42. Berjuang

2K 267 36
                                    

Jika Hye Kyo berjuang untuk kesehatan kandungan nya, Rio pun juga tengah berjuang untuk meniti karir nya yang lain, ia memiliki cita-cita untuk membuka cafe sendiri yang terfokus dengan sajian kopi, serta menu sarapan pagi yang praktis, tapi itu butuh modal yang besar, karena ia harus memulai nya dari nol, ia harus lebih giat dalam bekerja, untuk mengumpulkan uang, ia bahkan rela kembali wara wiri ke luar negeri demi menambah pundi-pundi uang yang ia kumpulkan sebagai modal.

Rio mengunjungi sahabat-sahabat nya di kedai, mereka masih bekerja di sana, meski Seulgi sudah lulus kuliah, dia mengambil shiff penuh.

"Rio" sambut mereka yang kebetulan Jenno belum pulang, dan Jaehyun sudah datang, mereka tentu merindukan sahabat nya yang paling sukses diantara keempat nya itu.


"Kamu semakin kurus sekarang" ujar Seulgi perhatian

"Itu tidak benar, kita jarang bertemu jadi menurutmu aku semakin kurus" elak Rio.

"Aku tak menyangka kalian masih disini"


"Yaa, tapi sebentar lagi, cafe ini akan berubah menjadi restauran" adu Jenno, Rio terkejut.


"Kenapa bisa begitu?" Tanya nya.


"Tempat ini beralih kepemilikan, jadi akan di rubah menjadi resto, sebab pemilik yang baru adalah seorang cheff" terang Jaehyun.

"Lalu Jisoo hyung?" Tanya Rio tentang pemilik lama cafe ini


"Dia akan pindah ke New Zealand mengikuti Jennie noona istri nya, yang menjadi model di sana" balas Seulgi.

"Aku tak bersemangat kerja di restauran, kopi adalah dunia ku" gumam Jenno.



Mendengar cerita sahabat-sahabatnya membuat Rio makin semangat untuk bekerja, ia ingin membawa Jenno, Jaehyun dan Seulgi ke cafe nya nanti, dan berbulan-bulan Rio tak pulang, ia berpindah dari satu negara ke negara lain untuk mencari kopi terbaik dunia, bagi perusahaan Dong Wook.



"Kapan pulang? Sudah lupa kalau masih ada eomma dan dongsaeng mu di Korea?" Tiffany pura-pura merajuk karena sang putra terlalu lama berada di luar negeri.



"Rio pasti pulang eomma, tunggu saja" janji Rio, jika pemuda itu sibuk mengumpulkan uang untuk membangun impian nya, lain hal dengan Hye Kyo, Tae Hee memboyong nya ke villa yang berada di pegunungan, bersama asisten nya bibi Han dan paman Han supir sekaligus suami sang asisten.



Bibi Han dan Tae Hee lah yang merawat Hye Kyo selama hamil, karena ia mengalami morning sick yang parah, sulit makan, dan tekanan darah yang naik turun, padahal ini sangat berbahaya bagi janin yang di kandung nya, tapi Hye Kyo tak menyerah, demi anak yang sudah bertahun-tahun ia nantikan, nyawa pun akan ia pertaruhkan, urusan majalah saat ini ia serahkan pada Woo Bin dan Wendy.


"Aku tak boleh menyerah, aku tak boleh kalah, demi anak ku" itu yang selalu Hye Kyo gumam kan saat ia sudah lemas karena terus menguras isi perut nya yang bahkan sudah kosong, tapi beruntung, dokter Miyoung ada dua puluh empat jam kapan pun Hye Kyo membutuhkan nya.



Setengah tahun mengembara, Rio akhir nya pulang, kembali ke Korea.



"Oppa" Rose berlari girang menyambut kakak laki-laki nya itu, Rio pun memeluk nya.



"Oppa aku ingin bercerita pada mu" adu Rose.



"Soal apa?" Tanya Rio sambil merangkul bahu Rose berjalan memasuki rumah orang tua mereka.


"Kuliah ku, mr Jung mengajak ku untuk mengisi acara di sebuah festival musik" cerita Rose.


"Oh ya? Kapan?"



"Dua minggu lagi, oppa datang ya?" Pinta nya manja.



"Oppa usaha kan" jawab Rio.



"Rosie, biarkan oppa mu istirahat dulu sayang" tegur sang eomma.


"Ne eomma"



"Oppa tunggu ne, Rose buatkan susu coklat dulu" pamit nya, dan Rio hanya tersenyum sambil mengangguk, setelah meneguk sampai habis susu coklat hangat buatan sang dongsaeng, Rio tertidur di sofa depan tv saking lelah nya, bahkan gelas susu yang diminum nya tadi masih berada di genggaman Rio.


Dan di tempat lain, Tae Hee dan suami nya dengan panik membawa Hye Kyo ke rumah sakit, hari perkiraan kelahiran nya ternyata maju sepuluh hari, dengan di temani dokter Miyoung yang selama ini lebih tahu kondisi kesehatan Hye Kyo, wanita dewasa itu pun di bawa ke ruang bersalin.


"Apa bisa normal dok?" Tanya dokter Miyoung pada dokter kandungan yang menangani Hye Kyo.


"Kita usahakan dulu, operasi adalah pilihan kedua" jawab sang dokter percaya diri, Tae Hee ikut masuk demi memberi kekuatan pada sahabat nya itu.



"Aaaaaarrrgggghhh. . ." Hye Kyo mengerahkan segala kemampuan nya untuk mengejan demi sang jabang bayi yang di kandung nya.



"Ya sedikit lagi nyonya"



"Ayo Hye Kyo-yaa, apa kamu tak ingin segera melihat anak mu?" Semangat Tae Hee.



"Aaarrgghh. . . RIOOO. . .!!" Teriak Hye Kyo sekuat tenaga.




Prank




Rio terjengkit dari tidur nya, dan gelas yang ia genggam pun jatuh ke lantai, ia terkejut karena merasa ada yang memanggil nya, perasaan Rio tak enak, ia tiba-tiba gelisah.



"Ada apa sayang?" Tanya Tiffany menghampiri sang putra karena ia mendengar suara gelas pecah.



'Tidak ada apa-apa eomma, mian Rio memecahkan gelas eomma" jawab nya.



"Oh, syukurlah jika tidak ada apa-apa"



"Eomma tidur lagi saja, biar Rio sendiri yang membersihkan nya"



"Baiklah, hati-hati ne, jangan sampai terkena serpihan nya" pesan Tiffany sebelum kembali memasuki kamar nya.



"Ne eomma"






#TBC

Grow Up, PleaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang