"Ku rasa hitam lebih cocok untuk Rose" ujar Hye Kyo di show room mobil pada Rio.
"Baiklah, kita ambil yang hitam" jawab Rio menyetujui pilihan Hye Kyo, mereka pun lalu ke rumah Rio untuk mengantar mobil nya pada dongsaeng satu-satu nya itu.
"Woah, daebak" seru Rose tak percaya saat Rio datang membawa mobil baru untuk nya.
"Oppa serius?" Rose masih tak yakin
"Tentu saja, ini milik mu" Rio mengulurkan kunci nya pada sang dongsaeng.
"Gumawo oppa" Rose memeluk dan mencium pipi kanan Rio.
"Itu pilihan unnie mu, katakan sesuatu pada nya" ujar Rio, Rose terkikik malu-malu.
"Gumawo unnie" Hye Kyo hanya tersenyum tipis, dan gadis muda itu pun memutari mobil nya, mengamati lebih detail bentuk dan fitur-fitur nya.
Dan akhir nya, berkat dorongan dan bantuan Hye Kyo, Rio pun menerima tawaran sebagai Cupper diperusahaan Dong Wook, Rio mengambil beberapa sampel kopi yang akan ia analisa di rumah, karena jam kantor telah habis, di rumah Hye Kyo, Rio sudah membeli alat yang ia butuhkan, mulai dari timbangan, grinder, dan alat untuk meroasting biji kopi, Rio selalu menggunakan waktu luang nya untuk terus belajar mengenai kopi, mengenali setiap cita rasa nya yang berbeda-beda dan cara penyeduhan nya, ia juga memiliki ruang kerja nya sendiri di rumah Hye Kyo.
Rio terlihat sedang menunggu kopi yang ia roasting matang dengan sempurna, sambil memegang buku di tangan kiri nya, tangan kanan terus memutar alat penggoreng biji kopi, sekian menit, ia pun mulai mendingin kan biji kopi tadi sebelum menimbang nya dan memasukan pada alat menggiling kopi, ia juga telah menyiapkan air panas untuk menyeduh nya.
Hye Kyo memasuki rumah nya, ia baru datang dari kantor, dan melihat mobil sang kekasih di garasi, artinya Rio sudah pulang.
"Di mana Rio?" Tanya nya pada bibi Han yang membuka kan pintu rumah.
"Tuan di ruangan nya nyonya" jawab bibi Han, Hye Kyo pun menyerahkan tas dan jas kerja nya pada sang asisten, lalu menyusul Rio ke ruangan nya, Rio tengah mengaduk kopi yang baru selesai ia seduh, di sebuah gelas kaca kecil, dan mengamati nya dengan serius, lalu menyesap nya.
Set
Hye Kyo memeluk nya dari belakang, Rio yang terkejut pun sedikit menoleh ke belakang.
"Kamu pasti belum istirahat" tebak Hye Kyo, Rio tak menjawab, ia malah kembali menyesap kopi ditangan kanan nya itu, lalu menyodorkan nya pada Hye Kyo yang masih memeluk nya dari belakang, wanita itu pun ikut menyesap nya.
"Enak, aku suka rasa asam nya" ujar nya setelah menyicipi kopi buatan sang kekasih.
"Menurutku juga begitu" balas Rio, Hye Kyo malah ikut tenggelam dengan kesibukan Rio, ikut menjadi orang yang memberi second opinion jika Rio sedikit meragu, bagi penikmat americano, Hye Kyo sedikit banyak tahu mana kopi yang enak dan mana yang tidak.
"Nyonya, makan malam sudah siap" beritahu bibi Han di ambang pintu ruang kerja Rio yang memang terbuka, itu lah sebab nya ia berani menyusul nya, tapi ia menjadi takut dan malu sendiri melihat Hye Kyo tengah duduk di pangkuan Rio sambil meminum kopi di gelas yang sama dengan Rio.
"Yaa" jawab Hye Kyo singkat
"Aku mandi sebentar setelah itu kita makan malam" ujar Hye Kyo, ia beranjak dari pangkuan Rio, dan keluar menuju kamar nya.
Malam nya, Rio tak bisa tidur, terlalu banyak kopi yang ia minun seperti nya, dan Hye Kyo sudah telelap di pelukan Rio, pemuda itu pun kemudian beranjak dari atas ranjang, memakai baju nya, keluar rumah menuju ke sebuah club malam elit.
Hingar bingar musik terdengar memekakan telinga, kedatangan Rio ternyata mencuri perhatian gadis yang dulu pernah mengatakan secara terang-terangan jika Rio itu menarik.
"Sendiri?" Gadis itu menyapa Rio yang tengah memesan minuman di meja bar, pemuda itu tak menjawab, Rio menyandarkan punggung nya di meja bar sambil mengamati sekitar, dan gadis yang menyapa nya tadi nampak menempelkan tubuh depan nya ke arah Rio karena dorongan dari belakang, night club memang ramai setiap kamis malam, karena ticket masuk nya gratis untuk para yeoja, Rio mengerutkan kening nya aneh, jantung nya mulai berdebar cepat, wajah mereka begitu dekat, Rio meneguk bir nya untuk menghilangkan perasaan canggung nya.
"Nama ku Sohee" ujar sang gadis dengan bibir nyaris menempel di bibir Rio, ia sengaja menggoda pemuda itu, yang tentu saja merasa kegerahan, di tambah dada wanita itu menempel di tubuh Rio dan ia merasakan dengan jelas tak ada bra yang membungkus dua benda kenyal itu.
Rio seperti terhipnotis, padahal ia dulu pernah menegur Sohee yang terus menatap nya, tapi kali ini, ia tak melawan saat gadis itu terus berusaha menggoda nya, merasa mendapat lampu hijau, Sohee pun mulai berani menempelkan bibir nya di bibir Rio, pemuda itu menegang, dan Sohee mulai melumat bibir nya, Rio terbuai, ia membalas lumatan Sohee, bahkan ciuman mereka lebih panas dari pada ciuman Rio dengan Hye Kyo, lidah mereka saling membelit dan mengulum, tangan kiri Sohee yang memegang botol bir pun melingkar di bahu Rio, dan tangan kanan nya mulai meraba selangkangan Rio, yang langsung tersadar, ia terkesiap dan menepis tangan Sohee dengan kasar, tautan bibir mereka pun terlepas, wajah Rio berubah marah, ia langsung mendorong tubuh gadis itu menjauh dari nya.
"Menjauh dari ku" hardik Rio marah, ia di landa perasaan bersalah sekarang, dan berjalan cepat meninggalkan night club, Sohee tersenyum miring tanpa dosa, ia menghampiri sofa yang di tempati oleh seorang pria dewasa dengan ponsel nya.
"Woo Bin-shii, anda sudah mendapatkan apa yang anda mau bukan? Sekarang mana bagian ku" tagih Sohee, Woo Bin tersenyum menang, lalu menyerahkan amplop coklat yang sangat tebal isi nya pada Sohee.
"Jika ini adalah cara satu-satunya untuk mendapatkan mu, apa boleh buat" batin Woo Bin puas.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Grow Up, Please
Fanfictionkisah cinta pemuda pethakilan dengan seorang janda kaya raya. Mohon di makhlumi jika nanti ada kesalahan dalam penyebutan sebuah profesi, mohon di maafkan, karena saya masih banyak kurang ilmu, dan cerita ini tidak terfokus pada profesi tokoh utama...