Semenjak berhubungan dengan Rio, Hye Kyo tak lagi mendatangi kedai sendiri untuk membeli americano, ia lebih memilih menyuruh Wendy untuk membelikan nya, karena tak ingin mengganggu Rio, pemuda itu pun mengirim pesan pada sang kekasih.
To My Madam:
Kenapa tak beli sendiri?From My Madam:
Aku hanya tidak ingin mengganggu pekerjaan muTo My Madam:
Kapan aku mengeluh tentang itu pada mu?From My Madam:
Ya memang sejauh ini belum, aku hanya tak ingin itu terjadi, lebih baik mencegah nya bukan?To My Madam:
Jangan mencari alasanHye Kyo meletakan ponsel nya, tak ingin melanjutakan perdebatan dengan Rio, ia hanya tak ingin Rio malu jika hubungan mereka terungkap nanti nya, karena perbedaan usia yang begitu mencolok, tapi Hye Kyo tentu tak ingin mengatakan alasan yang sebenar nya pada sang kekasih, ia hanya ingin menjaga Rio.
Sepulang dari kantor, Hye Kyo menyempatkan diri untuk mendatangi Rio di kedai nya.
To Rio:
Aku tunggu di mobilRio tak membalas, ia mengintip keluar jendela kedai dan melihat mobil sang kekasih terparkir disana.
"Jaehyun-ahh, aku keluar sebentar" pamit Rio pada teman satu shiff nya itu, dan Jaehyun hanya menjawab ok dengan kode tangan nya, kedai sepi, jadi Rio bisa keluar menemui kekasih nya, sang supir membuka kan pintu penumpang belakang untuk Rio, dan menutup nya, ia menunggu di luar atas perintah sang majikan, Rio memasang wajah cemberut, kesal dengan perdebatan mereka lewat ponsel tadi pagi.
Hye Kyo meletakan tangan kanan nya diatas paha kiri Rio dan mengusap nya naik turun, untuk meredakan amarah sang kekasih.
"Maaf jika aku membuat mu kesal, kamu tahu kan, aku bukan lah gadis muda lagi, yang harus setiap saat bertemu dengan kekasih nya, Wendy selalu menceritakan apa yang ia lihat tentang mu setiap pulang membeli kopi, aku tak mengabaikan mu, tapi memang beginilah cara ku memberi perhatian pada mu" jelas Hye Kyo setenang mungkin meski terdengar datar, Rio pun melirik nya, tak ada senyum di bibir sang wanita dewasa, tapi Rio jelas luluh dengan perkataan Hye Kyo.
"Maaf, sudah salah paham pada mu" balas Rio, Hye Kyo mengangguk, ia pun sedikit merapikan rambut Rio sebelum pemuda itu turun dari mobil nya.
"Aku mencintai mu" pamit Rio sebelum turun dari mobil Hye Kyo.
"Ya aku tahu" jawab sang wanita dewasa, Rio pun turun dari mobil, untuk kembali melanjutkan pekerjaan nya, Hye Kyo tersenyum tipis dalam perjalanan pulang nya, seperti ada letupan-letupan kecil di jantung nya, ia memang menyukai Rio, tapi untuk cinta, dia masih belum yakin, karena pernah gagal.
Hye Kyo tak langsung tidur, ia menunggu Rio memberi kabar, tapi sampai nyaris jam sebelas malam, sang kekasih tak kunjung mengirim pesan.
"Mungkin dia sudah tidur" batin nya menatap ponsel yang tak kunjung berdering, ia pun memutuskan untuk tidur, padahal, yang di khawatirkan malah sibuk berpesta di club malam, tanpa sepengetahuan Hye Kyo.
Rio berteriak sambil melompat-lompat mengikuti beat musik, ia sudah setengah mabuk, tapi masih sadar, bersama Jenno, dan Jaehyun, mereka tengah merayakan ulang tahun Seulgi, di club malam, dan pulang nya, mereka mengendarai mobil Jenno bersama-sama, berhubung mabuk, mobil pun menabrak tempat sampah di pinggir jalan, mereka berempat pun di bawa ke kantor polisi untuk di periksa, dan hasil nya, kadar alkohol dalam darah mereka melewati batas.
