Di sekolah, Paris melihat salah satu teman nya, Emily, memakai buku bersampul Lee Rosseane, aunty nya.
"Wah, sampul buku mu bagus sekali Emily" puji Paris.
"Yaa, ini bergambar penyanyi idolaku" bangga nya.
"Aku juga menyukai nya, dia adalah aunty ku" balas Paris, Emily tertawa.
"Dia unnie ku" ejek Emily
"Semua orang bisa mengakui dia sebagai keluarga nya, Paris, jangan bermimpi" lanjut Emily, wajah Paris brrubah sendu.
"Ayo, jangan dengarkan dia" Sovia menarik tangan kanan Paris untuk meninggalkan Emily dan kembali bergabung dengan Hyuri, Dae Joong dan Emmet.
"Kalian percayakan?" Tanya Paris pada teman-teman nya.
"Kami percaya" jawab mereka yang hanya ingin sekedar menghibur Paris agar tidak bersedih, tapi seperti nya Paris tahu jika teman-teman nya juga meragukan pengakuan nya.
Dan Rio pun datang untuk menjemput sang putri dari sekolah nya, gadis kecil itu nampak berjalan dengan lunglai dan tak bersemangat.
"Ratu kecil papa kenapa?" Sambut Rio, Paris mengulurkan kedua lengan nya pada sang ayah minta di gendong, dan Rio pun menggendong nya.
"Emily memakai sampul buku bergambar aunty tadi, saat Paris mengatakan jika itu aunty, ia tidak percaya dan malah mengejek Paris, bukan hanya Emily, Sovia, Emmet, Hyuri dan Dae Joong juga tak percaya, hanya, mereka tidak menunjukan nya di depan Paris" cerita sang putri sambil menopangkan dagu nya di bahu sang ayah.
"Tidak apa-apa, Paris tidak bisa memaksa seseorang untuk percaya dengan ucapan Paris" hibur Rio sambil mengusap-usap punggung sang putri.
Setiba di rumah, Paris seperti sudah lupa dengan masalah nya tadi, ia mandi, dan makan malam di temani oleh sang ayah sampai ia tertidur di kamar mama nya, karena Hye Kyo belum kunjung pulang meski sudah jam delapan malam, Rio menghubungi sang dongsaeng.
"Hallo"
"Ya oppa?"
"Kapan pulang?"
"Aku belum tahu oppa, masih menunggu jadwal, apakah ada tambahan fan meeting atau tidak, kenapa oppa?"
"Tidak, oppa hanya ingin bercerita, Paris mengadu pada ku tadi, bahwa teman-teman nya tak percaya saat Paris mengatakan jika kamu adalah aunty nya" cerita Rio.
"Oh no, Paris yang malang, aku merindukan nya oppa " Rose ikut merasakan sakit hati sang keponakan saat menerima perlakuan demikian dari teman-teman nya.
"Dia sudah tidur sekarang, kelelahan mungkin, karena dia sangat suka bernyanyi seperti mu, dan tadi ia menyanyi 2x di sekolah, miss Sunny bercerita pada ku tadi"
"Waa, aku tak sabar ingin cepat pulang oppa"
"Ya segera selesaikan pekerjaan mu, oppa pamit dulu, seperti nya mama nya Paris sudah pulang"
"Ok, Bye oppa"
Rio mematikan sambungan telpon nya saat mendengar mobil Hye Kyo memasuki pekarangan rumah, dan benar, wanita dewasa itu masuk dengan wajah yang tampak tidak baik-baik saja.
"Are You okey?" Tanya Rio yang berdiri menyambut nya di depan pintu penghubung ruang keluarga dan ruang tamu.
Bruk
Hye Kyo langsung memeluk tubuh Rio dan tak menjawab pertanyaan pemuda itu, Rio pun bingung, karena Hye Kyo tiba-tiba memeluk nya, wanita dewasa itu menghela nafas berat di pelukan Rio.
