kyo pun menerima nya.
"Apa rencana mu setelah ini?" Tanya Hye Kyo memulai obrolan nya sambil melirik Rio yang nampak duduk santai sambil menopangkan rahang kanan nya diatas tangan kanan nya.
"Tidak ada, hanya kuliah, lalu bekerja kembali seperti biasa" balas nya.
"Soal pekerjaan mu?" Rio terkejut dengan pertanyaan Hye Kyo dan melirik wanita itu.
"Jika ada yang menawari yaa, selama itu bukan hal yang merugikan untuk ku, I'll take it" jawab Rio acuh, ada raut ketidakrelaan di wajah Hye Kyo, jika Rio harus berakting menjadi kekasih wanita lain, tapi ia tak mungkin melarang Rio untuk tak melakukan nya.
"Aku adalah anak pertama dari dua bersaudara, dongsaeng ku masih duduk di bangku Senior High School, dan eomma, ia tadi nya adalah seorang pedagang kecil, tapi ada kejadian yang membuat nya harus kehilangan ruko yang selama ini ia tempati, jadi aku harus bekerja keras untuk menghidupi keluarga ku" cerita Rio.
"Ayah mu?" Penasaran Hye Kyo
"Appa meninggal saat bertugas di perbatasan yang rawan konflik, sebagai tentara nasional tentu kami mendapatkan uang pensiun setiap bulan, tapi itu belumlah cukup untuk membiayai kebutuhan sehari-hari kami, dan uang sekolah Rose, itu lah kenapa aku memilih bekerja, dan menerima tawaran untuk menjadi kekasih bayaran" jawab Rio
"Aku penasaran, kenapa kamu menerima tawaran ku? Yang sampai mengharuskan kita keluar negeri?" Tanya Hye Kyo lagi, Rio tersenyum miris.
"Jujur, aku sedang butuh uang untuk mencari ruko baru, agar eomma bisa kembali berjualan" jawab Rio serius, ia lalu menunduk membayangkan wajah sang ibu.
"Melihat nya menangis panik waktu itu, membuat ku sakit, eomma dan Rose adalah kelemahan ku, dengan mengingat mereka lah, aku selalu kembali bersemangat" ujar Rio, dan dalam penerbangan itu, mereka menghabiskan lebih banyak waktu untuk saling bercerita, sebelum akhir nya Rio terlelap lebih dulu, Hye Kyo melirik pemuda di samping nya itu, sebelum memejamkan kedua mata nya, bukan untuk tidur, tapi entah apa yang ada di pikiran nya, hanya Hye Kyo yang tahu.
Setiba nya di bandara Icheon, wartawan sudah berkerumun untuk meliput kedatangan Hye Kyo, Rio yang tak di kenali pun lebih mudah menyelinap pergi, ia tak sempat berpamitan dengan mantan boss nya selama seminggu terakhir ini, bodyguard Hye Kyo datang untuk menjemput sang majikan bersama Woo Bin, yang menarik Hye Kyo dari kerumunan para kuli tinta.
"Wah, Hye Kyo-shii, apa kedatangan Woo Bin-shii menjemput anda untuk menegaskan jika kalian berkencan?" Tanya wartawan, Hye Kyo tak menjawab, karena ia sibuk mencari keberadaan Rio yang luput dari nya tadi, Woo Bin tersenyum tak jelas dan wartawan salah mengartikan nya.
"Ternyata benar mereka berkencan" ujar yang lain, Woo Bin menggiring Hye Kyo masuk ke dalam mobil nya, dan wanita itu masih sibuk mencari keberadaan Rio, tapi nihil, hati nya di rundung perasaan cemas, karena belum mengucapkan kata perpisahan tadi, sementara Rio di jemput oleh Krystal.
"Jangan tanya kenapa aku yang datang menjemput mu" ujar nya dengan wajah sedikit kesal karena ia masih mengantuk.
"Aunty yang meminta" jelas Krystal.
"Kamu yang mengemudi, aku mau tidur" Krystal menyerahkan kunci mobil nya pada Rio, dan gadis itu pun tertidur di bangku depan dengan pulas nya, selama perjalanan menuju ke rumah Rio.
Dan setelah tiba
"Lanjutkan tidur mu di dalam, bahaya jika noona mengemudi dalam kondisi mengantuk" ujar Rio, Krystal pun ikut Rio masuk dan tidur di kamar pemuda itu, sementara Rio malah termenung di sofa depan tv, menatap layar kaca yang tak menyala, memikirkan sesuatu mungkin.
Keesokan hari nya, Krystal pamit pulang lebih dahulu, sebelum Rose dan Tiffany terbangun, ia tentu merasa tak enak karena telah menyelinap, tapi ia juga tak siap jika nanti keluarga Rio berpikir yang tidak-tidak.
"Waa, oppa. . ." Seru Rose heboh, kaget mendapati kakak laki-laki nya sudah di rumah.
"Oppa ada oleh-oleh untuk mu dan eomma" Rio menunjuk tas di depan nya, agar Rose membuka sendiri, karena ia mengantuk dan masih jetlag sekarang, Tiffany tersenyum lega menatap sang putra yang tertidur di sofa, ia menghampiri Rio dan mengusap rambut sang putra.
Hye Kyo sendiri langsung ke kantor seperti biasa, meski Rio masih memenuhi kepala nya, ia tak ingin tinggal diam saja di rumah, bekerja adalah jalan satu-satu nya, agar bisa bertemu Rio lagi di kedai kopi tempat pemuda itu bekerja, ia menyeberang untuk membeli hot Americano, tapi ia tak menemukan Rio di sana, kecewa sudah pasti.
"Kemana teman mu yang bernama Rio?" Tanya Hey Kyo pada Seulgi.
"Hari ini dia masih cuti madam, mungkin besok dia baru bisa mulai bekerja" jawab Seulgi, Hye Kyo mengangguk paham, ia pun segera keluar dari kedai setelah mendapatkan apa yang ia beli.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Grow Up, Please
Fanfictionkisah cinta pemuda pethakilan dengan seorang janda kaya raya. Mohon di makhlumi jika nanti ada kesalahan dalam penyebutan sebuah profesi, mohon di maafkan, karena saya masih banyak kurang ilmu, dan cerita ini tidak terfokus pada profesi tokoh utama...