Keesokan hari nya, Paris berlari girang menghampiri sang ayah yang tertidur di sofa.
"Papa bangun, semua sudah menunggu papa di meja makan" bisik Paris di telinga sang ayah, Rio tersenyum lucu meski kedua matanya masih terpejam, ia pun lantas terbangun, dan saat ia hendak ke kamar mandi, Rio sedikit terkejut, karena Hye Kyo sudah di dapur bersama Tiffany eomma dan Rose untuk menyiapkan sarapan.
Dan di meja makan, Rio terus mencuri pandang pada ibu kandung putri nya itu.
"Aunty suka sayur?" Tanya Paris.
"Tentu sayang, sayur sangat bagus untuk tubuh kita, agar tetap sehat dan tidak mudah sakit" jawab Rose.
"Dengar aunty mu Paris" ujar Hye Kyo
"Paris hanya mau sayuran hijau, lain nya itu dia tidak mau" jelas Hye Kyo.
"Kenapa? Lihat, wartel ini juga enak Paris, ada manis-manis nya seperti senyum mu" goda Rose membuat sang keponakan tersipu malu.
"Ayo coba, buka mulut mu" rayu Rose dan Paris pun menurut, ia menerima suapan sang aunty.
"Paris mau ikut papa ke caffe atau ikut mama ke kantor?" Tanya Rio.
"Ikut papa ke cafe" jawab nya semangat.
"Ok, kita antar halmeoni ke pasar dulu ne" ujar Rio, Hye Kyo berpamitan lebih dulu, di susul Rose dan terakhir Rio mengantar sang eomma ke pasar bersama sang putri.
Dan seharian Paris di caffe bersama sang ayah, saat nya ia diantar Rio pulang ke rumah sang mama, Hye Kyo juga sudah menunggu karena sejak kemarin, sang putri sudah menghabiskan waktu nya dengan sang ayah.
"Ayo Paris, dengan unnie dulu" perintah Hye Kyo pada putri nya, unnie adalah panggilan untuk pengasuh Paris.
"Okey ma" gadis itu melangkah riang di ikuti pengasuh nya menuju ke kamar sang mama.
"Aku pulang ya" pamit Rio, dan Hye Kyo pun mengangguk mengiyakan, ia menghela nafas duduk di sofa ruang keluarga, mungkin karena lelah, dua puluh menit berlalu, Paris kembali dengan baju yang sudah rapi.
"Papa?" Panggil nya mencari keberadaan sang ayah.
"Papa pulang Paris" jawab Hye Kyo menoleh pada sang putri
"Tapi papa akan kembali kemari kan ma?" Tanya nya karena Paris pikir, mungkin ayah nya hanya sedang mengambil sesuatu di rumah sang nenek dan akan kembali ke rumah sang mama setelah nya.
"Tidak sayang"
"Papa tidak tidur di sini ma?"
"Tidak"
"Paris mau ikut papa!" Teriak sang putri mulai panik.
"Besok ya"
"Tidak, sekarang, papa!" Teriak Paris berlari ke pintu utama dan berusaha membuka nya sambil menangis, Hye Kyo pun kaget dengan reaksi sang putri.
"Paris" tegur nya, menghampiri sang putri.
"Paris mau ikut papa, Paris mau ikut papa!" Ia mulai histeris, dan terus menggedor pintu rumah nya.
"Besok papa akan datang lagi" Hye Kyo mencoba membujuk Paris dan menarik tangan nya dari pintu tapi sang anak tetap memberontak.
"PAPA!" teriak nya tak mau diam, mungkin Paris takut Rio akan pergi lagi untuk waktu yang lama, jadi dia panik, takut dan histeris, Hye Kyo tak bisa menenangkan nya, jadi terpaksa ia menghubungi Rio untuk meminta nya kembali.
"Hallo"
"Paris menangis mencari mu, dan aku tak bisa menenangkan nya"
"Baiklah, tunggu sebentar"
Rio memutar kemudi mobil nya kembali ke rumah sang mantan, padahal ia sudah hampir sampai di rumah.
"Papa akan segera datang, Paris tenang dulu ne" hibur sang ibu tapi Paris tak langsung percaya.
"Buka, Paris mau menunggu papa di luar" teriak nya masih histeris, tapi Hye Kyo takut sang putri akan melarikan diri nanti.
"Tidak, kita tunggu papa di dalam"
"BUKA!" jerit Paris, dan Hye Kyo tetap pada pendirian nya untuk tak membuka pintu, mobil Rio pun terdengar memasuki pintu gerbang rumah nya, dan Hye Kyo mengintip nya dari jendela, setelah yakin, ia baru membuka kunci pintu dan Paris langsung berlari keluar.
"PAPA!" teriak nya berlari ke arah Rio masih sambil terisak.
Hap
Rio pun menangkap tubuh sang putri dan menggendong nya.
"Sudah jangan menangis, papa di sini" Rio mengusap-usap punggung Paris yang masih sesenggukan.
"Perut Paris bisa kram nanti kalau tidak berhenti menangis" Rio menggendong nya kembali masuk ke dalam rumah, Hye Kyo menatap lega Rio cepat datang, karena Paris memang bisa di bilang sangat jarang menangis, tapi sekali ia sudah dibuat menangis, akan butuh usaha yang sangat keras untuk menenangkan nya.
Paris pun terdiam dipangkuan sang ayah, tapi tak mau melepas pelukan nya.
"Kenapa papa tidak tinggal di rumah Paris?" Tanya sang putri sambil menyandarkan kepala nya di dada sang ayah.
"Tidak bisa sayang"
"Kenapa?"
"Ya suatu saat Paris pasti akan tahu jawaban nya" Rio bingung untuk menjelaskan pada Paris yang masih sangat belia.
"Paris ingin seperti Nancy, yang tinggal dengan papa mama dan saudara perempuan nya" Rio melirik Hye Kyo yang membuang tatapan nya tapi ia mendengar apa yang sang putri katakan.
"Untuk tinggal bersama, orang dewasa harus menikah di hadapan Tuhan terlebih dahulu" jelas Rio.
"Kalau begitu, menikah lah besok dengan mama" pinta Paris polos, Rio gelagapan, ia bingung harus menjawab apa lagi.
"Menikah tidak bisa di lakukan dengan buru-buru Paris" Hye Kyo membantu Rio menjawab.
"Semua butuh perencanaan yang matang, dan itu membutuhkan waktu yang lama, karena menikah itu hanya sekali seumur hidup, jadi persiapan nya pun harus sempurna" lanjut Hye Kyo.
Dan akhir nya, Rio tetap tinggal sampai Paris tertidur lelap.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Grow Up, Please
Fanfickisah cinta pemuda pethakilan dengan seorang janda kaya raya. Mohon di makhlumi jika nanti ada kesalahan dalam penyebutan sebuah profesi, mohon di maafkan, karena saya masih banyak kurang ilmu, dan cerita ini tidak terfokus pada profesi tokoh utama...