Puas bercinta, Rio pun tertidur sambil menyembunyikan wajah lelah nya di ceruk leher Hye Kyo, mereka masih sama-sama belum memakai baju masing-masing, wanita dewasa itu seperti tengah melamun, tatapan nya kosong, dengan tangan kanan yang terus memainkan rambut Rio, mengusap dan membelai nya.
"Tidurlah yang pulas, aku tak akan kemana-mana" bisik Hye Kyo sambil mengecupi kepala Rio.
Hampir malam, Rio masih belum terbangun juga, padahal dari siang sepulang wisuda, ia belum lah makan, Hye Kyo sudah beranjak dari ranjang dan memunguti pakaian milik mereka berdua untuk ia taruh dalam keranjang baju kotor, ia mengirim sang supir untuk mengambil baju di sebuah toko pakaian ternama buat Rio.
Sejam kemudian, Rio pun mulai terusik dari tidur nya, ia mencari keberadaan wanita yang tadi bercinta dengan nya itu, dan ia menemukan Hye Kyo tengah menyiapkan baju ganti untuk nya.
Rio tersenyum malu mengingat pergumulan panas mereka tadi, ia tersenyum salah tingkah saat Hye Kyo menatap nya.
"Mandi lah, setelah itu kita makan malam bersama, apa kamu tidak lapar?" Tanya Hye Kyo, Rio tak menjawab.
Sret
Ia menyibakan selimut nya dan tubuh polos nya kembali terpampang, tanpa sungkan ia melangkah dengan santai nya menuju ke kamar mandi, Hye Kyo mematung, menatap bongkahan pantat yang padat berotot dan penuh, ia tersenyum sambil menggeleng menyadari tingkah Rio.
"Madam Kyo, dimana handuk ku?" Teriak Rio dari dalam kamar mandi, dan sang wanita pun menyadari jika ia belum menyiapkan handuk untuk kekasih nya, ia segera menyusul ke kamar mandi, dan kembali di buat menelan ludah melihat tubuh tegap Rio yang masih basah oleh air.
Rio pun memakai baju dihadapan Hye Kyo tanpa merasa terganggu sama sekali.
"Rambut mu belum kering sempurna" ujar nya mengambil handuk yang tadi Rio pakai lalu membantu pria itu mengeringkan rambut nya, kini, Rio sudah terlihat sangat rapi, dan tampan tentu nya.
"Mau makan apa?" Tanya Hye Kyo.
"Makan di rumah eomma saja ne?" Jawab Rio, sebagai wanita dewasa, Hye Kyo tentu paham dan mengerti dengan maksud Rio yang akan membawa nya bertemu sang eomma, karena ia sudah pernah memiliki pengalaman sebelum nya.
"Aku sudah memberitahu Rose" lanjut Rio karena sang kekasih hanya diam.
"Baiklah, aku bersiap lebih dahulu" jawab Hye Kyo, Rio keluar dari kamar dan mendapati di meja makan sudah tersedia susu coklat hangat, ia pun meneguk nya sampai habis, sambil memainkan ponsel nya, setengah jam menunggu, sang kekasih pun telah siap.
"Ayo, aku sudah siap" ajak Hye Kyo, mereka pun berangkat ke rumah Rio dengan pemuda itu yang mengemudikan mobil sang kekasih, Hye Kyo menyimpan rasa gelisah, takut dan cemas nya sendiri, ia menyadari memiliki banyak perbedaan dengan Rio, yang bisa saja jadi pemicu atau penyebab ia tak di restui sang calon mertua nanti nya, perasaan Hye Kyo tentu berbeda dengan saat mereka pertama kali di kenalkan oleh Rio, saat itu status mereka bukan sepasang kekasih, tak seperti sekarang, yang mampu membuat Hye Kyo tegang sepanjang perjalanan.
"Eomma itu pandai memasak, apa pun jika di tangan eomma, pasti akan terasa enak" cerita Rio, Hye Kyo menatap wajah samping Rio yang begitu bangga menceritakan sang eomma.
"Jika benar begitu, aku akan menambah nasi dua kali nanti" balas Hye Kyo membuat Rio tersenyum lucu.
"Entah lah, eomma hanya seperti asal-asalan saat menambahkan bumbu, tanpa takaran, tapi hasil nya, selalu diluar dugaan" lanjut Rio yang memutar kemudi mobil memasuki pekarangan rumah nya, pintu utama rumah itu sudah terbuka lebar, menyambut tamu istimewa.
"Eomma, oppa sudah tiba" seru Rose pada sang ibu yang masih menyiapkan makan malam, Tiffany tersenyum lebar menyambut Hye Kyo yang memasuki rumah nya, wanita paruh baya itu meletakan semangkuk sayuran hasil masakan nya sebelum menyapa kekasih sang putra.
"Selamat datang Hye Kyo-yaa" sapa nya.
"Selamat malam nyonya" balas Hye Kyo, ia membawakan lemon cake sebagai makanan penutup mereka nanti.
"Rio mengatakan pada ku jika nyonya menyukai lemon cake" ucap Hye Kyo menyerahkan paper bag pada Tiffany yang berisi lemon cake, Hye Kyo membeli nya dalam perjalanan menuju ke rumah Rio tadi.
"Ah jadi merepotkan" sungkan Tiffany, karena lemon cake biasanya hanya di jual dengan harga mahal di cafe.
"Ayo, silakan duduk" Hye Kyo melirik Rio yang membantu nya menarik kursi untuk di tempati sang kekasih.
"Hari ini eomma membuat menu istimewa, daging masak merah kesukaan oppa, untuk merayakan wisuda oppa" beritahu Rose antusias, Hye Kyo tersenyum menatap Rose yang seperti sudah tak sabar untuk segera menikmati makan malam.
"Gumawo eomma" ucap Rio.
" Rose, ambilkan nasi untuk oppa mu" perintah Tiffany pada sang putri.
"Biar saya saja nyonya" potong Hye Kyo, ia lalu mengambil piring milik Rio, Rose tersenyum lucu menggoda sang oppa, ia tahu jika Rio dan Hye Kyo memiliki hubungan spesial.
"Maaf jika hanya ini yang mampu saya hidangkan" tutur Tiffany.
"Saya justru senang dengan masakan nyonya, karena saya jarang menikmati masakan rumahan khas Korea, dan benar kata Rio, masakan nyonya sangat lezat" puji Hye Kyo.
Mereka mengobrol sambil menikmati lemon cake yang di bawa Hye Kyo tadi, Hye Kyo nampak sesekali melirik ke arah Rio yang sedang bercanda dengan Rose, pemuda itu mengeluarkan dompet nya dan meminta sang dongsaeng untuk mengambil uang saku nya sendiri, dan Rose terbahak senang.
"Oppa yakin?" Tanya Rose masih tak percaya.
"Yakin, oppa akan mulai bekerja di tempat baru dalam beberapa hari ini, jadi ambil lah, tidak apa-apa" jawab Rio
"Mereka memang dekat, jadi tolong makhlumi jika Rose manja pada oppa nya" Tiffany membuyarkan lamunan Hye Kyo yang tengah menatap interaksi sang kekasih dengan dongsaeng nya, ia merasa betah di rumah Rio karena situasi nya yang hangat, dan kekeluargaan, Tiffany dan Rose menerima nya tanpa masalah.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Grow Up, Please
Fanfictionkisah cinta pemuda pethakilan dengan seorang janda kaya raya. Mohon di makhlumi jika nanti ada kesalahan dalam penyebutan sebuah profesi, mohon di maafkan, karena saya masih banyak kurang ilmu, dan cerita ini tidak terfokus pada profesi tokoh utama...