Rio membantu sang eomma di kedai nya, karena hari minggu kedai kopi otomatis tutup, mereka bertiga sibuk melayani pembeli, weekend biasanya memang banyak wisatawan baik asing maupun lokal yang sengaja mengunjungi pasar untuk berburu jajanan khas Korea yang memang terkenal sampai mancanegara.
"Terima kasih"
"Sampai bertemu lagi"
Ujar Rio pada para pembeli setelah mereka membayar makanan nya, sang ibu sibuk memasak di belakang dibantu Rose dan Rio yang melayani pembeli nya.
Di rumah Hye Kyo, wanita itu membuka kulkas dan ia tak menemukan apa yang akan ia makan hari ini.
"Nyonya mau saya buatkan apa? Biar saya siapkan?" Tanya sang asisten rumah tangga.
"Aku mau makan di luar saja" tolak Hye Kyo
"Baik nyonya" sang asisten rumah tangga nya pun membungkuk mundur, Hye Kyo kemudian mengemudikan mobil nya sendiri keluar, membelah jalanan pusat kota Seoul.
"Ini hari minggu, pantas banyak restauran yang tutup" batin Hye Kyo, ia pun melewati pasar, dan terbesit untuk kesana.
"Akh ya, sebaiknya aku makan di sana" batin nya, ia pun segera memarkirkan mobil nya, dan mulai melangkah menyusuri lorong pasar, dimana banyak penjual makanan yang semua nya ramai sebab banyak wisatawan.
"Oppa, aku mau tteobokki nya untuk dimakan disini ne"
"Aku dua hotteok untuk di bawa pulang hyung"
Rio nampak sibuk melayani pembeli di kedai sang ibu, meski repot dan kewalahan, tapi ia tetap semangat dan memasang wajah ramah nya, Hye Kyo berdiri dari kejauhan menatap apakah itu Rio atau bukan.
Penasaran, ia pun mendekat, dan benar itu adalah Rio yang tengah di kerumuni oleh pembeli.
"Kamsahamnida" ujar Rio pada pembeli terakhir tadi, saat ia hendak mengambil paper bag untuk bungkus makanan nya, tak sengaja ia melihat Hye Kyo yang berdiri di depan kedai ibu nya.
"Madam" kaget Rio, Hye Kyo tersenyum tipis, belum sempat wanita itu mendekat, Rose muncul dari belakang.
"Oppa, ini tteobokki nya" gadis muda itu memberikan tteobokki beku yang akan di masak oleh Rio.
"Ne" Rio menerima nya, ia lalu keluar dari kedai, menghampiri Hye Kyo yang terkejut tak menyangka akan bertemu dengan gadis yang ia pikir adalah kekasih Rio itu.
"Madam mau kemana?" Tanya Rio.
"Aku hanya sedang jalan-jalan saja" jawab Hye Kyo, Rose pun menatap oppa nya di luar dan saling beradu pandang dengan wanita dewasa yang tengah berbicara dengan Rio itu.
"Ayo masuklah, ini kedai ibu ku" ajak Rio, ia lalu mendahului langkah Hye Kyo dan wanita itu masih terdiam, karena merasa sungkan ada kekasih Rio di sana, dan takut akan terjadi kesalahpahaman.
"Ayo madam" ulang Rio, tak enak karena sang pemuda terus memaksa, akhir nya dengan ragu ia pun memasuki kedai sederhana milik Tiffany.
"Eomma, kenalkan ini adalah madam Hye Kyo" ujar Rio pada sang ibu yang tengah membuat adonan hotteok, Tiffany pun terkejut.
"Selamat datang. . ." Ia menggantung ucapan nya, karena bingung akan memanggil apa pada wanita yang usia nya tak jauh beda dengan Tiffany itu.
"Hye Kyo nyonya, panggil Hye Kyo saja" sang tamu seperti paham dengan kebingungan Tiffany.
"Ne, selamat datang di kedai kami" sambung Tiffany membungkuk hormat.
"Maaf, tangan ku kotor, jadi kita tidak bisa bersalaman" sungkan Tiffany
"Tidak masalah nyonya, saya bisa mengerti" balas Hye Kyo.
"Rosie, kemarilah" panggil Rio.
