"Woah" pekik Rose girang, mendapati uang saku nya dari Rio berlipat ganda, dengan antusias ia pun mengantongi uang itu dan berlari ke kamar sang oppa.
"Morning oppa" kekeh nya diambang pintu kamar, ia lalu masuk dan menciumi wajah Rio sampai ia terusik.
"Rosie" erang Rio kesal karena tidur nya terganggu, padahal hari ini ia libur kuliah.
"Gumawo oppa" kikik Rose lucu.
"Ck" Rio berdecak kesal karena saat ada mau nya saja, Rose menciumi dan mengganggu sang oppa, Rose lalu berlari keluar, ke dapur membantu sang eomma untuk menyiapkan sarapan sebelum pergi sekolah.
"Pagi eomma" sapa Rose pada sang ibu.
"Pagi sayang, ada apa ini dengan wajah ceria mu itu?" Tanya Tiffany yang tengah menyiapkan lauk.
"Oppa memberiku uang saku lebih eomma" jawab Rose tersenyum senang, sang ibu pun ikut tersenyum.
"Jangan lupa di tabung ne sisa nya" pesan Tiffany.
"Ne eomma"
Rio terbangun saat sang ibu dan dongsaeng nya sudah berangkat melakukan aktifitas masing-masing, dengan mata setengah terpejam, ia berjalan menuju meja makan, duduk sambil meminum susu coklat yang sudah nyaris dingin, ia membuka tudung saji dan menemukan omelet telur dengan saos berbentuk icon smile, Rio tersenyum.
"Pasti ulah Rose" batin nya, setelah sarapan Rio pun ke sofa, bermalas-malasan disana, karena jadwal nya ke cafe masih setengah jam lagi.
Tepat jam 7.45 KST, Rio sudah siap untuk ke caffe pagi itu, setelah mengunci pintu rumah nya, ia berjalan menuju ke halte terdekat, tapi belum sempat ia menyeberang.
Breem. . . Breem. . .
Jaehyun menghentikan motor nya tepat di depan sang sahabat.
"Ku pikir kamu terlambat" ujar Rio, yang kemudian menaiki boncengan motor Jaehyun dan berangkat ke cafe bersama.
Di kantor SHK, suasana nampak sibuk, karena akan kedatangan tamu spesial untuk melakukan sesi pemotretan dan wawancara di sana, setting sudah di siap kan sesempurna mungkin, dan Hye Kyo nampak berdiri di belakang kamera membaca naskah wawancara yang akan diberikan pada sang tamu nanti, bersama Woo Bin yang memberi interuksi jika ada kekurangan dalam settingan fotografi nanti nya.
Dan tamu spesial itu pun datang, aktor yang tengah naik daun, Hyun Bin, seluruh staff pun berdiri menyapa sambil membungkuk hormat, Hye Kyo pun menoleh ke arah Hyun Bin, yang tersenyum menyapa nya.
"Oppa, sebentar lagi semua akan siap, silakan tunggu sebentar" ujar Hye Kyo.
"Baiklah, tidak perlu terburu-buru, jadwal ku banyak yang kosong hari ini" balas nya.
"Kim" sapa nya pada Woo Bin.
"Bin" balas nya, mereka nampak canggung karena Hye Kyo, Hyun Bin adalah mantan kekasih wanita itu, sedangkan Woo Bin menaruh hati pada wanita yang sama.
Lima belas menit berlalu, akhir nya wawancara dan pemotretan pun di lakukan, Hye Kyo masih belum beranjak dari tempat ia berdiri, mengawasi pekerjaan anak buah nya, dan mengechek proses nya, Woo Bin berdiri di samping kanan sang atasan.
"Dia tampan bukan?" Bisik Woo Bin menyindir karena cemburu dengan tatapan Hye Kyo pada Hyun Bin, wanita itu menoleh, menatap tajam pada pria di samping nya yang enggan membalas tatapan nya.
"Seperti nya dia termasuk sosok yang paling sulit untuk di lupakan, lihat saja, lesung pipi nya, senyum nya, wanita mana yang tak luluh oleh pemandangan itu" kecemburuan Woo Bin makin menjadi.
Srek
Hye Kyo menyerahkan kertas ditangan nya secara kasar ke arah Woo Bin yang terhenyak, karena tahu sang boss pasti marah, wanita itu meninggalkan ruangan, Hyun Bin melirik cemas, Woo Bin pun mengejar nya.
"Sajangnim" teriak nya memanggil Hye Kyo yang berjalan cepat menuju ruangan nya, pria dewasa itu pun menyusul nya.
"Aku minta maaf, aku tak bermaksud untuk membuat mu marah" ujar Woo Bin di dalam ruang kerja Hye Kyo, wanita itu cuek, ia sibuk membaca kertas yang menumpuk di atas meja nya, dan mengabaikan Woo Bin.
"Wendy-ahh" panggil nya pada sang asisten, tapi tak ada jawaban, Hye Kyo pun membuka pintu kembali, dan ia baru ingat, jika ia mengutus Wendy untuk ke butik langganan nya mengambil baju pesanan, ia menghela nafas, lalu meninggalkan ruangan nya, Woo Bin terdiam, ia mematung tak berani mengejar lagi jika sudah begini.
Hye Kyo menyeberangi jalan di depan gedung perkantoran nya, menuju kedai kopi seberang untuk membeli segelas Americano.
Ia berdiri mengantri karena pagi itu banyak pelanggan yang membeli kopi dan roti manis sebagai menu pengganti sarapan, saat giliran nya tiba, Hye Kyo sedikit terkejut, begitu juga dengan barista yang akan melayani nya.
"Hot Americano please" pesan Hye Kyo, Rio pun segera menyiapkan nya.
"3500 ₩on madam" ucap Rio menyerahkan segelas kopi panas pada Hye Kyo, setelah membayar, ia pun mencari bangku kosong yang sedikit tersembunyi, karena tak ingin ada yang melihat nya, ia sengaja menghindar dari kesibukan kantor nya sejenak.
Kehadiran Hyun Bin sedikit mengusik ketenangan hati nya, di tambah tingkah menyebalkan Woo Bin yang membuat nya kesal, kian menambah beban pikiran nya, ada apa dengan dua pria dewasa ini? Hye Kyo menatap keluar jendela kedai sambil sesekali meminum kopi nya, melihat orang-orang hilir mudik keluar masuk kedai sambil membawa segelas kopi dan donat, membuat ia sedikit penasaran, dan menatap Rio yang sibuk melayani pelanggan-pelanggan nya.
Jika bertemu dengan orang yang sama sebanyak satu atau dia kali, kita masih bisa acuh, tapi jika sudah lebih dari 3x, penasaran itu pasti.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Grow Up, Please
أدب الهواةkisah cinta pemuda pethakilan dengan seorang janda kaya raya. Mohon di makhlumi jika nanti ada kesalahan dalam penyebutan sebuah profesi, mohon di maafkan, karena saya masih banyak kurang ilmu, dan cerita ini tidak terfokus pada profesi tokoh utama...