"Ayo masuk" ajak Hye Kyo, Rio pun mengikuti langkah kaki sang pemilik rumah.
"Dia di ruang belajar nya" beritahu Hye Kyo, dan Rio bingung dimana ruang belajar sang putri.
"Ruang kerja mu dulu" Rio mengerti sekarang, ia kemudian melangkah menghampiri ruangan tempat sang putri belajar, dan Paris nampak tengah tengkurap diatas karpet sambil mewarnai gambar barbie, Hye Kyo yang berdiri di belakang Rio pun memberi kode pada pengasuh Paris untuk keluar, dan ia pun membungkuk melewati Rio dan nyonya besar.
"Paris" gadis itu langsung terkesiap dan menoleh ke sumber suara.
"Oppa" ia langsung berdiri menyambut kedatangan Rio yang tersenyum lebar ke arah nya.
"Oppa membawakan ku susu coklat kan?"
"Tentu" Rio memamerkan paper bag di tangan nya, ia lalu menghampiri Paris, dan mengajak gadis itu duduk di sofa.
"Sebelum nya, ada yang ingin oppa sampaikan pada Paris.
"Uhum" gadis itu menatap serius wajah Rio yang kini berdiri di hadapan nya, berada diantara kedua lutut Rio.
"Paris pernah berkata jika suatu hari bertemu papa, ia pasti akan langsung mengenali Paris bukan?" Tanya Rio, dan Paris mengangguk.
"Lalu, apa mama memberitahu Paris, bagaimana cara untuk mengenali papa?"
"Hah" Paris menganga, mengingat penuturan sang mama beberapa tahun yang lalu.
"Papa adalah peracik susu terenak" gumam nya tak percaya menatap Rio, Paris baru menyadari jika susu coklat di cafe Rio adalah yang terenak yang pernah ia minum.
"Papa?" Tanya Paris tak percaya, ia melirik ke arah sang mama yang memberi nya anggukan.
"Ya, ini papa" jawab Rio, Paris langsung memeluk leher sang ayah dengan sangat erat, Hye Kyo menyeka air mata nya, terharu menatap pertemuan putri nya dengan sang ayah, Rio pun membalas pelukan sang putri.
"Papa" Suara Paris terdengar serak, dan manja, ia menangis.
"Yaa sayang?" Rio melepas pelukan nya dan menangkup kedua pipi sang putri.
"Kenapa menangis?" Tanya Rio.
"Paris tidak tahu, air mata ini keluar sendiri" jawab nya polos, Rio tersenyum lucu, dengan keluguan sang putri, begitu juga dengan Hye Kyo, Rio pun lantas memangku nya dan mengusap air mata Paris.
"Papa janji akan selalu menjadi orang pertama yang mengusap air mata Paris, menjadi orang yang selalu mengukir senyum di bibir Paris" ucap Rio.
"Paris minum dulu ne" Rio mengambilkan satu gelas susu coklat yang ia bawa tadi, lalu menyodorkan satu gelas lagi ke arah Hye Kyo, dan wanita itu pun akhir nya mendekat, menerima pemberian Rio, lalu duduk tepat di depan ayah dan anak itu, dengan bantuan sang ayah, Paris mulai meneguk minum nya.
"Aku membawakan donat kesukaan mu" beritahu Rio pada Hye Kyo.
"Kamu masih mengingat nya?"
"Tak ada sedikit pun yang aku lupakan jika itu menyangkut tentang mu" jawab Rio.
Hye Kyo mengunyah donat nya sambil menatap ke arah Paris dan ayah nya yang juga tengah memakan donat mereka sambil mengobrol.
Paris terus menempel pada sang ayah, ia sangat manja, wajar, lima tahun dia hidup tanpa kasih sayang seorang ayah, jadi ia melampiaskan nya sekarang.
"Papa?"
"Yaa?" Paris masih berada dipangkuan sang ayah setelah menggosok gigi ditemani Rio tentu nya.
"Kenapa papa tidak tinggal disini bersama mama dan Paris?"
"Paris tak ingin papa pergi lagi"
"Papa janji tidak akan pergi lagi"
Lama-lama, Paris tertidur di pangkuan sang ayah, Rio pun berdiri sambil menggendong sang putri, untuk ia tidurkan di kamar nya.
"Dimana kamar Paris?" Tanya Rio pada Hye Kyo.
"Dia tidur di kamar ku" jawab Hye Kyo, Rio pun membawa sang putri ke kamar mama nya.
"Jangan pulang, besok Paris pasti mencari mu, dia sangat sulit untuk di tenangkan jika sudah menangis" pinta Hye Kyo.
"Baiklah, aku di kamar tamu jika dia mencari ku" jawab Rio.
Keesokan hari nya, Paris langsung terjaga dari tidur nya, ia celingukan seperti tengah mencari seseuatu.
"Mama, apa Paris bermimpi semalam?" Tanya pada sang ibu yang tengah bersiap ke kantor, dan berdandan di meja rias.
"Mimpi apa?" Tanya Hye Kyo menatap sang putri dari pantulan cermin.
"Paris mimpi bertemu papa, dan dia adalah Rio oppa" cerita Paris tak percaya, sang mama tersenyum.
"Tidak, Paris tidak bermimpi, papa di kamar tamu" beri tahu Hye Kyo.
Hap
Paris melompat turun dari atas ranjang, lalu berlari menuju ke kamar tamu, ia tersenyum lebar melihat sang ayah masih tertidur pulas dengan membelakangi pintu, Paris merangkak naik keatas ranjang, lalu mengecup pipi Rio dari belakang.
"Pagi papa" bisik nya, yang membuat Rio langsung terbangun.
"Pagi juga sayang" balas Rio, tangan kanan nya pun meraih tubuh Paris lalu memeluk nya sambil berbaring, gadis itu terpingkal, dan Hye Kyo hanya bisa terdiam mendengar suara tawa Paris yang baru pertama kali nya ia dengar.
"Papa, ayo bangun, buatkan susu coklat untuk Paris" pinta sang putri.
"Cium dulu"
"No, papa belum mandi"
"Hey, siapa tadi yang diam-diam mencium papa saat masih tidur?" Protes Rio, dan Paris semakin tergelak tawa nya.
"Baiklah, papa saja yang cium Paris kalau begitu"
"No papa, Paris tidak mau" teriak gadis itu sambil terbahak kegelian karena Rio terus mengecupi kedua pipi nya bergantian.
"Apa itu suara Paris?" Kaget Tae Hee yang pagi itu berkunjung untuk menanyakan perihal kasus Rio yang akan menuntut test DNA.
"Uhum" jawab Hye Kyo
"Dengan siapa? Aku bahkan baru tahu jika ia bisa tertawa" tanya Tae Hee
"Dia bersama papa nya" jawab Hye Kyo ikut tersenyum mendengar tawa dan teriakan sang putri.
"Rio?" Tae Hee tak percaya, tapi Hye Kyo mengangguk.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Grow Up, Please
Fanfictionkisah cinta pemuda pethakilan dengan seorang janda kaya raya. Mohon di makhlumi jika nanti ada kesalahan dalam penyebutan sebuah profesi, mohon di maafkan, karena saya masih banyak kurang ilmu, dan cerita ini tidak terfokus pada profesi tokoh utama...