"Biarkan seperti ini dulu, aku sangat membutuhkan nya sekarang" ucap Hye Kyo, Rio pun akhir nya membalas pelukan sang mantan, karena tahu ia sedang tidak baik-baik saja.
"Kamu ingat saat memintaku mencoba minuman racikan mu di cafe waktu itu?" Tanya Hye Kyo, Rio mengingat untuk sesaat.
"Ah, yang itu, iya aku ingat" jawab nya menyadari minuman yang di maksud adalah saat Hye Kyo datang ke cafe dan mengatakan jika Paris memang putri kandung Rio.
"Aku membutuhkan minuman itu sekarang, apa kamu bisa membuatkan nya untuk ku?" Tanya Hye Kyo masih memeluk pinggang Rio dari depan.
"Tentu, mandi lah, biar aku buatkan minuman nya" ujar Rio, Hye Kyo pun melepas pelukan nya, dan mengangguk setuju, Rio sendiri ke dapur untuk meracik minuman rahasia yang ia buat dari seduhan kopi, kayu manis, caramel, jahe dan susu full krim itu.
Hye Kyo sudah menunggu di ruang keluarga, duduk manis di sofa panjang setelah ia selesai mandi, Rio pun menyusul nya, ia menyodorkan segelas minuman yang Hye Kyo pinta tadi.
"Ini, minumlah" Rio pun kemudian ikut duduk di samping Hye Kyo, yang kemudian menyesap minuman nya.
"Minuman ini membuatku merasa lebih baik, apa nama nya?" Tanya Hye Kyo.
"Aku belum menamai nya karena aku juga belum mulai menjual nya" jawab Rio.
"Jangan di jual"
"Kenapa?"
"Ini terlalu enak, terlalu berharga untuk di nilai dengan angka"
"Kamu bisa bercanda juga" kekeh Rio, Hye Kyo pun mendekat, menyandarakan kepala nya di bahu kanan Rio.
"Ayo kita mulai semua nya dari awal lagi" ajak Hye Kyo, Rio tertegun, tak menyangka dengan ucapan mama nya Paris itu.
"Aku bersedia merajutnya lagi dari nol, seperti yang kamu katakan tempo hari, bukan karena demi Paris, tapi karena memang aku masih mencintai mu, dan membutuhkan mu" ungkap Hye Kyo, ia memang merasa, Rio adalah tempat ternyaman dan teraman nya, hanya Hye Kyo memang masih ragu tadi nya untuk mengiyakan ajakan Rio, tapi setelah ia tahu jika ternyata pemuda itu di jebak oleh Woo Bin, Hye Kyo kembali menaruh rasa percaya pada Rio.
"Apa kamu yakin?" Rio masih tak percaya
"Jika kamu tak percaya, ayo kita menikah besok" tantang Hye Kyo, menoleh menatap Rio dengan serius, kedua nya saling bertatapan intens, sebelum akhir nya Rio yang lebih dahulu mengecup bibir Hye Kyo dan berciuman panas di sofa.
"Siapa takut?" Balas Rio atas tantangan Hye Kyo setelah ciuman mereka berakhir.
Dan adegan enam tahun yang lalu pun kembali terulang, dimana Rio dan Hye Kyo tertidur di sofa depan tv dengan selimut yang sama, tapi belum sempat mereka bangun, Paris datang dengan mata yang masih setengah terpejam karena ia baru saja terbangun, gadis kecil itu menyusul kedua orang tua nya dan ikut tidur di sofa dengan posisi di tengah, Hye Kyo terusik, ia tersenyum dan sedikit menggeser tubuh nya untuk memberi tempat bagi Paris yang langsung memeluk sang ayah dan melanjutkan tidur nya.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Grow Up, Please
Fanfictionkisah cinta pemuda pethakilan dengan seorang janda kaya raya. Mohon di makhlumi jika nanti ada kesalahan dalam penyebutan sebuah profesi, mohon di maafkan, karena saya masih banyak kurang ilmu, dan cerita ini tidak terfokus pada profesi tokoh utama...