"Ne oppa" sahut Rose, Hye Kyo pun melirik gadis muda itu.
"Madam, kenalkan, Rose, dongsaengku satu-satu nya" Hye Kyo membeku salah tingkah.
"Apa?" Kaget nya, ia merasa malu sendiri karena salah mengira selama ini, padahal ia juga sudah merasa cemburu tak jelas, tapi rupanya yang ia cemburui adalah dongsaeng kandung Rio sendiri.
"Rose, adik kandung ku" ulang Rio.
"Salam kenal madam" sambut Rose membungkuk hormat.
"Ne, salam kenal Rose" balas Hye Kyo, dalam hati ia merasa kikuk dan malu.
"Duduklah madam, aku ambilkan makanan nya dulu" ujar Rio, ia dengan cekatan mulai memotong kimbab, sundae, dan eomuk untuk Hye Kyo, Rose mengambilkan sebotol cola dingin.
"Silakan madam, tunggu sebentar lagi, tteobokki nya akan segera siap, itu adalah jajanan paling laris di sini, karena eomma membuat saus nya sendiri" ujar Rio, ia duduk menemani tamu nya itu makan, Hye Kyo nampak memperhatikan interior kedai yang sangat sederhana, namun bersih, sambil menyantap apa yang Rio suguhkan untuk nya.
"Kamu tidak di kedai kopi lagi sekarang?" Tanya Hye Kyo
"Masih madam, minggu kedai tutup jadi aku dan Rose membantu eomma di sini" jawab Rio, Hye Kyo mulai menyantap makanan nya satu per satu sambil mendengarkan cerita Rio.
"Hari minggu adalah puncak nya, kami bisa seharian tak beristirahat saking ramai nya" Rio sesekali meninggalkan tamu nya untuk melayani pembeli, dan Hye Kyo pun menoleh menatap kesibukan Rio yang terlihat kewalahan, dan tanpa di minta, ia pun menghampiri pemuda itu.
"Nyonya, aku mau lima hotteok untuk di bawa pulang" pinta seorang pembeli pada Hye Kyo karena mengira ia adalah pemilik kedai.
"N-ne" gugup Hye Kyo, ia mengambil paper bag dan menoleh ke arah Rose yang bertugas menggoreng hotteok, Hye Kyo pun mendekati Rose.
"Berapa madam?" Tanya Rose
"Lima Rose" jawab Hye Kyo, Rose pun memasukan lima hotteok yang masih panas ke dalam paper bag yang disodorkan oleh Hye Kyo, dan kini ia malah ikut sibuk membantu Rio melayani pembeli, peluh nya bercucuran, karen ia tak biasa bekerja seperti ini, Rio menoleh pada Hye Kyo, dan tersenyum lucu.
"Maaf merepotkan mu" ujar nya sambil mengusap peluh di pelipis wanita itu dengan tangan nya sendiri.
"Tidak masalah, aku senang bisa membantu mu" balas nya, dagangan yang Tiffany bawa hari ini pun habis tak tersisa, padahal baru jam tiga sore, hari biasa, Tiffany tutup jam enam sore.
"Berapa harga makanan ku tadi?" Tanya Hye Kyo, ia mulai membuka dompet nya.
"Tidak perlu, anggap saja aku mentraktir madam karena sudah membantu ku" tolak Rio.
"Tapi. . . "
"Sudah, tidak apa-apa"
"Baiklah, aku pulang kalau begitu"
"Aku antar"
Setelah berpamitan pada Tiffany dan Rose, Rio pun mengantar wanita dewasa tadi ke parkiran.
"Aku mengundang mu makan malam hari ini, apa kamu bisa datang ke rumah?" Tanya Hye Kyo, Rio mengangguk, entah keberanian dari mana sampai Hye Kyo berani mengundang Rio, ia hanya merasa belum puas menghabiskan beberapa jam di kedai, sebab tak bisa bebas bicara.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Grow Up, Please
Fanfictionkisah cinta pemuda pethakilan dengan seorang janda kaya raya. Mohon di makhlumi jika nanti ada kesalahan dalam penyebutan sebuah profesi, mohon di maafkan, karena saya masih banyak kurang ilmu, dan cerita ini tidak terfokus pada profesi tokoh utama...