Rose tiba di rumah keluarga nya, ia tersenyum gembira melihat Rio menyambut nya bersama Paris di halaman.
"Papa?" Paris bertanya untuk meyakinkan diri apakah itu Rose sang penyanyi idola nya, dan Rio mengangguk.
"Bagaimana papa bisa mendatangkan nya kemari?" Polos nya, dan Rio tak bisa menjawab nya.
"Paris!" Seru Rose begitu turun dari mobil nya, yang dipanggil pun bingung, antara tak percaya, kaget, senang semua jadi satu.
Bruk
Rose langsung memeluk Rio yang menggendong sang putri.
"Unnie" lugu nya.
"Bukan unnie, ini aunty sayang" ralat Rose sambil mencubit gemas kedua pipi keponakan nya itu.
"Ayo masuk, sebelum ketahuan oleh paparazi" Rose mendorong tubuh sang oppa masuk ke dalam rumah.
"Aunty" Paris bingung dan tak percaya dipangkuan Rose, ia juga menatap penuh kekaguman pada dongsaeng ayah nya itu.
"Yaa Paris, aunty adalah dongsaeng kandung papa mu" jelas Rose yang membuat mulut Paris menganga terkejut bukan main.
"No way" gumam Paris
"Tapi itu benar sayang" kekeh Rose lucu, ia lalu menciumi pipi Paris saking senang dan gemas nya.
"Ayo aunty tunjukan" ajak Rose, ia lalu membawa Paris ke kamar nya, dan memperlihatkan banyak foto semasa Rio dan Rose kecil, juga foto mereka saat dewasa.
"Waaa" gumam Paris kagum, sekarang ia pun baru percaya.
"Paris ternyata punya aunty penyanyi terkenal" kagum nya, keluguan dan kepolosan Paris selalu berhasil membuat Rose tertawa gemas.
"Papa, Paris mau menelpon mama" pinta sang putri berlari keluar dari kamar aunty nya, Rio pun mengambil ponsel nya, dan mencari nama kontak di Hye Kyo, lalu menelpon nya.
Krriingg. . .
My Prince is Calling
Hye Kyo belum mengganti nama kontak Rio sampai sekarang, apakah ini bukti jika ia masih mencintai Rio?
"Hallo"
"Mama"
"Yaa"
"Mama, ternyata unnie Lee Roseanne adalah aunty Paris, dia dongsaeng nya papa" beritahu sang putri.
"Mama tahu aunty Roseanne kan?"
"Iya, penyanyi itu kan?" Hye Kyo begitu santai dan sabar mendengar celotehan putri nya di telpon.
"Iya ma, yang Paris sering lihat di tv dan tablet mama" sang putri terus bercerita.
"Iya mama tahu, bersenang-senanglah dengan aunty mu ne" pesan Hye Kyo
"Ok, Paris menginap di rumah papa ne?"
"Tidak, Paris harus pulang"
"Pokok nya Paris menginap di rumah papa!"
Sang putri mematikan secara sepihak telpon sang mama, ia lalu kembali ke kamar Rose, dan mengobrol sambil sesekali bercanda, Paris sangat mengagumi aunty nya itu dan tak menyangka jika mereka punya hubungan keluarga.
Makan malam pun tiba, Paris duduk di samping Rose dan masih terus menatap nya kagum, membuat sang aunty salah tingkah.
"Rasanya Paris masih tidak percaya" gumam sang bocah, Rose pun terpingkal.
"Oppa, anak mu membuatku salah tingkah" adu Rose.
"Ayo sayang kita makan dulu" Rio berusaha mengalihkan perhatian sang putri, Paris mengikuti apa pun yang sang aunty makan.
"Biarkan saja, selama itu baik, tak masalah Paris meniru aunty nya" tutur Tiffany yang ikut gemas dengan tingkah lucu cucu nya.
"Aunty, Paris tidur di kamar aunty ne?" Ijin sang bocah, tak peduli dengan larangan sang mama tadi, ia tetap bersikeras untuk menginap di rumah sang ayah.
Tengah malam pun tiba, Rio masih belum tidur dan memilih untuk menonton tv, berjaga-jaga jika sampai sang putri rewel karena tak betah dan meminta pulang, kebetulan hujan turun diluar, Rio pun merapatkan selimut yang membungkus kedua kaki nya.
Breemm . . . Breem. . .
Rio mengerutkan kening nya mendengar ada mobil yang memasuki pekarangan rumah nya, ia pun berdiri dan mengintip nya dari jendela, Hye Kyo nampak berlari kecil menghindari hujan menuju ke teras rumah.
"Madam Kyo" gumam Rio terkejut, ia pun kemudian membuka kan pintu sebelum wanita dewasa itu mengetuk nya.
Ceklek
Hye Kyo terkejut bukan main dan Rio terpesona pada wajah basah sang mantan kekasih, kedua nya saling bertatapan dalam diam.
"Aku ingin menjemput Paris, aku tak bisa jauh dari nya" tutur Hye Kyo, ia memang belum pernah berpisah dengan Paris sebelum nya, jadi wajar jika ia sampai rela mengalahkan rasa malu dan gengsi nya untuk mendatangi rumah sang mantan demi menjemput putri nya.
"Masuklah" Rio membuka pintu rumah nya lebar-lebar, dan mempersilakan Hye Kyo untuk masuk, ia juga mengambil handuk kering di kamar nya untuk Hye Kyo, yang masih berdiri karena Rio belum menyuruh nya duduk.
"Ganti lah baju mu, aku sudah menyiapkan nya di dalam" ujar Rio, karena baju yang dipakai Hye Kyo basah terkena air hujan.
"Aku tak ingin kamu sakit, ganti lah" perintah Rio, tak mau berdebat, akhir nya Hye Kyo pun masuk ke kamar Rio dan menutup pintu nya, untuk berganti baju, sebuah kaos dan celana training panjang milik Rio, yang nampak kebesaran di tubuh Hye Kyo, tapi itu lebih baik dari pada baju basah nya yang tentu saja tidak nyaman jika terus dipakai dalam cuaca dingin seperti ini.
Hye Kyo berdiri dipintu kamar Rio, pemuda itu pun menatap nya, ingin ia tertawa melihat Hye Kyo nampak sangat kecil dengan baju nya, tapi di urungkan, takut Hye Kyo akan marah nanti.
"Aku ingin membawa Paris pulang"
"Aku melarang nya, dia sudah tertidur dan kamu tidak boleh mengusik nya, di luar juga sedang hujan deras" tolak Rio.
"Tapi aku tak bisa tidur tanpa Paris disisi ku" debat Hye Kyo.
"Tidurlah di kamar ku, Paris tak akan kemana-mana, ia di kamar sebelah dengan aunty nya" balas Rio tenang, Hye Kyo terdiam, menyadari Rio tak sekeras dulu, yang akan membalas setiap ucapan nya dengan nada tinggi dan meledak-meledak, ia terlihat lebih tenang sekarang, demi Paris, Hye Kyo pun akhir nya mau menempati kamar Rio, tapi ia tak bisa tertidur, aroma tubuh yang ia rindukan mengganggu nya, sementara pemuda sang penawar rindu pun juga terjaga di sofa depan tv.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Grow Up, Please
Fiksi Penggemarkisah cinta pemuda pethakilan dengan seorang janda kaya raya. Mohon di makhlumi jika nanti ada kesalahan dalam penyebutan sebuah profesi, mohon di maafkan, karena saya masih banyak kurang ilmu, dan cerita ini tidak terfokus pada profesi tokoh utama...