Paris akhir nya bersedia untuk sekolah di tempat ia bermain tempo hari, sang ayah lah yang akan mengantar dan menjemput nya, lalu ikut ke cafe.
"Ayolah Hye Kyo yaa, kamu sudah berjanji kita akan makan siang bersama bukan" bujuk Woo Bin, merasa tak enak Hye Kyo pun akhir nya setuju, mereka berangkat dengan mobil Woo Bin, menuju ke restauran mewah.
"VIP?" kesal Hye Kyo, ia tak suka dengan ruangan yang dipilih oleh Woo Bin, ia ingin di ruangan biasa.
Tak lama, muncul Rio yang baru pulang menjemput Paris, mereka mengunjungi restauran yang sama dengan Hye Kyo, dan wanita itu menyadari kehadiran putri nya bersama sang ayah, ruang mereka hanya tersekat kaca, tapi Rio dan Paris tak tahu jika ada Hye Kyo disana.
"Aku sudah selesai" ucap nya yang kemudian buru-buru berdiri.
"Tapi hidangan penutup nya belum datang Hye Kyo-yaa" tahan Woo Bin
"Aku sudah kenyang" tolak Hye Kyo meninggalkan Woo Bin begitu saja, ia menghampiri Paris dan Rio.
"Hey, disini?" Kaget Rio menyapa Hye Kyo.
"Mama" sapa Paris.
"Sudah makan?" Tanya Rio.
"Sudah, tapi belum untuk makanan penutup nya" jawab Hye Kyo.
"Mau punya ku?" Rio menawarkan puding mangga nya, Paris terkikik malu sendiri melihat sang ayah menyuapi puding mama nya, dan Woo Bin yang melihat itu pun geram.
Woo Bin menghampiri meja Rio dan Hye Kyo, berniat untuk mengajak wanita itu kembali ke kantor bersama.
"Aku pulang bersama mereka" jawab Hye Kyo singkat, dan dengan perasaan kecewa Woo Bin pun terpaksa kembali ke kantor sendirian, ia beberapa kali menoleh menatap cemburu dan iri pada Rio dan Hye Kyo, tapi yang di tatap acuh, itu membuat ia semakin panas dan menaruh dendam.
"Kita hadirkan pemain baru lagi kalau begitu" gumam Woo Bin mulai menyusun rencana.
Dan Rio pun mengantar Hye Kyo kembali ke kantor nya, mereka nampak seperti keluarga kecil yang bahagia.
"Paris ikut ke cafe papa, ma" ijin sang putri.
"Iya, jangan nakal ne" pesan Hye Kyo
"Ne ma" setelah menurunkan Hye Kyo di lobby, Rio pun kembali melajukan mobil nya menuju cafe.
"Yaa nona, tuan Woo Bin sudah di ruangan nya" jawab seorang pegawai resepsionis.
"Baik, terima kasih" wanita itu pun berjalan menuju lift, menyusul Hye Kyo di belakang nya, yang masih belum menyadari jika ada orang lain di belakang nya, lift pun datang, Hye Kyo masuk, dan saat ia memutar tubuh nya ke depan.
Deg
Ia terkejut dengan wanita yang mencari Woo Bin tadi, Sohee.
"Bukan kah dia adalah wanita yang berciuman dengan Rio di club waktu itu, untuk apa dia kesini?" Batin Hye Kyo penuh tanya.
"Pegawai baru?" Tanya Hye Kyo, guna mencari tahu maksud dan tujuan Sohee mendatangi kantor nya.
"Tidak, bukan, saya hanya ingin mengunjungi teman" jawan Sohee tersenyum canggung.
"Teman?"
"Tuan Woo Bin, apa kamu tahu ruangan nya?" Tanya Sohee.
"Tentu, akan ku antar kamu ke sana" jawab Hye Kyo santai.
Tink
Lift mereka pun tiba, Hye Kyo melangkah menuju ruangan Woo Bin, bersama Sohee yang mengikuti nya.
Tok. . . Tok. . .
Ceklek
"Oppa, ada yang mencari mu" beritahu Hye Kyo
Duar
Woo Bin terkejut setengah mati melihat wanita yang datang bersama Hye Kyo, pria itu gelagaban, bingung, takut, kaget, marah, juga kesal atas kedatangan Sohee, yang memeras nya, keringat dingin nampak membasahi pelipis Woo Bin, dan Hye Kyo menatap datar seolah menunggu penjelasan dari Woo Bin.
"Aku butuh uang lagi kamu tahu itu kan?" Todong Sohee tak mempedulikan kehadiran Hye Kyo yang masih disana, Woo Bin gugup, ia tak tahu harus menjawab apa.
"Atau kamu mau aku mengungkapkan semua nya pada Rio, jika kamu membayarku untuk video itu?" Ancam Sohee, ia akan selalu menggunakan senjata itu untuk memeras uang Woo Bin hampir setiap bulan, atau setiap ia butuh, Hye Kyo kaget mendengar ucapan Sohee.
"Jadi itu ulah mu oppa?" Dingin Hye Kyo, Sohee menoleh mengerutkan kening nya pada Hye Kyo yang ia kira sudah pergi.
"Dengar Hye Kyo-yaa . . ."
"Berikan dulu uang ku"
"DIAM!" bentak Woo Bin pada Sohee yang terus merongrong nya soal uang.
"Yaa, aku yang merencanakan video Rio dengan wanita jalang itu, karena apa? Karena aku ingin merebut mu dari nya, aku cemburu dia yang baru kenal sudah mampu menarik perhatian mu, sedangkan aku? Aku yang menemani mu dari nol Hye Kyo, aku yang selalu ada untuk mu sejak kamu merintis majalah ini, apa kurang ku sampai kamu tak sudi menerima ku?" Woo Bin mengakui perbuatan dan perasaan yang ia pendam sendiri selama ini, terutama setelah Rio hadir di hidup Hye Kyo.
"Oh, jadi oppa menemani ku selama ini karena ada mau nya? Oppa terpaksa selama ini? Padahal aku sudah menganggap mu seperti kakak laki-laki ku sendiri, aku menghormati mu oppa, aku merasa beruntung memiliki oppa di perusahaan ku, tapi apa? Semua yang oppa lakukan penuh kepalsuan" balas Hye Kyo kecewa, ia lalu ke ruangan nya dengan rasa kecewa yang menggunung.
"KELUAR! DAN JANGAN TEMUI AKU LAGI!" teriak Woo Bin dengan nafas terengah karena marah pada Sohee.
"Aku akan. . ."
"AKU TIDAK PEDULI, DIA SUDAH TAHU, PERGI KAMU WANITA MURAHAN!" Hardik nya mengusir Sohee, wanita itu pun kesal dan membanting pintu ruangan Woo Bin.
Dan Hye Kyo, ia melamun di ruangan nya, sungguh Woo Bin terlalu kejam, cara nya sangat jahat, karena ulah nya, hidup Hye Kyo dan Rio jadi berantakan selama bertahun-tahun, ia tak pernah berfikir Woo Bin akan setega itu pada nya.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Grow Up, Please
Fiksi Penggemarkisah cinta pemuda pethakilan dengan seorang janda kaya raya. Mohon di makhlumi jika nanti ada kesalahan dalam penyebutan sebuah profesi, mohon di maafkan, karena saya masih banyak kurang ilmu, dan cerita ini tidak terfokus pada profesi tokoh utama...