Kriiiinnggg. . .
Hye Kyo terjaga, karena ponsel nya berdering nyaring, tengah malam begini, ia melirik jam dinding di atas pintu kamar nya, jam 02.23 KST.
Rio is Calling
"Hallo"
"Aku di kantor polisi, bisa tolong aku, maaf merepotkan, karena aku tak mungkin membuat eomma panik malam-malam begini" lirih Rio dari seberang telpon
Deg
Hye Kyo tak langsung menjawab, saking kaget nya, ia sangat mengkhawatirkan kekasih nya, dan tak tahu kemana Rio malam buta seperti ini sampai bisa berada di kantor polisi.
"Hallo?"
"Ya, aku segera kesana"
"Gumawo" suara Rio terdengar berbeda di akhir pembicaraan mereka, membuat Hye Kyo jadi semakin cemas, dan tak sabar ingin segera bertemu dengan Rio, dan dengan terpaksa, Hye Kyo menghubungi pengacara nya Kim Tae Hee.
"Tae Hee-yaa, maafkan aku menghubungi mu malam-malam begini, bisakah kita bertemu di kantor polisi sekarang?"
"Ada apa?"
"Nanti kita bicarakan di sana"
"Baiklah"
Hye Kyo menghubungi pengacara nya sambil berjalan menuju ke garasi mobil nya, sang asisten membuka kan pintu gerbang.
Sesampai di kantor polisi, Kim Tae Hee sang pengacara pribadi sekaligus sahabat nya itu sudah menunggu di teras lobby kantor polisi.
"Aku tidak tahu apa yang terjadi, Rio hanya bilang dia sedang di kantor polisi" ucap Hye Kyo sambil berjalan memasuki kantor, bersama sang pengacara.
Rio sendiri nampak gelisah, ia menopangkan kedua siku nya diatas paha sambil menunduk dan menggaruk kepala belakang nya, di balik teralis besi, sementara yang lain hanya diam dengan wajah kusut mereka, Rio sesekali menghela nafas tak tenang.
"Kamu menelpon siapa tadi?" Tanya Jaehyun
"Madam Hye Kyo"
"Kenapa dia?" Tanya Jenno saling bertatapan dengan Jaehyun dan Seulgi.
"Siapa lagi, hanya dia yang bisa membantu kita"
"Kamu yakin dia mau? Ini hampir subuh Rio" kembali Jaehyun bertanya tak percaya.
"Yakin, dia pasti tak akan membiarkan ku membusuk di penjara"
"Jangan bilang kalian sudah resmi berkencan?" Tebak Jenno, Seulgi memasang wajah penasaran, Rio menatap putus asa teman-teman nya, lalu mengangguk.
"Seulgi-aah, Rio membuktikan ucapan nya" seru Jenno, menoleh pada si beruang.
Sementara Hye Kyo dan pengacara nya tengah berbicara dengan petugas polisi, untuk mengurus kebebasan Rio, tak perlu uang jaminan, karena bukan dia yang mengemudi, tapi sim Jenno harus di tahan untuk sementara.
"Jenno-shii"
"Jaehyun-shii"
"Seulgi-shii"
"Rio-shii"
"Kalian boleh pulang sekarang" ujar petugas yang kemudian membuka kan pintu ruang tahanan untuk para pemuda itu, Hye Kyo menunggu dengan cemas, dibalik wajah datar nya itu, satu per satu mereka keluar, dan Rio adalah yang paling akhir menampakan batang hidung nya.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Grow Up, Please
Fanfictionkisah cinta pemuda pethakilan dengan seorang janda kaya raya. Mohon di makhlumi jika nanti ada kesalahan dalam penyebutan sebuah profesi, mohon di maafkan, karena saya masih banyak kurang ilmu, dan cerita ini tidak terfokus pada profesi tokoh utama...