"Meski ia lebih dewasa dari mu, tapi dia tak kalah dengan yeoja seumuran Krystal noona Rio-yaa, dia berkelas" Jenno masih berusaha merayu, Rio tak menyahut.
Kriiinnggg. . .
My Little Chipmunk is Calling
"Hallo"
"Hallo, oppa, tolong bantu eomma"
"Ada apa dengan eomma?"
"Kami di kedai, oppa cepat lah datang"
"Ok ok, jangan kemana-mana oppa kesana"
"Aku pergi Jenno-yaa" pamit Rio buru-buru berlari meninggalkan kantin.
"Kemana?" Teriak Jenno bertanya.
"Eomma dalam masalah, aku harus ke kedai nya" jawab Rio tanpa menoleh.
"Aku ikut" Jenno berlari mengejar Rio, dan mengantar nya ke kedai Fanny eomma.
"Eomma!" Panik Rio begitu tiba di kedai sang ibu, dan ia menemukan Tiffany menangis sambil memeluk Rose.
"Ada apa ini?" Bingung Rio melihat wanita pemilik kedai yang di sewa Tiffany sudah berdiri sambil berkacak pinggang, di temani seorang pria dewasa berbadan tegap.
"Aku hanya ingin ruko ku kembali dan eomma mu tak kunjung mengosongkan nya, padahal aku sudah memberitahu nya sejak seminggu yang lalu" ketus sang pemilik ruko.
"Kenapa eomma di usir?" Tanya Rio, karena selama ini, Tiffany memang telah menempati ruko itu tanpa harus membayar sewa, dan sebagai ganti nya, ia harus merawat dan menjaga ruko itu, perjanjian awal nya seperti itu.
"Ruko ini mau di sewa seseorang" jawab sang pemilik ruko.
"Setelah eomma menjaga dan merawat ruko ini, lalu anda mengusir nya begitu saja?!" Marah Rio tak terima.
"Yaa, harus nya kalian berterima kasih pada ku karena sudah memberi tempat usaha gratis selama ini, bukan malah meneriaki ku!" Hardik sang pemilik ruko, Rio terdiam, ia melirik sang eomma, dan memberi kode pada Rose untuk membawa nya keluar.
"Maaf" lirih Rio yang menyadari kesalahan nya, dia hanya terbawa emosi dan panik melihat sang ibu menangis dan barang-barang sang ibu berserakan di luar ruko.
"Cepat bawa barang-barang eomma mu pergi dari ruko ini, karena sebentar lagi, penyewa yang baru akan datang" usir sang pemilik ruko.
Dengan di bantu Jenno, akhir nya Rio mengusung dan membawa pulang barang-barang sang eomma ke rumah, Tiffany masih termenung memikirkan usaha nya yang harus gulung tikar, padahal ia memiliki banyak pelanggan, terutama pegawai kantor dan pelajar yang pulang dengan berjalan kaki.
"Eomma tak tega melihat oppa mu, yang mulai sekarang harus bekerja keras, karena eomma tak berpenghasilan lagi sekarang" gumam Tiffany pada Rose yang melihat Rio berangkat bekerja dengan Jenno, setelah selesai membawa barang-barang dari ruko.
"Jangan khawatir eomma, oppa pasti bisa" hibur Rose sambil menggenggam tangan sang eomma.
Di kedai Kim, Rio pun juga nampak tak biasa, ia seperti banyak pikiran, Jisoo sang pemilik pun menegur nya.
"Rio" panggil nya untuk kesekian kali nya karena pegawai nya itu sudah lebih dari lima menit mengeringkan satu gelas yang tak kunjung selesai, Jenno pun mendekat dan menyenggol lengan Rio.
"Hah?" Kaget nya.
"Hyung memanggil mu" beritahu Jenno, Rio gelagapan menatap Jisoo dengan perasaan was-was.
"Suplayer kopi datang, coba chek" perintah Jisoo.
