Tiffany sudah tak lagi berjualan di pasar, karena anak-anak nya yang melarang, dengan alasan waktu nya bagi sang ibu untuk beristirahat di rumah sambil mengasuh cucu-cucu nya, ia pun menurut saja, dan kini tengah berkunjung ke rumah Hye Kyo, sambil menyiapkan baju untuk calon cucu kedua nya nanti, bersama Rose dan Paris, mereka bertiga di kamar bayi menyusun baju-baju lucu di lemari.
"Paris tak sabar untuk menunggu kelahiran nya aunty" ucap nya lucu sambil mengusap-usap perut sang mama yang duduk di tepi ranjang.
"Kata dokter lusa dongsaeng mu sudah lahir" jawab Hye Kyo.
"Nah, Paris dengar kan, tunggu ne, lusa tidak akan lama lagi" imbuh Rose.
"Halmeoni nanti tetap sayang pada Paris kan?" Bibit-bibit kecemburuan sudah mulai nampak pada diri Paris, Tiffany tersenyum lucu.
"Tentu saja, halmeoni akan selalu menyanyangi Paris nanti, meski ada dongsaeng baru, halmeoni sayang pada kalian" jawab Tiffany.
Dan hari yang ditunggu pun tiba, Hye Kyo memasuki ruang beroperasi di temani sang suami, Paris menunggu di luar bersama Rose, Tiffany dan Yoong.
"Jika aku tak bisa bertahan nanti, tolong jaga anak-anak kita ne" pesan Hye Kyo pada Rio.
"Aku sudah membuat surat wasiat jika sampai terjadi sesuatu pada ku nanti" lanjut Hye Kyo.
"Kamu ini bicara apa, kamu akan baik-baik saja, dan kita besarkan anak-anak bersama" balas Rio.
"Harus berdua, anak-anak sangat membutuhkan mu nanti, sebaiknya kita bicarakan hal lain saja" ucap Rio, Hye Kyo tersenyum, tangan kanan nya merapikan dan memainkan rambut sang suami yang duduk disamping kanan nya, untuk mengalihkan perhatian Hye Kyo yang tengah menjalani operasi caesar.
"Aku membayangkan dia akan mirip dengan mu" kata Hye Kyo.
"Yaa, jika ia perempuan, tapi jika ia laki-laki?"
"Aku ingin dia mewarisi sifat papa nya"
"Yang kekanakan ini?" Ejek Rio, karena Hye Kyo selalu menganggap sifat Rio masih kekanakan sampai sekarang, ia tersenyum dengan sindiran halus suami nya.
Suara tangis bayi pun terdengar, Rio terkejut.
"Dia sudah lahir" ucap nya tak percaya, air mata nya menetes, antara haru dan bahagia, ia menciumi wajah sang istri, ketakutan nya sirna, karena sang istri baik-baik saja.
"Selamat, kalian di karuniai seorang putra yang lahir tanpa kekurangan suatu apa pun" ucap sang dokter yang kemudian meletakan bayi merah itu tengkurap diatas dada sang mama.
"Hi baby boy" sapa Rio mengusap punggung tangan sang putra dengan mata basah nya, bayi itu merengek setelah menangis kencang.
"Aunty dengar itu?" Tanya Paris penasaran.
"Iya, dongsaeng mu sudah lahir" jawab Rose, dua puluh menit kemudian, Rio keluar menggendong sang putra.
Yoong pun menggendong Paris karena ia ingin melihat dongsaeng nya yang berada di gendongan sang ayah.
"Ini kah dongsaeng nya Paris, papa?" Tanya nya menatap takjub.
"Iya, dia namja" jawab Rio.
"Tampan seperti papa" pujian Paris membuat wajah sang ayah merona.
"Siapa nama nya oppa?" Tanya Rose yang ikut mendekat.
"Brooklyn" jawab Rio.
Hye Kyo terbaring diatas ranjang ruang perawatan nya, ia menatap sang putri yang tengah bercanda dengan aunty dan dongsaeng nya yang berada di pangkuan Tiffany, Rio sendiri duduk di samping sang istri dengan posisi setengah berbaring ikut menatap keseruan keluarga nya.
"Dagu Brooklyn milik mama, bibir nya milik aunty, mata nya milik Eomma, hidung nya milik papa, lihat, punya Paris tak ada yang mirip dengan Brooklyn" goda Rose, Tiffany tertawa lucu dengan kejahilan putri nya
"No, ini dongsaeng Paris pasti ada yang mirip dengan Paris" protes sang keponakan.
"Tidak ada yang mirip Paris"
"Ish aunty nakal" rengek Paris kesal, Rose pun terbahak lalu memeluk keponakan perempuan nya itu.
"Iya iya Paris sangat mirip dengan Brooklyn" rayu nya takut Paris menangis.
"Paris memiliki kulit yang putih seperti Brooklyn, iya kan eomma?" Tanya Rose pada sang ibu.
"Iya, dan rambut lurus hitam seperti papa kalian" balas Tiffany, Paris terkikik malu-malu tapi senang mendengar penuturan aunty dan halmeoni nya itu.
Dua hari di rawat, Hye Kyo pun akhir nya sudah di ijinkan untuk pulang, Rio mendorong kursi roda sang istri, Rose menggandeng tangan Paris, bersama Yoong yang membawakan tas bawaan Rio, serta Fanny eomma yang menggendong cucu laki-laki nya, mereka menyusuri lorong rumah sakit sambil sesekali bercanda, di lobby, Tiffany berpapasan dengan nyonya Jeon, pemilik ruko yang dulu mengusir nya
"Nyonya Jeon" sapa Tiffany.
"Tiffany" balas nyonya Jeon, ia bersama sang putri hendak mengunjungi dokter kandungan.
"Anak siapa itu?" Tanya nya remeh.
"Putra nya Rio, nyonya, anak kedua nya" jawab Tiffany ramah.
"Sekarang berjualan dimana?" Tanya nyonya Jeon.
"Anak-anak tidak mengijinkan saya untuk berjualan lagi, mereka meminta saya untuk dirumah saja, bermain dengan cucu-cucu kesayangan, kadang Rose membawa ku ke konser nya, atau main ke Paris Caffe milik Rio, saya mengundang anda untuk berkunjung kesana" jawab Tiffany, nyonya Jeon langsung terdiam, ia baru sadar jika ada Rio dan Rose disana.
"Eomma jangan membuatku malu" bisik sang putri Jeon Yeon Been, istri Song Joong Ki.
"Kami permisi" pamit nyonya Jeon buru-buru, saat sudah tiba di drop out lobby, Joong Ki baru tiba untuk menyusul sang istri, dan ia melihat keluarga baru Hye Kyo.
"Benar kata eomma, dia sudah bahagia, hidup nya sempurna sekarang" batin nya penuh sesal.
E N D
#masihadabonus
KAMU SEDANG MEMBACA
Grow Up, Please
Fanfictionkisah cinta pemuda pethakilan dengan seorang janda kaya raya. Mohon di makhlumi jika nanti ada kesalahan dalam penyebutan sebuah profesi, mohon di maafkan, karena saya masih banyak kurang ilmu, dan cerita ini tidak terfokus pada profesi tokoh utama...