Rio mengemasi alat-alat kerja nya, untuk ia bawa pulang kembali ke rumah sang ibu, baju nya belum sempat ia kemasi karena berada di kamar Hye Kyo, Rio pasrah meski terasa berat untuk berpisah dari madam Kyo, wanita yang sangat berpengaruh dalam karir Rio.
"Bibi, tolong berikan ini pada nya, dan terima kasih atas bantuan bibi selama ini" ucap Rio pada bibi Han, asisten rumah tangga Hye Kyo, ia menitipkan platinum card yang dulu Hye Kyo berikan pada nya, uang chas tujuh juta ₩on, saat Hye Kyo menyewa nya ke Paris dulu, semua Rio kembalikan utuh tanpa sepeser pun ia kurangi.
"Aku pamit bibi" ujar Rio pada wanita yang mengantar nya keluar dan membantu Rio mengemasi barang-barang nya itu, sementara Hye Kyo, ia memejamkan kedua matanya rapat-rapat karena tangis nya semakin deras begitu mendengar suara mobil Rio pergi dari rumah nya, dulu, ia tak menangis saat bercerai dari Song Jong Ki, tapi putus dari Rio, benar-benar membuat hati Hye Kyo porak poranda.
Rio tiba di rumah nya, ia tak langsung turun, tapi hanya diam sambil menyandarakan kepala nya pada sandaran jok, menatap kosong pintu rumah ibu nya, Tiffany yang mendengar suara mobil sang putra pun keluar untuk menyambut Rio, tapi untuk sesaat ia mematung, melihat wajah Rio yang tak baik-baik saja, firasat seorang ibu, tak akan pernah bisa di bohongi, ia lalu membentangkan kedua tangan nya, dan Rio pun segera turun dari mobil nya, berjalan cepat menuju ke pelukan ibu nya.
"Semua nya berakhir eomma" adu Rio yang mulai terisak.
"Tidak apa-apa, menangislah, semua akan baik-baik saja, ada eomma di sini" hibur Tiffany mengusap-usap punggung putra sulung nya itu, Rose mengintip dari balik pintu ruang tamu, ia ikut meneteskan air mata nya melihat sang oppa yang biasa nya ceria, jahil tapi penyayang itu tiba-tiba menangis di dekapan sang eomma, tentu Rose ikut terluka.
"Ayo, masuklah, sudah malam, kita kemasi barang-barang mu besok pagi ne" ajak sang ibu, Rose masuk ke kamar tak berani mengganggu oppa dan eomma nya, ia lebih memilih pura-pura tertidur.
Tiffany menyelimuti sang putra, dan menunggui nya sampai Rio terlelap karena lelah menangis, Hye Kyo adalah cinta pertama nya, hubungan yang mereka jalin juga sudah terlalu jauh layaknya pasangan suami istri, jadi sangat berat bagi kedua nya saat harus berpisah seperti ini.
Hye Kyo tiba-tiba membuka kedua matanya, ia terkejut karena ketiduran, semua terasa seperti mimpi bagi nya, ia terbangun, untuk mencari keberadaan Rio, tapi nihil, di ruang kerja nya, kosong, bahkan alat-alat kerja milik Rio pun juga sudah tak ada, dan ia pun kembali menangis, bersimpuh diatas lantai, menyadari bahwa Rio memang telah pergi, ia tak sedang bermimpi buruk, tapi semua memang nyata adanya, jika hubungan mereka harus putus di tengah jalan.
"Nyonya!" Kaget bibi Han saat menemukan sang majikan pingsan di lantai ruang kerja Rio, panik, ia pun menghubungi Tae Hee, yang ia tahu adalah sahabat sekaligus pengacara pribadi Hye Kyo, Tae Hee pun langsung menghubungi Park Minyoung dokter yang menangani Hye Kyo.
"Kemarin dia mengunjungi ku, dan mengeluh tak enak badan, memang benar, Hye Kyo positif mengandung" cerita Park Minyoung pada Tae Hee, sambil menunggu sahabat mereka siuman.
"Apa? Hye Kyo hamil?" Kaget Tae Hee, Minyoung mengangguk.
"Empat minggu"
Tae Hee langsung mencari keberadaan bibi Han, karena ia tak melihat Rio di rumah itu.
"Bibi, kemana Rio?" Tanya Tae Hee, yang di tanya nampak kikuk dan takut untuk menjawab.
"Tuan sudah pergi nyonya, semalam mereka bertengkar hebat, dan tuan muda pergi membawa semua barang-barang nya" jawab sang bibi, Tae Hee menganga tak percaya.
Hye Kyo pun akhir nya tersadar dari pingsan nya, wajah nya nampak pucat, dan Miyoung pun kembali memeriksa nya.
"Semua ok, detak jantung, tekanan darah, bagus, jangan lupakan makan mu, kamu tak hanya hidup sendiri sekarang, di sini juga ada makhluk kecil yang hidup nya bergantung pada mu" nasihat Miyoung, Tae Hee sudah bersiap di sisi ranjang sambil membawa semangkuk sup kentang untuk mengisi perut Hye Kyo.
"Makan lah" Tae Hee mulai menyuapi nya, awal nya Hye Kyo menolak.
"Jangan gegabah, kamu sudah lama menginginkan kehadiran nya bukan" Tae Hee memberi nya peringatan, akhir nya Hye Kyo pun mau menerima suapan dari sahabat nya itu.
"Usia mu sudah rentan, ku harap kamu bisa menjaga nya dengan baik, jangan terlalu lelah, asupan vitamin juga penting, jangan lupa untuk meminum nya, sekali sehari setiap pagi setelah sarapan, jangan minum minuman beralkohol, ok" pesan Miyoung, Hye Kyo hanya diam, melamun dengan tatapan kosong sambil mengusap-usap perutnya yang masih rata, entah apa yang ia pikirkan, mungkin saja ia merindukan Rio, tapi kesalahan pemuda itu terlalu fatal untuk di maafkan.
Tiffany tak berjualan hari ini, ia membantu sang putra membereskan alat kerja nya, yang ia tata di kamar Rio, Rose sudah lebih dahulu berangkat ke kampus, jadi hanya ada Tiffany dan Rio saja di rumah.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Grow Up, Please
Fanfictionkisah cinta pemuda pethakilan dengan seorang janda kaya raya. Mohon di makhlumi jika nanti ada kesalahan dalam penyebutan sebuah profesi, mohon di maafkan, karena saya masih banyak kurang ilmu, dan cerita ini tidak terfokus pada profesi tokoh utama...