"Ne hyung" patuh Rio yang kemudian berjalan ke belakang, membuka gudang untuk memasukan dan mengechek biji kopi pesanan kedai nya.
"Ada apa dengan Rio?" Tanya Jisoo pada Jenno
"Hari ini, ibu nya di paksa mengosongkan ruko yang selama ini dia tempati Hyung" jawab Jenno, Jisoo mengangguk paham.
Rio kembali memasuki kedai, dan Hye Kyo sudah duduk di sudut ruangan menikmati Americano dan donat heaven berry nya, sambil menatap Rio yang kembali bekerja dengan raut wajah yang berbeda.
Jenno menyenggol lengan Rio, memberi kode pada nya, jika Hye Kyo berada di kedai, Rio menoleh sejenak saling bertatapan dengan wanita dewasa itu, sebelum kembali melanjutkan tugas nya.
Sesampai di rumah, Rio menemukan sang ibu masih terjaga, menunggu nya pulang.
"Eomma, kenapa tidak istirahat saja?" Tanya Rio.
"Eomma tidak bisa tidur, jadi lebih baik menunggu mu pulang saja"
"Eomma panaskan dulu lauk dan sayuran nya, kamu mandilah dulu ne" pesan Tiffany yang kemudian berjalan ke dapur, tak lama, Rio menyusul ke kamar mandi yang berdekatan dengan dapur untuk membersihkan diri.
"Eomma sudah makan?" Tanya Rio saat Tiffany mengambilkan nya nasi lengkap dengan lauk dan sayur nya, serta segelas air putih.
"Eomma sudah makan dengan dongsaeng mu tadi" jawab Tiffany, Rio menangkap ada kegundahan dan kegelisahan di hati sang ibu, tapi ia tak berani bertanya, tapi tebakan Rio tak jauh dari soal terusirnya sang eomma dari ruko tempat nya mencari uang.
Keesokan hari nya, Rio berangkat ke kedai jam 7.45 pagi, setelah berpamitan pada sang eomma, Rose sudah pergi sejak sejam yang lalu, dan setiba di tempat kerja.
"Eomma menjadi pemurung sekarang" cerita Rio pada Seulgi, jadwal kerja mereka memang berganti pasangan secara random.
"Apa kamu tak ingin menerima tawaran pegawai SHY Magazine itu saja Rio?" Tanya Seulgi
"Uang nya bisa kamu pakai buat mencarikan ruko baru untuk Fanny eomna" ide nya, Rio terdiam dari aktivitas nya dan menatap serius ke arah Seulgi.
"Oppa"
"Rose" kaget Rio mendapati sang dongsaeng mendatangi kedai nya.
"Aku ingin bicara dengan mu" ujar Rose.
"Ayo, ikut oppa" Rio membawa sang dongsaeng ke samping kedai.
"Aku punya simpanan uang tiga juta ₩on, apa itu cukup untuk menyewa ruko, oppa? Aku mengkhawatirkan eomma, dia yang biasa bekerja, kini tak beraktivitas, dan menjadi pemurung, aku takut oppa" adu Rose, sambil mengulurkan amplop coklat berisi uang tabungan, tangis nya pun pecah, Rio lalu memeluk sang dongsaeng.
"Sudah, simpan saja uang tabungan mu, oppa akan mencarikan jalan keluar nya secepat mungkin" hibur Rio sambil memeluk dan menenangkan dongsaeng itu, dari dalam kedai, Hye Kyo nampak menatap pemandangan di samping kedai sambil menunggu pesanan nya yang disiapkan oleh Seulgi.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Grow Up, Please
Fanfictionkisah cinta pemuda pethakilan dengan seorang janda kaya raya. Mohon di makhlumi jika nanti ada kesalahan dalam penyebutan sebuah profesi, mohon di maafkan, karena saya masih banyak kurang ilmu, dan cerita ini tidak terfokus pada profesi tokoh utama...